Renjun sudah mengatakan ia tak menginginkan agenda pergi berdua dengan Jeno tanpa Liam, Renjun benar-benar menolak usul nyonya Lee yang mengatakan untuk pergi honeymoon dengan Jeno sementara Liam bisa dititipkan pada orangtua Jeno untuk sementara.
Bukan Renjun tak percaya pada orangtua Jeno, bukan ia tak bisa menitipkan Liam pada ayahnya. Bahkan Guanlin dan Ningning ikut menawarkan jika benar Renjun hendak pergi honeymoon, Liam bisa bersama mereka.
Tapi Renjun tetap enggan meninggalkan Liam dalam waktu yang lama, Renjun tak akan bisa bepergian tanpa Liam.
Dan Jeno mengerti itu, ia tau bahwa Renjun dan Liam adalah dua orang yang mustahil bisa berjauhan lebih dari satu hari. Mereka terlalu erat, mereka terlalu saling membutuhkan.
Jadi, ketika Jeno pun memikirkan sebuah agenda bepergian untuk Renjun, itu bukan honeymoon berdua. Jeno mengajukan sebuah liburan antara ia bertiga pada Renjun, dan Renjun tentu langsung setuju.
"Ningning nantinya pasti rindu Liam." Gadis dengan rambut yang dicepol itu kini memeluk Liam erat, dengan bocah itu yang ikut memeluk leher Ningning. Pipi mereka saling menempel.
Malam itu mereka ada di bandara, dengan Ningning dan Guanlin yang mengantara kepergian liburan tiga orang itu.
Sembari menunggu Guanlin dan Jeno mengeluarkan koper liburan ketiga orang itu, Ningning terus memeluk Liam seolah akan ditinggalkan begitu lama oleh bocah itu. Tapi Liam pun sama, ia bersikap seolah tak bisa bermain dengan Ningning lagi.
Padahal Liam hanya akan pergi liburan selama seminggu, tapi memang ini bisa dibilang perpisahan paling lama yang dimiliki Liam dengan Ningning dan Guanlin. Mereka jelas baru dengan lamanya waktu yang akan mereka lewatkan tanpa melihat satu sama lain.
"Ningning ikut Liam." Rengek Liam.
Dan Ningning justru ikut merengek. "Tidak boleh, ini liburan Liam dengan baba dan papa."
Liam merengut sedih. Tapi begitu matanya melihat sang papa membawa ransel kecilnya yang berbentuk gajah, Liam langsung melepas pelukannya dari Ningning dan berontak minta diturunkan.
"Liam mau pakai tas Liam." Ujarnya.
Ningning kini semakin merengut setelah menurunkan bocah itu. "Liam, Ningning sedih ditinggal Liam."
Sementara Liam mulai tak peduli, ia segera menggendong tasnya dibantu Jeno. Kemudian tersenyum lebar dan melambaikan tangannya pada Ningning dan Guanlin.
"Byebye Linlin, byebye Ningning."
Dan Ningning tak bisa berlama-lama sedih jarena melihat senyum ceria anak itu, ia kini mengerang gemas dan berlari sekali lagi untuk menciumi pipi gembil Liam.
Sesampainya di tempat tujuan liburan mereka dini hari, dan mereka mendapat jemputan yang sudah Jeno pesan dari saat ia merencanakan liburan itu.
Jeno sengaja menyewa beberapa orang untuk menjaga Liam dan Renjun selama liburan—dari jarak tertentu, juga seorang sopir yang akan mengantar jemput mereka jika hendak pergi ke suatu tempat. Karena Jeno juga tak berpikir ingin menyetir dalam acara liburan mereka.