🗣Lebaran udah makin deket aja, nih. Udah nyiapin apa aja buat lebaran tahun ini?
Anyways, happy reading all💜
🧘♀️🧘♂️
"
Bagusan apa ya, Bi?" tanya Caca untuk yang kesekian kalinya.
Bi Siti mengehela napas. "Bibi engga' tau, non."
"Yah!" cebik Caca kesal, "Bibi gak asik, ih. Bantuin Caca dong!" Bujuknya Pada Bi Siti yang tengah mengelap meja ruang tamu.
"Duh, gimana ya, non. Bibi beneran gak ngerti sama yang begitu."
Dan, berakhirlah dengan Caca yang ngambek di ujung sofa ruang tamu dengan posisi wajah yang menghadap badan sofa sembari meringkuk layaknya anak kecil.
"Waduh! Bisa panjang urusannya." Batin Bi Siti dan berlalu untuk mengurus dapur.
***
Makan malam sudah tertata rapi diatas meja makan dikediaman Kenziano's family. Malam ini Valen akan makan dirumah, maka dari itu banyak hidangan yang sudah disiapkan Bi Siti bersama pembantu lainnya."Non, udah atuh. Jangan marah, dong. Nanti bibi kena marah, non," Bi Siti memohon pada Caca yang sejak sore tadi masih berdiam diri di sudut sofa. Masih ngambek ceritanya.
"Biarin," ketus Caca.
Bi Siti hanya bisa menggaruk kepala. Inilah yang terjadi bila ia tak membantu nona Raisa, selaku anak dari majikannya.
Suara mobil terdengar memasuki halaman rumah. Sepertinya Valen sudah datang. Para pembantu segera bergegas merapikan sisa pekerjaan mereka agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Bi Siti!"
Panggil Valen seraya memasuki rumah. Kali ini ia tidak sendirian. Dibelakangnya ada sosok remaja pria yang mengekori Valen memasuki rumah.
"Caca. Kamu ngapain disitu, nak?"
Tak munkin Valen tidak lihat bagaimana anak semata wayangnya itu duduk meringkuk diujung sofa dengan wajah yang ditutup bantal. Terlihat tidak baik-baik saja bukan.
Bi Siti, terkutuklah engkau sebentar lagi.
"Sayang, nih ada Rasya loh dateng. Masa ga' mau disambut."
Caca terlonjak kaget setelah mendengar penuturan Mamanya. Lantas ia berdiri dan, tadaaaa. Rasya sudah dihadapannya sekarang.
"Halo, Caca!" ujarnya seraya tersenyum manis.
"Eh, iya."
Caca menggatuk kepalanya untuk mengilangkan rasa malu. Aish, bisa-bisanya dia menyelenggarakan ajang 'ngambek' di saat Rasya datang kerumahnya.
"Yaudah, makan yuk! Ntar makin malem malah males makannya."
****
"Asya ngapain kesini?"Belum sempat Rasya membalas Valen sudah menyalipnya lebih cepat.
"Emang Rasyanya ga' boleh kesini?"
"Eh. Bu--bukan gitu. Caca nanya aja, kok. Kirain kenapa, gitu."
"Ya, ga' apa-apa. Kasian aja liat Rasya sendiri jadi, Mama ajak kesini biar bisa main sama kamu. Iya kan, nak?"
Rasya mengganguk, "iya, tan -- eh, Mama."
"Hahaha! Masih belum terbiasa ya, nak? Engga' apa, kok."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sad Girl (Revisi)
Teen FictionCerita pertama Amira Mazaya (Tahap revisi) Hidup dengan bergelimang harta serta eksistensi yang tiada henti. Masyarakat terkagum-kagum pada mereka. Berbagai pujian terlontarkan di dunia nyata maupun dunia maya. Tetapi, tentu saja ada sorot iri dan b...