Jangan lupa follow amiramazaya_
Tinggalkan jejak vote dan comment, makasi.
Selamat membaca🌟
*
"Ih, diingatin lagi!" Teriak Caca kesal sambil memukul handphonenya di sofa yang ia duduki.Rasya hanya memalingkan pandangannya malas. "Siapa suruh mengajukan diri jadi perwakilan memasak. Padahal masak aja tidak bisa." cibir Rasya cukup pedas.
Tak terima dikirtik Caca pun membalas.
"Ya suka-suka aku lah! Salah si cabe juga sih, nantangin aku segala."
"Cabe? Siapa?"
"Ih! Bodo' lah."
Caca kesal, sangat kesal. Rasya tidak sama sekali memberi solusi padanya. Mana Mama masih di luar negri, mana bisa dia minta bantuan. Lagipula Caca tuh mager banget buat masak. Lebih baik dia nyanyi daripada harus belajar masak.
Bukan, bukan gitu. Lebih tepatnya dia binggung minta diajarin siapa. Bi Siti? Haiz, kerjaan dia banyak ntar yang ada Caca cuma ngeribetin doang. Kalau gitu Caca juga gamau.
Mendengar kegaduhan membuat Ayah Renald yang tengah terlelap sedikit terusik dan membuat dirinya jadi membuka mata.
"Kenapa, Asya?" tanya Ayah Renald sembari duduk dari pembaringannya.
"Eh, ayah udah bangun?"
Rasya bergegas mendekat untuk membantu Ayah Renald duduk dan menegakkan dipan menjadi sandaran punggung saat ayah duduk.
"Itu yah, Caca ikut lomba memasak. Tapi dia tidak pernah masak." ujar Rasya malas.
"Terus, kenapa ikutan?"
"Katanya gara-gara si cabe."
"Cabe?"
Seketika Renald jadi binggung, siapa cabe?
"Ih, bisa gak sih sekarang tuh nyariin solusi, bukannya ngehujat!"
"Ih, siapa yang menghujat?" balas Rasya sengit.
"Udah-udah. Jangan berantem dong." ucap Ayah Renald menenangkan.
"Gimana mau tenang, yah. Kalau acaranya satu minggu lagi." ujar Caca dengan raut wajah panik, kebinggungan.
Renald tampak berpikir sejenak.
kayaknya bisa juga, nih.
Senyum Renald mengembang, "gimana kalau Ayah Renald ajarin masak?"
"Ha?!"
***
"Ayah yakin?"
Raut khawatir kentara sekali terlihat di wajah Rasya, begitu juga Raisa.
Renald tersenyum. "Iya, yakin. Lagipun Ayah juga mau sekalian olahraga, biar lebih cepat sehatnya."
"Tapi Ayah jangan langsung lari-lari, ya." Ancam Rasya dengan mengacungkan telunjuk pada Renald agar sang Ayah menurutinya.
Renald mengangguk dan memberi hormat, "siap kapten!" Seru Renald senang.
Di sisi lain Caca hanya memandang malas tanpa ekspresi. Benar-benar datar dan tidak ikut merasakan suasananya.
Padahal, hati kecil Caca sangat kegirangan. Ayah Renald dan Rasya sangat lucu dan menggemaskan di waktu yang bersamaan. Apalagi Rasya, yang dengan sok galaknya menakut - nakuti Ayah Renald dengan ancamannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sad Girl (Revisi)
Teen FictionCerita pertama Amira Mazaya (Tahap revisi) Hidup dengan bergelimang harta serta eksistensi yang tiada henti. Masyarakat terkagum-kagum pada mereka. Berbagai pujian terlontarkan di dunia nyata maupun dunia maya. Tetapi, tentu saja ada sorot iri dan b...