Partnya lumayan panjang, spesial buat kalian yang masih terus nungguin part terbarunya, makasih🤗
Tetap pakai masker ya! Dan jangan keluar rumah kalau gak penting-penting banget. Oke👌
Happy reading
And don't forget,Vote!***
Sepulang sekolah Valen mengabari Caca untuk mengajak Rasya ikut pulang dengan Pak Joko karena Valen sedang berada di Rumah Sakit.
Iya, sejak tadi siang Valen enggan beranjak pergi dari ruang rawat inap Renald. Katakan ia ingin melepas rindu lama pada seseorang yang memberikan ia kesan awal pertemuan yang memang berbeda dari yang lainnya.
Mendengar hal tersebut membuat Caca senang. Ah, baru kali ini ia suka mendengar kabar yang Mama Valen bawakan untuknya.
Langsung saja ia memasukkan semua buku ke dalam tas lalu menyandangkannya ke bahu, bersiap untuk menarik Rasya dari si pelakor tak tahu diri itu, Zarga.
Tapi, tunggu ...,
tadi kan dia lagi ngambek sama Rasya, masa sekarang datang-datang seneng terus narik dia gitu aja?
Mana ngajakin pulang bareng lagi. Kan kesan nya jadi Caca yang aneh. Kan emang aneh sih.
"Mau pulang, Ca?" tanya Rasya menghentikan pergerakan Caca. Ia menolehkan kepala lalu mengganguk singkat.
"Eum, ikut, ya. Disuru sama tante Valen."
Dan lagi, Caca hanya mengganguk singkat tanpa berkspesi lebih lalu melangkah duluan meninggalkan Rasya yang masih sibuk memasukkan peralatan sekolah.
Sumpah, ya. Peka banget lu jadi orang. Kalau gitu kan gue gak perlu susah-susah. Stay cool girl, batin Caca senang.
"Ca, hp nya tinggal nih." Teriak Rasya dari dalam kelas.
"Duh! Pake' ketinggalan segala lagi, apa gak makin salting tuh!"
Dasar Zarga gila!
***
"..., iya Nyonya. Oke, sip. Berarti langsung aja ya? Baik Nyonya."
Pembicaraan Pak Joko melalui telepon genggam pun usai bersamaan dengan Caca yang langsung memasuki mobil lalu di ikuti Rasya.
Ekspresi keduanya menggambarkan suasanya yang sangat berbeda. Dimana Caca dengan muka yang pura-pura di tekuk seram dan Rasya dengan muka yang biasa saja, seperti orang normal.
Kayaknya, emang Raisa ini gak normal.
"Ca, tadi soal matematika yang nomor 12 kamu jawabannya apa? Aku belum sempat jawab tadi, soalnya bantuin Zarga terus," ujarnya dengan wajah lesu dengan bibir yang ia poutkan, imut.
Imut. Tapi kan ini masih Sceen marah. Harus tetep perfect dong marahnya. Ya kan?
"Min 23."
"Kok minus? Asya sama Zarga tadi sempat cari dan dapatnya positif 5."
Caca hanya menggedikkan bahunya acuh, tanda tidak peduli apalagi yang sudah menyangkut si Zarga cabe itu.
Ih, ewh banget.
"Ca, aku suka kam--"
***
"Gimana tadi sekolahnya?"
Ya, begitulah sambutan Valen tepat saat Caca dan Asya membuka pintu, memasuki ruang rawat Renald.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sad Girl (Revisi)
Genç KurguCerita pertama Amira Mazaya (Tahap revisi) Hidup dengan bergelimang harta serta eksistensi yang tiada henti. Masyarakat terkagum-kagum pada mereka. Berbagai pujian terlontarkan di dunia nyata maupun dunia maya. Tetapi, tentu saja ada sorot iri dan b...