Bagian 12

1.9K 195 38
                                    

Hari bergulir begitu cepat, masa-masa awal kehamilan bisa Krist lalui dengan mudah, tentu saja dengan bantuan Singto, pria itu selalu ada saat Krist membutuhkan sesuatu. Bahkan, Singto memberikan apa yang sebenarnya belum terlalu dibutuhkan untuk saat ini, seperti stroller dan box bayi.

Krist hanya bisa menggelengkan kepala saat Singto membawa beberapa peralatan bayi yang belum terlalu dibutuhkan. Usia kandungan Krist bahkan belum genap dua bulan, tapi peralatan sudah hampir lengkap. Bahkan kamar bayi pun sudah disiapkan oleh Singto.

Singto juga memberikan banyak perhatian untuk Krist, pria itu sudah seperti alarm yang setiap hari menjadi pengingat untuknya melakukan sesuatu, seperti mengingatkan makan, mengingatkan minum susu dan vitamin, juga mengajaknya untuk berolahraga secara rutin.

Singto juga menyuruh Krist untuk berhenti dari pekerjaannya, mengingat usia kehamilannya yang masih rentan akan bahaya. Awalnya Krist menolak, siapa pria itu hingga berani mengatur hidupnya? Namun, Singto sudah mengirimkan surat pengunduran diri ke toko Gun tanpa sepengetahuannya. Pria itu memang suka berbuat seenaknya sendiri.

Kekesalan Krist semakin hari semakin meningkat. Semuanya berjalan tidak sesuai dengan perjanjian awal. Dalam kontrak, Singto hanya menyewa rahim Krist, tapi seiring berjalannya waktu, pria itu seperti membeli seluruh hidupnya.

Pergerakan Krist begitu terbatas, Singto memperbolehkan keluar hanya jika bersama dengannya. Hal itu membuat Krist tidak nyaman, karena ia tidak bisa leluasa untuk pergi kemana yang ia mau. Seperti saat ini, Krist sedang ingin sekali makan nasi goreng langganannya, tapi Singto belum juga menunjukkan batang hidungnya.

Apa ini yang dinamakan ngidam?

Krist menyalakan televisi di kamar untuk mengalihkan ngidamnya sementara. Ia mengganti-ganti channel untuk menemukan tayangan yang cocok dengannya. Sampai pada channel tertentu, Krist berhenti beralih. Televisi itu menampilkan acara talk show dengan bintang tamu Singto dan Nutcha.

Dalam acara itu, mereka sedang membahas tentang kehamilan Nutcha. Memang beberapa hari yang lalu jagat maya dihebohkan oleh Nutcha yang mengunggah testpack dengan dua garis merah. Postingan itu mendapatkan tanggapan positif dari warga internet dan banyak juga yang memberinya selamat.

Fansclub Nutcha juga banyak mengirimkan hadiah sebagai ucapan selamat dan kegembiraan mereka karena artis kesayangannya akan memiliki momongan. Rumah besar itu kini seperti gudang penyimpanan hadiah karena saking banyaknya.

Krist merasa sedikit iri, harusnya ia yang mendapatkan semua itu, 'kan dirinya yang sedang mengandung. Tapi kembali lagi, Krist bukan siapa-siapa, jangankan hadiah, ucapan selamat saja tak ada yang memberikan.

Tunggu.. kenapa ia harus merasa iri? Bukankah ia tidak menginginkan bayi itu?

Krist langsung menggeleng cepat untuk mengusir pikiran aneh itu dari kepalanya. Krist tidak butuh ucapan selamat atau hadiah, lagipula ia tidak bahagia dengan kehamilannya. Krist hanya menjalani setengah hati hanya untuk uang.

Pria itu terus menatap televisi, mendengarkan semua kata yang terucap dari keduanya. Krist tertawa kecil saat melihat kemesraan yang mereka tunjukkan didepan kamera, seakan mereka adalah pasangan yang sempurna. Keduanya pintar menipu.

Krist tau semuanya, tidak sekali dua kali ia mendengar Singto dan Nutcha sedang bertengkar. Krist hanya diam dan tidak peduli, ia tidak ingin mencampuri urusan rumah tangga orang lain. Urusannya sendiri saja rumit, mengapa harus susah-susah mengurusi orang lain?

"Bagaimana reaksi semua orang kalau tau Nutcha pura-pura hamil, ya?"

***

Derap langkah cepat diambil pria tampan saat ia sampai dirumah, tujuannya adalah kamar Krist. Ia ingin memastikan bahwa Krist telah melakukan semua hal dengan benar meski saat dirinya tak ada.

Surrogate [SingtoxKrist]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang