42. You are so Worthy

7.5K 784 53
                                    


Liam begitu tampan dengan setelan tuxedonya, anak itu juga tak lepas dari dekat Jeno sejak tiba di gedung tempat pernikahan Haechan dilaksanakan. Nyonya Lee bahkan tadi berkali-kali membujuk bocah itu agar mau padanya, tapi Liam dengan erat terus memegang jemari Jeno yang dari tadi menuntunnya.

"Nana!" Tiba-tiba Liam memekik senang begitu melihat kehadiran Jaemin.

Jaemin tersenyum sambil menghampiri putra dari Jeno tersebut. "Kenapa sesenang itu melihat Nana?" Jaemin mengusap lembut pipi gembil itu.

Balita itu mengisyaratkan agar Jaemin mendekat, Jaemin pun berjongkok di hadapan anak itu. Liam hanya terus menatap Jaemin lekat, matanya terus berkedip lucu. Tingkah anak itu membuat Jaemin terkekeh pelan.

"Nana mirip kelinci!" Pekik Liam dengan senyum senangnya.

"Semalam Liam dibacakan dongeng, kelincinya mirip Nana." Anak itu terlihat begitu antusias menceritakan itu.

"Benarkah?" Jaemin perlahan menarik tubuh anak itu agar berada dalam pelukannya, Liam tak menolak dan langsung menerima itu.

Liam mengangguk dan lanjut bercerita, sementara tubuhnya kini berada dalam gendongan Jaemin.

"Angela disini." Ujar Jeno pada Jaemin, dan belum Jaemin menoleh pun ia langsung merasakan pelukan tiba-tiba yang ia dapat.

"Hai, Liam sayang. Kenapa tampan sekali." Angela memeluk tubuh Jaemin yang menggendong Liam sebisanya, sementara ia langsung mengecup pipi balita itu gemas.

"Nana juga tampan ya?" Angela beralih hendak mengecup rahang Jaemin, namun Jaemin agak menghindar akan itu. Membuat Angela merengut kesal.

Sikap dua orang dewasa itu justru mengundang satu tawa kecil dari Liam. Anak itu merasa lucu apalagi begitu melihat Angela akhirnya bisa mengecup pipi Jaemin saat ia lengah, dengan Jaemin yang berdecak kesal.

"Liam mau disini atau ikut cari baba?" Tanya Jeno.

"Mau baba." Anak itu kemudian bergerak minta diturunkan dari gendongan Jaemin.

"Bye bye Liam, nanti ketemu aunty lagi ya?" Angela kini melingkarkan tangannya pada lengan Jaemin.

Liam mengangguk patuh, kemudian ia segera meraih tangan Jeno lagi.

Renjun baru saja bertemu Hana, mereka malah terlibat obrolan padahal Hana belum melihat bagaimana pengantin hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Renjun baru saja bertemu Hana, mereka malah terlibat obrolan padahal Hana belum melihat bagaimana pengantin hari ini.

"Semuanya terkesan mewah dan bagus." Komentar Hana setelah melihat-lihat interior yang ada.

"Benar sekali." Jawab Renjun.

"Aku pikir nanti saat acaramu akan lebih mewah dari ini, mengingat bagaimana Jeno—

Mendengar ucapan Hana, Renjun buru-buru memotongnya. "Aku harap tidak seperti ini, aku bahkan berpikir bahwa pernikahan kami hanya akan dihadiri segelintir orang."

Unspoken Words ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang