-6-

96.6K 8.5K 39
                                    

Pagi ini Riana terlihat dengan wajah yang amat cerah, secerah masa depan Rafathar.

Bagaimana tidak? hari ini adalah hari yang ia nanti-nanti, hari ini akan menjadi hari bersejarah baginya.
Ia melangkah mendekati meja rias yang memiliki banyak lampu-lampu.
Memperhatikan wajah nya yang sudah berubah drastis, jadi ceritanya wajahnya udah upgrade kedua kalinya.

Tidak ada lagi kacamata bulat yang tebal, karena sudah digantikan dengan softlens yang cukup membantu penglihatan nya, rambutnya dulu yang flat seperti hidup author kini sudah bergelombang indah.

Wajahnya yang dulu putih pucat kini sudah tampak lebih cerah dan segar dengan blush on tipis di pipinya, disertai liptint pink Cherry yang membuat wajahnya tampak lebih mempesona.

Ia tersenyum puas, benar-benar sesuai dengan ekspektasi nya.
Kaki jenjang nya yang dibaluti kaos kaki panjang melangkah lalu ia meraih almamater nya yang sudah pas di tubuhnya, almamater nya yang dulu sangat besar bahkan sudah seperti jubah yang hampir menutupi badan nya sampai ke paha.

Yang punya tubuh rada-rada emang.

Setelah dirasa cukup, ia mulai keluar, siap menerima pujian dari kedua orang tuanya.

"Guten Morgen Mah, masak apa?" Tanya Riana basa-basi, padahal biar Mama nya noleh terus ngeliat dia.

"Masak kaldu ayam, nggak tau kenapa Mama kepengen dari semalam, kamu udah selesai make up-an nya? eh emang kamu pernah pakai make up? kayaknya enggak deh, makanya tuh muka pucet kayak mayat hidup," ujar Mama nya masih sibuk dengan kaldu nya dan sedikit mencicipi rasanya.

"Iii Mama tega banget sih, sama anak sendiri juga, makanya liat dulu iniii," gerutu Riana dengan wajah cemberut, padahal ia sudah siap menerima pujian dari Mama nya, eh malah dapet hinaan.

"Eh kamu teman nya Riana ya? Anak nya belum turun, tunggu bentar ya, mungkin Riana nya udah mau turun itu," bukan Mama nya lagi yang berbicara, namun terdengar celetukan dari belakang nya, sudah dipastikan itu pasti Papi nya.

Raut wajah Riana semakin masam, habis dikatain, sekarang malah dianggap orang lain, apakah dia berubah jadi secantik itu?

"Iii nggak Papa, nggak Mama sama aja, udah cantik gini harus nya di puji kek, apa kek, aelah," malas Riana lalu duduk di salah satu kursi di dekat meja makan.

"Eh? Itu kamu Riana? Kok kamu jadi gini? Heh? Kok bisa jadi secantik ini? Kamu apain penampilan kamu? Papa juga mikir tumben kamu ngajak temen kamu, biasanya juga nggak pernah," ujar Papi nya sedikit tertawa karna salah sangka.

"Telat, akunya udah unmood," cuek Riana dengan bibir yang maju ke depan, membuat ia yang tadinya anggunly menjadi terlihat menggemaskan.

"Serius ih, kamu kok berubah gini? kesambet apa? jadi ini alasan kamu makanya belanja banyak-banyak? pangling mami jadinya," ujar Mamanya menyentuh rambut halus Riana yang bergelombang cantik.

"Emang akunya udah niat berubah mamiii bukan kesambett," balas Riana tetap dengan wajah yang cemberut.

"Berubah jadi Power Ranger? Kamu ini ada-ada aja, tapi bagus loh kamu upgrade kayak gini, cantik, pasti banyak yang kecantol nanti," ujar Papa nya tersenyum bangga.

"Nah kan, udah bagus aku pakek kata berubah, malah makek kata upgrade, Papa kira aku aplikasi apa?" balas Riana sembari terkekeh geli.

"Udah ah, mending aku makan aja, kesel juga butuh tenaga," lanjutnya mengambil satu mangkuk kaldu yang sudah dihidangkan di depan nya.

"Berdoa dulu!" Tegur Mama nya.

"Iya Mahh, ingat kok," balas Riana lalu mengambil ancang-ancang untuk berdoa.

_

"Yaudah Riana berangkat dulu ya Mah! Pah! Dadah!" Teriak Riana setelah selesai memakai sepatu putih yang tentunya lebih bagus dari sebelumnya, walaupun harganya berbeda.

"Heh tunggu ini dompet kamu ketinggalan," panggil Mama nya lagi.

"Oh iya, kelupaan, untung Mama liat, kalok enggak aku jajan nya pakek apa," ringis Riana lalu kembali menyalimi Mama nya.

"Ih kamu udah Salim tadi, malah Salim lagi, kebiasaan," dengus Mama Riana.

Riana hanya tertawa kecil lalu melangkah ke arah mobil mevvah nya.

"Dadah Mah! Pah!" Ujar Riana lagi sembari mengeluarkan tangan nya lalu melambai ke arah Mama dan Papa nya yang baru muncul dari belakang Mamanya.

"Daahhh!" Balas Mama Riana tersenyum lembut.

"Masih nggak nyangka ya Pah? Dia dapat hidayah dari mana coba?" celetuk Mama Riana lagi dengan senyum yang lebar.

"Nggak boleh gitu, kan bagus dia udah ngerubah penampilan nya jadi lebih baik lagi," balas Papa Riana.

"Iii yang bilang nggak bagus siapa coba? Ya kan kayak aneh aja, tiba-tiba glow up, kasih tanda kek," jelas Mama Riana.

"Tanda, tanda, emang nya jalan raya? Udah ah Papa juga mau berangkat ini, see you," ia mengecup singkat dahi istrinya lalu pergi ke mobil mevvah satunya lagi, mobil yang sudah menemani nya dari awal.

Bisa dibilang mobil itu sudah cukup tua, namun karena dijaga dengan baik, mobil itu masih terlihat bagus dan sangat nyaman.

Tbc.

Maaf kalau nggak jelas, mau ngelanjutin takutnya kepanjangan terus jadi ngegantung(◍•ᴗ•◍)

Ini juga ngetiknya ngebut, karena ada yang minta double up jadi aku buat dan dalam waktu 3 jam aja, dengan persiapan topik yang nggak ada ༎ຶ‿༎ຶ jadi ini alurnya agak ngelindur ya.
Jadi maaf kalau enggak sesuai ekspektasi kalian.
Kalau ada yang mau ngasih ide tentang alur selanjutnya boleh di DM ya. Sebenarnya end nya aku udah rencanain tapi cerita sebelum end ini yang nggak tau mau di buat apa huhu~ pusingg

Jangan lupa votmen.

Si Culun Glow Up [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang