-15-

51.2K 4.7K 18
                                    

Riana berjalan santai menuju kantin, ya pastinya sendiri, Rea? Gadis itu sedang mengintai sang pujaan hati siapa lagi kalau bukan Ken.

Mata-mata siswa siswi lain tak lagi memperhatikan ia, namun masih bisa ia rasakan ada beberapa orang yang masih melihat ke arah nya.

Ia melihat ke arah depan, tak jauh ia melangkah ada guru perpustakaan yang berdiri melihat ke arah nya, ia ingin putar balik tapi tak enak hati, akhirnya ia tetap melangkah, siapa tau guru itu hanya melihat pesonanya bukan ingin memanggil nya.

Ya, tadinya Riana masih sempat berpikir seperti itu, namun pikiran itu langsung dipatahkan oleh seruan sang guru, padahal jaraknya masih beberapa meter lagi.

"Kamu Riana kan?" panggil guru perempuan itu dengan nada khas yang terucap dengan datar tapi entah kenapa membuat murid-murid nya takut.

"Eh Ibu, iya Buk saya Riana," balas Riana sopan, agak terpaksa sih karena ia sudah lapar malah di cegat di tengah jalan.

"Ooh saya kira rumor-rumor yang berseliweran itu hoax, ternyata benar kamu berubah drastis ya," ujar Guru itu dengan pandangan yang tak Riana pahami.

"Buset nih guru tatapan nya ngerendahin apa gimana, takut kalah saing Buk?" Tentu saja itu hanya ujaran di dalam hati Riana, bagaimana pun ia masih ingin sekolah disini.

"Ada apa ya Buk manggil saya?" tanya Riana to the point.

"Kamu kenal Aldreano si anak baru itu? itu loh yang ganteng-ganteng itu, masa kamu nggak kenal, sekelas kamu kan?" tanya Guru itu tiba-tiba.

"I-iya saya kenal Buk, tapi dia nggak sekelas sama saya Buk," balas Riana canggung, tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba membahas si tampan menyebalkan itu.

"Masa sih? Kamu masih mudah masa udah pikun, jelas-jelas saya tau kalau kalian sekelas, kamu kelas sebelas IPA 2 kan?" tanya Guru itu lagi tetap kekeuh.

"Hehehe bukan Buk, saya kelas sebelas IPS 2 bukan sebelas IPA 2, beda server Buk," jawab Riana memaksakan senyum.

"Udah salah juga masih aja ngotot,"

"Oh gitu, berarti saya keliru, ingat keliru bukan pikun," guru itu melipat tangan nya di dadanya, merasa tak bersalah sedikitpun.

"Iya Buk, iya, jadi sekarang tujuan Ibu manggil saya apa ya Buk?" tanya Riana mencoba bersabar.

"Kamu tau kan saya guru perpustakaan? jadi saya mau minta kamu buat manggil dia, karena dia murid baru disini belum ada buku nya pasti," ujar Guru itu memerintah bukan meminta tolong.

"Busett nih guru, kemarin pas gue di bully lu dimane? Sembunyi di kolong meja? Sekarang seenaknya aja nyuruh-nyuruh," lagi-lagi itu hanya terucap dalam hati Riana.

Berbeda dengan isi hatinya, Riana tampak tersenyum lembut.

"Baik Buk, biar dia saya panggil dulu Buk, Permisi ya Buk," pamit Riana cepat-cepat meninggalkan guru freak itu, lama-lama disana hanya akan membuat hati nya panas.

— — —

Riana membaca papan yang ada di depan kelas bertuliskan XI IPA 2, ia menghembuskan nafas nya malas, sebenarnya ia tidak suka ke kelas orang yang tidak ia kenal, apalagi ini kelas IPA, entah kenapa hawa nya itu berbeda.

Ia berhenti di pinggir ambang pintu, seperti siswa siswi pada umumnya jika ingin memanggil seseorang.

"Eum...Kak bisa minta tolong?" panggil Riana kepada seorang gadis cantik dengan rambut yang sedikit kecoklatan.

Tampak gadis itu terlihat terkejut saat melihat Riana, namun raut wajahnya cepat kembali seperti semula.

"Iya kenapa?" tanya gadis itu balik.

"Bisa minta tolong panggilin orang yang nama nya Aldreano nggak kak?" meskipun Riana tau mereka sepantaran tapi ia lebih suka memanggil orang yang tidak ia kenal dengan sebutan Kak atau Bang.

"Oh sebentar ya," balas gadis itu tersenyum manis, bisa Riana baca nametag gadis itu yang terpampang besar, Alice Adonnica.

Nama yang familiar tapi ia lupa dimana ia pernah mendengar nama itu.

"Dre! Ada yang manggil nih!" Pekik Alice ke arah pojok kelas mereka.

Pantas Riana tak melihat wujud laki-laki yang menyebalkan itu, ternyata ia sedang berada di pojok, bermain apa Riana pun tak tau.

Aldreano tak menyahut namun ia langsung melangkah mendekati mereka, dahinya menyerngit kala melihat seorang gadis yang aneh menurut nya, apa dia yang memanggil nya?

"Apaan?" tanya Al langsung kepada Riana.

Alice yang mendengar itu sedikit terkejut, kenapa Aldreano berbicara seakan-akan mereka sudah akrab.

Seperti sedikit tidak terima?

"Dih, Lo dipanggil tuh sama guru perpus, buat ngambil buku, yaudah buru!" ajak Riana cepat, kalau sudah lapar bawaan nya pengen ngomelin orang.

"Dih santay aja dong," balas Al lalu melangkah lebih dulu.

Hal itu semakin membuat Riana geram, padahal ia sudah mempertaruhkan waktu berharga nya hanya untuk memanggil cowok yang tak tau diri itu.

"Lo ya, gue udah capek-capek kesini cuman mau manggil Lo doang, tapi Lo nggak ngehargain gue, lagian Lo nggak mikir apa? Kalok belum punya buku itu langsung datang ke perpus nggak perlu harus di panggil-panggil udah gede juga," nah kan, kumat kan.

"Dih kok Lo rempong banget sih jadi cewek?" tanya Al berjalan santai dengan satu tangan di kantong depan celananya.

"Dah dih dah dih, asal Lo tau ya gue jadi harus ngorbanin waktu gue de—

Bugh

Keasikan nyerocos tanpa sadar dia hampir menabrak cabang pohon yang cukup besar di depan nya.

"Nah ngomel terus kan, untung kepala Lo gue tahan nih, kalau enggak? bakalan kejedot tuh kening, jadi badak bercula satu Lo," setelah mengatakan itu kembali lagi ia melangkah meninggalkan Riana yang terdiam.

"Oasu, jadi bingung mau baper apa nggak," gumam Riana pelan.

"Apa liat-liat," ujar nya dengan sekelompok adik kelas yang menatap ke arah nya, mungkin ia sudah dicap aneh oleh mereka, namun ia tak peduli lalu kembali menyamai langkah nya dengan Aldreano.

Tak terasa akhirnya mereka tiba di depan pintu perpustakaan sekolah mereka.

"Eitss tunggu dulu, tuh baju masukin dulu entar di ceramahin sampe pulang sekolah mau?!" peringat Riana, sebenarnya tak ada rugi bagi nya, namun ia sekedar mengingatkan saja.

"Dih ya kali gue benerin nya disini?"

"Dih, daripada Lo nggak keluar-keluar dari situ pilih mana? Udah di gulung-gulung aja kalau enggak," saran Riana walaupun sedikit sesat.

Namun bodohnya Aldreano benar-benar mengikuti saran itu.

"Udah masuk, gue cuman mau pamit aja, entar dikira gue kabur lagi," ujar Riana lalu ikut melangkah masuk.







Tbc

Saya juga capek loh, dah dih dah dih mulu, gue jodohin entar lu berdua ya

Si Culun Glow Up [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang