38. Piecemeal

7.2K 805 58
                                    


"Jeno, kau benar mencintaiku?" Renjun masih dalam pelukan Jeno, dengan sudah tak ada lagi air mata yang mengalir.

"Tentu saja." Jawab Jeno sambil mengusap-usap punggung Renjun.

Renjun tak membalas pelukan Jeno, tangannya hanya terkepal di sisi tubuhnya. "Jangan menyakiti Liam, ia cintaku selama kau tak ada. Senyumnya yang membuatku lega selama ini, tolong jangan buat ia merasakan sakit."

"Tentu."

"Kalau kau menyakiti Liam, aku bisa pergi lagi darimu. Dan mungkin tak akan kembali lagi padamu." Kali ini tangan Renjun perlahan naik dan melingkar pada tubuh Jeno, membalas pelukan itu dengan erat.

"Iya."

"Kakek lama!" Suara pekikan Liam membuat kedua orang itu menoleh ke arah pintu, menemukan Liam yang menarik-narik tangan sang kakek.

"Liam." Renjun perlahan melepas pelukannya dengan Jeno.

Anak itu melepas pegangannya pada tangan kakeknya, kemudian menatap babanya. "Kenapa baba tadi menangis? Papa nakal?" Tanyanya sambil maju pada Renjun.

"Liam mau peluk juga." Liam merentangkan tangannya pada Renjun, Renjun terkekeh geli kemudian membawa anak itu dalam pelukannya dan menggendongnya.

"Ayo pulang Liam." Kecupan sayang itu Renjun berikan pada pipi anaknya.

"Renjun, kenapa tidak tinggal disini saja? Papa dan mama akan senang kalau kau dan Liam tinggal disini." Itu, Tuan Lee yang berbicara. Renjun nyaris tak mempercayai pendengarannya saat mendengar kakek Liam itu menyebut dirinya papa untuk Renjun.

"Aku—harus pulang." Lirih Renjun.

Tuan Lee dapat melihat Jeno yang mengisyaratkan agar tak memaksa Renjun. "A-ah, ya."

"Sering-sering kemari ya? Mama senang kalau keluarga mama sering kemari." Tiba-tiba Nyonya Lee datang dengan senyuman hangatnya.

Renjun nyaris mengeluarkan air matanya lagi mendengar segala ucapan penerimaan keluarga Jeno atas dirinya dan Liam.

"Apalagi kalau kalian segera melangsungkan pernikahan." Lanjut Nyonya Lee penuh senyuman.

Jeno melirik Renjun yang diam, kemudian mengusap punggung itu dengan lembut. "Aku tidak menekanmu untuk itu Renjun, aku tak ingin kau terpaksa menerimaku karena dorongan orang lain."

"Aku sudah mengatakannya, aku menginginkanmu, seluruhnya yang ada padamu, termasuk kemauan tulusmu menerimaku lagi." Ujar Jeno.

"Aku hanya mengungkapkan keinginanku agar kau mau jadi pengantinku, aku tak menuntut apapun secepat itu."

Guanlin dan Ningning jelas tak tenang dengan ketidak pulangan Renjun ke apartemen, masalahnya mereka sedang dalam hubungan yang kaku setelah malam itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Guanlin dan Ningning jelas tak tenang dengan ketidak pulangan Renjun ke apartemen, masalahnya mereka sedang dalam hubungan yang kaku setelah malam itu. Dan tiba-tiba saja Renjun tak pulang, sementara Liam baru keluar dari rumah sakit.

Unspoken Words ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang