Bagian 6

2K 197 27
                                    

Hari berganti hari, minggu berganti minggu, hingga satu bulan berlalu, masih belum terdengar kabar bahagia yang muncul di telinga pria tampan itu. Hasil pemeriksaan setiap minggu tak menunjukkan tanda positif. Singto kesal, dirinya merasa ditipu.

Langkah cepat diambil Singto ketika sampai di rumah, tujuan utamanya adalah kamar yang ditempati oleh Krist. Pria itu membuka dengan kasar hingga membuat sang empunya kamar terlonjak kaget. Mata Singto menajam, rahangnya mengeras dan mukanya merah padam.

Tangan Singto dengan cepat meraih kerah kaos yang digunakan Krist hingga membuatnya terhuyung ke depan. Krist sedikit takut melihat kilatan amarah yang ditunjukkan oleh Singto. Apa yang akan dilakukan pria itu padanya?

"Kau menipuku?"

"Aku bilang aku bukan penipu, kenapa kau tidak percaya?"

"Karena orang miskin sepertimu akan melakukan apapun demi uang!"

"Aku memang miskin, tapi aku tak pernah mencari uang dengan cara menipu!"

"Oh begitu? Baiklah, mari kita buktikan kalau kau bukan penipu."

TW⚠️
NSFW, mature content, Sexual Harassment🔞
Harap bijak dalam membaca.

Singto mendorong tubuh Krist hingga jatuh terlentang dikasur. Pria itu sangat terkejut saat Singto membuka jas dan kemeja yang ia kenakan. Krist ketakutan saat Singto tiba-tiba menjatuhkan diri keatas tubuh Krist dan mengukungnya.

"A-apa y-yang kau lakukan?"

Singto tidak menjawab tapi langsung menyambar bibir merah milik pria dibawahnya. Menghisap, menjilat dan melumat. Krist tentu saja meronta tak karuan, tangannya memukul bahu Singto agar melepaskannya. Kakinya menendang berantakan untuk mencari cela agar bisa terlepas, tapi apa daya, tenaga Singto lebih besar darinya.

"Mppthh lep-- mpptt lepas."

Sembari melumat bibir Krist, tangannya bergerak untuk merobek kaos tipis milik pria manis itu. Krist terus meronta, pipinya sudah basah karena air mata. Tangan Singto dengan kurang ajar memainkan dua tonjolan di dada Krist secara bergantian. Takut, Krist benar-benar takut.

"Lepas breng-- mpptth lepas."

Krist berucap sembari terisak, bibirnya terus dihipas hingga terasa kebas. Tapi Krist masih belum menyerah, ia akan terus berusaha sampai bisa lepas dari pria itu. Tangannya memukul pundak Singto, kakinya mencoba menendang kejantanan pria itu.

Tangan Singto bergerak semakin ke bawah, mencari benda pusaka milik pria manis itu. Singto menggenggam penis Krist dan mengocoknya pelan. Tegang, itu yang dirasakan Singto. Pria itu semakin mengocoknya dengan ritme yang cepat, hingga membuat Krist semakin bergetar ketakutan.

Penis itu tegang bukan karena Krist menikmatinya, tidak sama sekali. Tapi semua itu adalah reaksi alami pada tubuh manusia saat mendapatkan sentuhan seduktif di bagian sensitif.

Krist tidak bisa berbuat apapun, kedua tangannya terikat, entah sejak kapan pria itu mengikat tangannya, sehingga saat ini Krist tidak bisa bergerak leluasa. Sungguh, pria sombong itu benar-benar gila.

"Lepassshhh.. aku mohon."

"Tidak, aku sudah lelah menghadapimu, kau hanya membuang-buang uangku!"

"Kita lakukan sekali la--nnghh.. gi, a-aku janji akan ham-- AKKHH."

Singto meloloskan satu jarinya masuk kedalam lubang Krist dan bergerak kasar. Tangis Krist semakin pecah, perasaan takut dan sakit bercampur menjadi satu. Tenaganya semakin lama semakin terkuras, ia tak mampu lagi melawan Singto.

Surrogate [SingtoxKrist]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang