Jeno mengerang lelah, tangannya meremas rambutnya sendiri. Pencariannya terhadap Renjun selama ini tak pernah menemukan titik terang, ini bahkan sudah empat tahun lebih ia kehilangan Renjun. Dan Jeno tak pernah bisa lupa akan sosok itu, dimulai dari memang sebesar itu pengaruh Renjun untuknya. Juga kepergian Renjun yang masih menjadi tanda tanya besar baginya.
Segala pemikirannya soal alasan perginya Renjun, sudah ia keluarkan. Dimulai dari mungkin saja Renjun menemukan orang lain yang mengisi hatinya, juga sepertinya memang dirinya tanpa sadar telah menyakiti Renjun dan membuat kekasihnya itu muak padanya dan memutuskan untuk pergi.
Tapi apapun alasan yang Jeno pikirkan, hal itu tak serta merta membuatnya lega ataupun lupa akan sosok Renjun. Jeno masih berharap bertemu dengan Renjun. Karena bahkan hidupnya tak pernah tenang lagi setelah Renjun tak ada, semua kehidupannya kacau.
Ia tak melebih-lebihkan soal hidupnya yang kacau, karena memang semua harinya beberapa tahun belakangan begitu sulit. Dimulai dari seringnya ia keracunan makanan, hingga membuat pencernaannya memburuk. Lalu saham perusahaan papanya yang mengalami penurunan, membuat ia harus bekerja keras mengembalikan semua itu.
Lalu hal yang lebih besar terjadi dalam hidup Jeno tiga tahun ke belakang, yaitu ia mengalami kecelakaan besar. Tulang kakinya sempat mengalami patah, dan Jeno harus melakukan perawatan satu tahun. Itupun tak langsung membuat kakinya kembali bisa digunakan sebaik sebelumnya. Jeno mesti dibantu tongkat untuk berjalan, dan akhirnya setelah segala terapi yang dijalaninya. Sekarang kaki Jeno kembali seperti dulu, Jeno sudah kembali bisa pergi ke kantornya. Dan ia bisa menggunakan kakinya untuk mencari keberadaan Renjun, yang masih terasa segelap itu.
Semua rentetan kejadian mengerikan yang terjadi pada Jeno, tak ditemukan siapa dalang dibalik semuanya. Itu adalah hal yang sama sulitnya dengan mencari keberadaan Renjun.
Tuan Lee yang sadar bahwa akhir-akhir ini putranya mengalami banyak hal sial di hidupnya, memutuskan untuk sementara waktu memindahkan Jaehee ke rumah neneknya yang tinggal di Jerman. Takutnya jika Jaehee pun tetap tinggal dengannya, putrinya itu akan mendapat hal mengerikan seperti Jeno. Karena pikir Tuan Lee mungkin ini ulah para saingan mereka yang memiliki rasa tidak suka akan perusahaan mereka yang sukses.
"Aku akan pulang ke apartement malam ini, ma. Jadi aku tak akan makan malam di rumah." Jeno memberitau sang ibu.
📞 "Tetap kemari dulu, mama membuat makanan ini untukmu. Jangan berani-berani membeli makanan di luar lagi."
"Iya." Jeno menjawab pasrah. Mamanya memang mulai melarang Jeno membeli makan dari restoran, setelah beberapa kali kejadian Jeno yang keracunan makanan setelah makan di restoran yang berbeda-beda sekalipun.
Padahal kejadian Jeno yang sering keracunan itu, sudah lama berlalu tapi mamanya tetap mengkhawatirkannya. Memang Jeno mendapat hal itu, di tahun pertama ia kehilangan Renjun.