Riana Graham

131K 11.2K 78
                                    

"Riana!! turun Nak, cepat sarapan dulu!!!" Teriak Mama nya dari lantai bawah.

"Bentar lagi Maaa!!! Lagian ini hari Minggu kok!" Teriak Riana lagi dari atas.

"Heh!nggak boleh teriak-teriak, nggak ada alasan, cepat turun!" Sahut Mama nya lagi dengan intonasi yang tetap tinggi.

"Lah, itu mama juga teriak," Gumam Riana kesal.

Dengan malas ia turun dari kasur empuknya, hingga kaki mulusnya menginjak dingin nya lantai marmer mewah dibawah nya.

Tak berapa lama Riana keluar dari kamar mandi dengan wangi semerbak Semriwing-semriwing gitu.

Bagaimana tidak? body care nya saja banyak, produk-produk untuk rambut nya juga banyak, dan masih banyak lagi wewangian yang ada di kamar mandinya itu.

Ia berjalan kearah lemari besarnya, ukiran indah di lemari itu membuat siapa saja tau berapa harga lemari mevvah itu.

Ia menatap malas baju-baju yang bergantungan di depan nya, sungguh-sungguh ia sangatlah malas memulai hari ini, ia meraih celana tiga perempat nya dan baju kaos kebesaran nya.

Benar-benar bukan anak fashionable sekali, padahal duitnya banyak, tapi baju-baju nya tidak ada yang bagus.

Setelah selesai berpakaian ia turun kebawa dengan rambut yang mulai mengering.

"Aduh Riana, Riana, itu rambut nggak bisa di rapiin dulu apa? kamu udah mirip orang utan tau nggak," Ujar Mama Riana setelah melihat penampilan anak nya yang itu-itu aja.

"Entar aja Mah, keburu laper," Acuh Riana.

"Riana, penampilan kamu kok gitu-gitu Mulu sih? apa perlu Mama transfer lagi uang buat kamu? buat beli baju-baju yang lebih kece lagi?Mamah bosan tau, ngeliat kamu pakek kaos mulu, celana yang kebesaran, bukannya fashionable malah kayak baju di kasih-kasih orang," Seru Mamah Riana ikut duduk di samping Riana.

"Nggak perlu Mah, uang aku masih banyak kok, emang akunya aja nggak tau beli baju yang bagus-bagus, nggak tau juga nyatuin nya biar bagus," Ujar Riana malas, payah sekali dirinya.

"Kan bisa liat di internet, banyak kok Mama liat, bahkan Mama juga gabung di grup-grup Facebook gitu, apa perlu Mama masukin kamu juga?" Terang Mama Riana menatap anak semata wayangnya kesal.

"Au ah Riana gini aja, males mikirin penampilan," Seakan tidak peduli, Riana masih melanjutkan makannya dengan hikmat, tapi lagi-lagi di ganggu Mama nya.

"Itu juga kenapa harus Pakek kacamata sebesar itu coba?" Lagi-lagi Mama nya berkomentar.

"Namanya mata Riana minus, entar Riana nggak bisa bisa liat apa-apa kalau nggak Pakek kacamata," Dengan sabar Riana masih menjawab segala pertanyaan Mama tercintanya.

"Iya kan ada kacamata lebih aesthetic dari situ, kalau nggak Pakek lensa kontak aja biar lebih cantik," Gerutu Mama Riana, Mama nya memang pecinta ke-aesthetic-an.

"Iya iya ah, mending Mama lanjut makan aja, entar Riana ke mall," Ujar Riana meminum air putih di depan nya setelah selesai dengan kegiatan makan memakan, eh?

"Nah gitu baru anak Mama, pilih yang aesthetic pokoknya," Balas Mama nya tersenyum senang.

"Papa mana Ma?" Tanya Raena, karena mereka hanya berdua disini.

"Udah pergi deluan, kamu aja yang bangun nya kelamaan," Sarkas Mama nya tak swallow.

"Ya maap, Yaudah Riana pergi sekarang aja deh, biar Mama sendiri disini, bye!" Ujar Riana memanyunkan bibirnya lalu berlalu menaiki tangga.

"Dih! Anak sape sih lu?" kesal Mama nya.

"Mbak Riana ya?" Tanya tukang ojol yang berada di depannya.

"Eh? Ini pak Andra?" tanya Riana memastikan, apa ojol yang di depannya ini sesuai dengan yang ia pesan.

"Iya mbak, silahkan naik," Ujar ojol itu menyerahkan helm paripurna nya.

"Iya pak," Balas Raena singkat, canggung, maklum baru pertama sekali menggunakan ojol, biasanya ia diantar jemput oleh mobil-mobil mewah milik keluarga nya.

"Aduh panas banget, dari tadi berhenti mulu, tadi macet lah, sekarang harus ada lampu merah lagi," Ujar Riana menggerutu.

"Seng sabar ya mbak," Balas si ojol terkekeh.

Riana menoleh ke belakang setelah mendengar klakson yang memekakkan telinga di tekan beberapa kali.

Riana membulatkan matanya, di belakang...ada truk yang seperti nya mengalami rem blong, truk tersebut mulai meratakan pengendara lainnya.

Ia menarik tangan si ojol.

"Awas pakkkkk," Ujar Riana berusaha menarik si bapak ojol.

Karena oleng, mereka berdua terjatuh membentur trotoar.

Sakit itulah yang dirasakan Riana apalagi kepingan kendaraan yang tergilas menggesek kaki mulusnya.

Tau begini, mending ia rebahan seharian di rumah, baca novel, nge-halu, pokoknya kegiatan lainnya daripada harus berada di sini sekarang, ia benar-benar menyesal, sungguh!

Tangan bergetar Riana meraba kepalanya yang terasa basah, ah sial! tangan nya sudah di penuhi darah sekarang, pantas rasanya sangat sakit.

Ia memilih memejamkan matanya, tak tau Sekarang truk itu pergi kemana, atau berhenti dimana.

Haahh..haruskah hidupnya berakhir seperti ini? Apa ia masih bisa bertemu dengan Mama dan Papa tercintanya?

Di ambang kematian seperti ini ia masih berharap, dia masih bisa bertemu dengan orang tuanya, sangat-sangat berharap.

Siapa pun tolong, ini benar-benar menyakitkan

...




Gimana?dilanjutin nggak nih?
Divote yaa...

Si Culun Glow Up [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang