Piw ....
Mira sudah update yaw
Spesial di malam minggu
Selamat membaca semuaaTandai typo, yah
***
Dinginnya angin malam ditambah dengan pendingin ruangan yang diatur dengan suhu di atas dua puluh derajat celcius cukup menusuk ke dalam kulit dan membuat Caca yang semula terlelap tenang menjadi terusik akibat dingin yang menerpa tubuhnya.
"Uhh, dingin," ujar Caca sembari meraba-raba dimana selimutnya berada untuk membungkus dirinya agar tidak kedinginan. Namun yang dicari tak kunjung ditemukan tapi Caca menemukan dan meraba yang lain.
"Apa, nih?" Caca menekan-nekan benda aneh yang dingin dan kenyal dengan jari telunjuknya. Mata sipitnya mengarah pada benda yang ia raba itu.
"Kyaaa! Mph," teriak Caca lalu membekap mulutnya sendiri. Ia meraba perut Rasya yang tersingkap oleh baju yang dikenakannya. Sedikit sih, tapi tetap aja.
"Ih. Untung bukan," jeda Caca lalu melirik perut Rasya bagian bawah, "itunya," sungut Caca kesal lalu menarik baju Rasya yang tersingkap menutupi perutnya kembali.
Caca hendak beranjak untuk mengambi selimut yang berada di sofa yang berada di depan kasurnya. Lampu kamar yang masih menyala memudahkannya untuk menemukan selimut yang masih dibungkus plastik. Sepertinya baru diambil dari tempat laundry khusus atau memang disimpan seperti itu oleh Bi Siti. Biar gak berdebu, mungkin. Namun, pergerakan Caca terhenti saat binarnya menatap wajah Rasya. Wajah yang damai dalam tidur lelapnya. Tanpa sadar tangan Caca bergerak mengusap pipi dingin Rasya juga menggusar rambut yang menutupi dahi dan mata Rasya. Jika dilihat begini ... Rasya itu tampan juga, yah. Ya jelas tampan dong, 'kan anak Mama Valen dan Ayah Renald.
Sebentar.
Berarti Caca gak mimpi kalau Rasya adalah kembarannya. Dan frame foto itu ....
"Dimana, ya?" cicit Caca sembari membalikkan bantal-bantal. Siapa tau tertimpa atau terselip disana. Dan karena pergerakan Caca membuat Rasya terusik dari tidurnya.
"Um, kenapa?" ujar Rasya yang tengah mengucek matanya. Mungkin terkejut karena langsung berhadapan dengan sinar lampu yang tepat di depan matanya.
"Engga ada apa-apa, kok. Lanjut tidur sana," jelas Caca yang dijawab dengan anggukan kecil oleh Rasya lalu mengambil posisi nyaman untuk kembali tidur. Sepertinya Rasya amat sangat mengantuk.
Aha, itu fotonya. Frame foto itu ada di dekapan Rasya. Namun sudah dilepas Rasya dan digantikan dengan memeluk guling. Caca mengambil dan menatap foto itu sekali lagi. Ew, ada air. Kayaknya bekas air mata. Atau air liur, mungkin.
Kalau ada air gini di kaca foto berarti, yang nangis - nangis tadi beneran.
"Keluarga Caca kembali, Ya Allah." Caca tersenyum dengan senyum terbaiknya yang sudah sangat lama tak ia tampilkan. Ia merasakan bahagia yang bukan seperti biasanya. Tapi, hati Caca punya getaran tersendiri terhadap Rasya. Senang mengetahui kalau Rasya adalah kembarannya tapi sedikit kecewa karena Caca jatuh cinta dengan Rasya.
***
Tidak memilih untuk kembali tidur setelah terbangun akibat dinginnya kamar, Caca memilih menuju dapur setelah menyelimuti Rasya dengan selimut ungu kesukaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sad Girl (Revisi)
Ficção AdolescenteCerita pertama Amira Mazaya (Tahap revisi) Hidup dengan bergelimang harta serta eksistensi yang tiada henti. Masyarakat terkagum-kagum pada mereka. Berbagai pujian terlontarkan di dunia nyata maupun dunia maya. Tetapi, tentu saja ada sorot iri dan b...