-29

1.1K 76 2
                                    

"papi" Arfan kembali menengok ke arah perempuan yang sekarang menjadi istrinya.

"Rissa melihat Ibu dan Vino berada disini" Ucap Rissa yang masih mengedarkan pandanganya menatap para tamu.

"Biarkan saja, selagi mereka tidak membuat ulah kamu tidak perlu khawatir" Ucap Arfan menggenggam tangan Rissa.

"Bukan seperti itu ih" Ucap Rissa kesal karena Arfan tidak paham maksudnya

"Lalu?"

"Papi tidak ingin menemui mereka?" Tanya Rissa menatap Arfan.

"Tidak perlu, untuk apa menemui, Mereka tidak membuat ulah saja papi sudah bersyukur" Ucap Arfan santai.

Bukan apa apa, Mengingat bagaimana santainya sikap Vino saat mereka bertemu terakhir kali membuat Arfan naik darah, Dia tidak menyangka putranya itu bisa sesantai itu menghadapi masalah yang dia buat.

Mendengar apa yang suaminya katakan, Rissa memukul pelan paha Arfan membuat lelaki itu mengaduh karena terkejut.

"Papi gimana sih, Dia itu masih keluarga papi, apalagi Vino" Ucap Rissa.

Walaupun dia masih trauma bertemu dengan mantan suaminya, tetapi Rissa juga masih ingat jika Vino adalah putra Arfan walaupun bukan kandung karena Vino adalah Putra dari kakak Arfan, tapi bagaimanapun semua orang tau jika Arfan adalah ayah dari Vino.

"Kenapa? Kau ingin bertemu lagi dengan Vino?" Ucap Arfan menggoda istrinya.

Dia tau jika istrinya ini masih belum siap bertemu dengan Vino, jadi tidak mungkin Rissa mau bertemu langsung dengan putranya itu.

"Bukan seperti itu, ah papi tidak mengerti" Ucap Rissa kesal memilih kembali menatap para tamu undangan

Arfan terkekeh melihat Rissa yang merajuk, dia suka sekali melihat tingka wanita yang sudah menjadi istrinya ini ketika bertingkah seperti anak kecil.

"Jangan cemberut, Lihatlah para tamu tengah melihat kita" Ucap Arfan seraya mengelus punggung istrinya.

Dengan sedikit terpaksa Rissa mulai tersenyum, mengingat hari ini adalah hari yang bersejarah dalam hidupnya dia tidak mau merusak momen karena tingkahnya.

Setelah beberapa saat terdiam Rissa kembali mengeluarkan suaranya.

"Papi"

"Hm?"

"Ini kapan selesainya" Ujar Rissa sedikit merengek.

"Sebentar lagi, kamu sudah lelah?" Tanya Arfan mulai khawatir dengan keadaan Rissa.

"Tidak, Bukan ituu"

"Lalu kenapa?"

"Rissa ingin makan Es krim seperti yang dimakan anak itu" Ucap Rissa menunjuk anak perempuan sedang menyantap Es krim yang sudah disediakan.

Karena sistemnya prasmanan jandi mereka bebas mau memilih apapun, Arfan sudah request kepada WOnya untuk menyediakan 20 stand makanan di acara pernikahannya.

"Mau papi suruh ambikan saja?"tanya Arfan

Rissa menggeleng
"Tidak usah papi nanti saja kalau sudah selesai, Rissa tidak akan bisa menikmati jika makan disini" Ucap Rissa

"Acara inti sudah selesai, sekarang hanya tinggal acara hiburan saja, semua sudah di handle sama papa, kita bisa kembali ke kamar sekarang, nanti papi akan menyuruh orang untuk membawakan apa yang kamu mau sekarang" Ucap Arfan memberi pengertian

"Baiklah, tapi sebentar lagi saja" Ucap Rissa yang di angguki oleh Arfan.

Tak berapa lama terlihat Seno mendekati mereka berdua.

"Kalian bisa istirahat sekarang, beberapa tamu sudah ada yang pulang, sisanya biarkan papa yang menangani, Jangan lupa jika Menantu papa ini sedang hamil, dia tidak boleh terlalu lelah" Ucap Seno pada putra dan menantunya.

" Terimakasih, Arfan istirahat dulu, Papa juga istirahatlah jika acara sudah selesai" Ucap Arfan.


"Jangan khawatir, papa masih ingin berbincang dengan beberapa kolega" Ucap Seno kepada Arfan lalu dia beralih menatap menantunya.

"Istirahatlah dulu bersama Arfan" Ucap Seno mengelus kepala Rissa.

"Baik pa, terimakasih" Ucap Rissa tersenyum tulus.

Seno mengangguk
"Pergilah" Ucap Seno.

Arfan segera kembali menggandeng tangan Rissa, sebenarnya dia sudah menawari Rissa untuk di gendong saja, tetapi perempuan itu menolak karena dia masih bisa jalan sendiri.

"Tunggu dulu, sebentar lagi akan ada orang suruhan papi yang mengantar makanan serta pesananmu tadi, papi akan mandi terlebih dahulu" Ucap Arfan ketika sudah sampai di kamar yang akan mereka tempati untuk malam ini.

Rissa mengangguk, dia lebih memilih untuk duduk disofa meluruskan kakinya yang sudah pegal, meskipun dia tidak memakai hels yang tinggi tapi karena dia berkali kali berdiri juga karena efek kehamilannya Rissa merasa mudah sekali lelah


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dinikahi ayah mertuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang