sad girl |12

182 34 7
                                    

💜Happy reading💜

***

"Asya, udah ngerjain tugas fisika belum?"

Sinar jingga mulai mengucapkan sampai jumpa dan berganti dengan sinar rembulan. Sepulang sekolah Caca langsung ikut Rasya menuju rumah sakit tempat Ayah Renald dirawat.

Ia bosan, karena mendadak Mamanya harus terbang ke luar negri untuk menyelesaikan kasus tinda pidana yang melibatkan lagu terbarunya. Beritanya sedang sangat viral, katanya lagu Mamanya menjiplak lagu orang lain. Semoga saja tidak.

"Belum. Kan hape Asya di Apartement." jawab Rasya sambil menyapu kamar rawat Ayah Renald.

"Oh."

Setelahnya Caca kembali membaringkan badannya di sofa kamara sambil mengunyah camilan yang ia dan Rasya beli saat pulang sekolah tadi.

"Caca? Memang benar ya, Mama Valen jiplak lagu orang?" Ujar Ayah Renald membuka suara, bertanya pada Caca.

"Katanya sih gitu, Yah. Tapi, kayaknya enggak deh. Ya, kali Mama mau gitu." Jawab Caca.

"Setuju," timpal Rasya, " tante, eh maksudnya Mama Valen gak munkin buat lagu niruin punya orang."

Caca dan Ayah Renald mengganguk setuju. "Pun, sekarang tinggal sidang akhir. Beritanya gak benar, udah jelas," tambah Caca.

Karena gue yakin, Valen gak akan melakukan hal jahat yang merugikan orang lain hanya karena mengingnkan ketenaran. Ia tidak sejahat yang orang pikirkan. Ya, sesuai yang lo ceritain, Rey, batinnya lalu tersenyum simpul.

***

Handphone Caca berdering kala ia tengah makan malam bersama Rasya dan Ayah Renald. Ia benar-benar malas pulang ke rumah. Tapi tenang, dia sudah berganti pakaian kok, sudah mandi. Semuanya berkat Pak Joko yang menyiapkan banyak barang Caca di mobil jika sewaktu-waktu ada job panggilan.

Oh, ini video call dari Mama Valen.

"Siapa yang nelpon, Ca?" Tanya Rasya.

"Muamua!" Jawab Caca dengan mulut penuh.

Dahi Rasya berkerut, "siapa?" Tanyanya ulang.

"Ih! Mama!" Teriaknya kesal.

"Oh, Mama," Rasya mengganguk santai, "Asya angkat, ya."

"Serah."

Rasya pun menggeser tombol hijau pada handphone Caca.

"Halo!" Ujar Valen membuka pembicaraan dengan senyum mengembang.

"Halo, Ma!" Jawab Rasya antusias.

"Caca sama Ayah mana?"

Rasya langsung mengarahkan camera kearah Caca juga Ayahnya. Caca hanya melihat sekilas lalu melanjutkan makan. Sedangkan Ayah Renald exited banget melambaikan tangan entah kemana.

"Yah, liatnya ke sini." Sela Rasya sambil menunjuk layar depan handphone Caca yang seketika jadi hak miliknya.

"Wah, ada Mama Raisa. Halo, kok didalam hape?" Tanya Ayah Renald binggung.

Tunggu...

Uhuk! Uhuk!

Caca langsung tersedak dan meminum gelas berisi air agar tenggorokannya lega.

Lalu, bagaimana dengan Rasya?

"Iya, yah. Kok Mama di dalam hape?"

Rasya juga bertanya hal yang sama.

Sad Girl (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang