44. Satisfied

7.7K 722 45
                                    

⚠️⚠️⚠️

Rencananya Jeno memang hendak membawa Renjun dan Liam ke rumah baru mereka setelah acara selesai, tapi melihat raut lelah Renjun. Jeno tak sampai hati membawa Renjun melewati perjalanan lagi, jadi ia memutuskan untuk membawa Renjun pulang ke rumah keluarga Lee saja. Mengingat jaraknya lebih dekat.

Kini Jeno melirik Liam yang duduk di pangkuan Renjun, sambil mendengarkan babanya itu. Jeno tak tau apa yang tengah Renjun bicarakan pada Liam, tapi ia bisa melihat kalau Liam terlihat tak setuju akan ucapan Renjun.

"Tidak mau!" Tolak anak itu. Kepalanya menggeleng tanda ia tetap pada keputusannya.

"Kan Liam sudah lihat, Jaehee nya baik.." Akhirnya Jeno bisa mendengar suara pelan Renjun saat membujuk Liam.

Memang sudah cukup lama Renjun memberitau Liam agar jangan memusuhi Jaehee lagi, tapi anak itu tetap menolak keras.

"Liam, malam ini tidur dengan nenek ya?" Nyonya Lee turun sambil menatap Liam yang sudah mengenakan piyama tidurnya yang lucu.

Renjun langsung mendapat pelukan erat dari Liam. "Liam tidur dengan baba." Anak itu masih ingat terakhir kali menginap di rumah ini ia tidur dengan Renjun berdua.

"Iya dengan baba, papa juga." Ujar Renjun saat merasakan pelukan Liam mengerat begitu melihat Tuan Lee yang hendak mengambil alih tubuh anak itu.

"Papa juga?" Liam mendongak senang mendengar ucapan Renjun, sudah lama ia bertanya-tanya kenap baba dan papanya selalu tak mau tidur dengannya sama-sama.

Melihat anggukan Renjun, Liam memekik senang sambil mencium pipi Renjun sekali. Kemudian mengulas senyum lagi, mengecup sudut bibir Renjun. Tersenyum kembali, mengecup pipi Renjun yang satunya. Kali ini anak itu tertawa kecil, dan mengecup bibir Renjun. Renjun ikut terkekeh menyadari kelakuan putranya.

Pelukan itu makin erat, Liam bahkan menoleh pada Jeno tanpa melepas pelukannya dari Renjun. Namun anak itu meminta Jeno mendekat, kemudian satu tangannya menarik Jeno juga dalam pelukan kecilnya.

"Liam mau buah." Tiba-tiba terdengar suara Liam yang menyerupai rengekan. Renjun hendak menuruti permintaan anaknya, saat mendengar suara dari arah pintu.

"Siapa yang mau buah? Uncle bawa. Mau?" Itu Mark yang berjalan diikuti Haechan yang tak melepas senyum senangnya melihat Liam yang menggemaskan dengan piyama khas anak-anaknya.

"Echan!" Liam dengan cepat melepas pelukannya dari kedua orangtuanya, dan berlari menghampiri Haechan dengan riang.

Mark yang melihat itu merengut. "Liam, yang bawakan buahnya juga uncle Mark, bukan Echan."

"Liam mau tidur dengan Echan, ya baba?" Liam menoleh lagi pada Renjun begitu ia mendapat pelukan dari Haechan.

Mendengar itu, Nyonya Lee menatap cucunya dengan gemas. "Tadi dengan nenek tidak mau, kenapa dengan Echan mau?"

Renjun terkekeh melihat mereka yang berebut tidur dengan Liam sementara anak itu masih kukuh ingin dengan Haechan saja, memang anak itu jauh lebih akrab dengan Haechan akhir-akhir ini setelah Haechan mengajak Liam pergi ke taman bermain seharian.

Renjun terkekeh melihat mereka yang berebut tidur dengan Liam sementara anak itu masih kukuh ingin dengan Haechan saja, memang anak itu jauh lebih akrab dengan Haechan akhir-akhir ini setelah Haechan mengajak Liam pergi ke taman bermain seharian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Unspoken Words ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang