Hai hai hai
Miraosaurus come back🦕Happy reading
*
“Ayo dong, Ca. Temenin,” bujuk Haina dengan penuh kelembutan, cinta, dan kasih sayang. Juga pelukan hangat yang melingkari badan Caca. Yang pastinya hal itu akan dihadiahi dan kali ini adalah gelitikan di bagian sensitif Haina, perutnya. Ya, kali ini aja sih. Kalau biasanya paling pukulan atau kata-kata manis dari Caca yang terlalu manis untuk sebaiknya tidak didengar.
“Hua! Caca! Jangan, hei! Jangan! Ih! Geliii!”
Haina terus menghindari serangan Caca yang terus saja menuju perut tumy-nya. Ia paling tidak tahan geli.
“HAA! CACA! HIAK!” Dengan sisa tenaga Haina menangkis tangan Caca yang sedang mengarah pada perutnya.
“Aduh!” Haina terlalu keras hingga sikutnya Caca menyenggol ujung meja. Tau kan gimana rasanya? Seperti kesetrum.
“Awh. Sakit!” rengek Caca sambil mengelus sikutnya. Tidak luka, namun sepertinya akan membiru akibat benturan tersebut.
Haina tentu mendadak panik. Panik kalau gara-gara ini rencana dia jadi gagal. Padahal kan dia udah siap banget buat jadi bestie-nya Caca dan Rasya saat fakta kalau mereka adalah kembar Kenziano terkuak. Ntar Haina bakal nemenin mereka berdua buat di undang di berbagai acara-acara gosip. Ya, kalau dia diajak sih. Emang dasar Haina.
“Eh, Ca. Maaf, Ca. Maaf. Yang mana yang sakit? Ini?” tanya Haina dengan telunjuk yang mengarah pada sikut Caca.
“Enggak. Pala gua yang pusing,” kesal Caca setelah mendengar pertanyaan bodoh Haina yang pastinya tanpa ia jawab pun sudah tau kenyataannya. Eh, ngomong-ngomong soal kenyataan,
Bisa gak sih Rasya itu gak usah jadi kembaran Caca. Agak nyes aja gitu pas tau.
Ya karena pada kenyataannya baik Caca maupun Rasya masih sangat sulit menerima fakta yang selama ini mereka cari bahwa mereka adalah saudara kembar.
***“Ngapain sih kesana? Jauh dodol,” sungut Caca kesal karena Haina terus berusaha membujuknya untuk pergi ke Villa yang tertelak di pinggiran kota. Memang sih disana udaranya sejuk dan nyaman tapi ini mendadak banget dan Caca terlalu males buat siap-siap kalau waktunya udah mepet kayak gini.
“Males, Na,” rengek Caca. Tak lupa dengan muka yang ditekuk dan bibir monyong lima senti.
“Huhu, ayok dong, Ca. Sekalian party buat ultah lo. Ntar disana gua ajakin deh ketemuan sama Kak G. Gua baru kenalan sama dia. Dan kita emang pengen ketemuan di sana. Jadi temenin yaa.” Haina kembali membujuk dengan bujukan-bujukan mautnya dan juga dengan embel-embel Kak G yang entah siapa itu.
“Ngapain party-party-an. Enakan dirumah doang sama Mama. Lagian Mama baru pulang, gak akan boleh,” tolak Caca berusaha mencari alasan. Namun, otak mungilnya menangkap ulang perkataan Haina tadi.
“Wait. KAK G SIAPA LAGI, HEY!” teriak Caca heboh.
“EH, ASTAGA!”
Dan, berakhirlah Caca disini. Sedang dalam perjalanan menuju daerah pinggir kota yang kata Haina disana ada Villa bagus banget view-nya dan susah banget buat booking tempat tersebut saking viralnya dan katanya lagi, ini adalah surprise yang udah Haina siapkan spesial ultahnya Caca. Cuma Caca. Jadi Rasya enggak ikutan. Rasya aja gak ikutan apalagi Zarga. Awalnya Caca menolak mentah-mentah ajakan tersebut. Bahkan beralibi bahwa dirinya tidak akan dibolehkan oleh Mamanya tapi kali ini ia malah kena batunya. Ya, walau setelah selama ini akhirnya salah satu impian Caca tercapai yaitu dapat menghabiskan banyak waktu bersama teman-teman tapi kali ini Caca mau banget kalau dilarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sad Girl (Revisi)
Teen FictionCerita pertama Amira Mazaya (Tahap revisi) Hidup dengan bergelimang harta serta eksistensi yang tiada henti. Masyarakat terkagum-kagum pada mereka. Berbagai pujian terlontarkan di dunia nyata maupun dunia maya. Tetapi, tentu saja ada sorot iri dan b...