-13-

57.4K 5.4K 6
                                    

Sorry yaa, baru bisa up(人 •͈ᴗ•͈)

Setelah selesai dengan urusan perutnya, Riana belum memiliki keinginan untuk kembali ke kelasnya.
Ia memilih melangkah ke taman belakang sekolah nya, duduk di salah satu kursi panjang yang terletak di taman itu.

Ia mengeluarkan ponselnya, berselancar dari satu aplikasi ke aplikasi lainnya.

Tiba-tiba ia merenung.

"Kok masih lapar ya? padahal baru makan," celetuk nya pelan. Ia melirik jam tangan nya.

"Masih ada 12 menit lagi, masih bisa nih," ia segera berdiri dari duduknya, melangkah secepat yang ia bisa.
Entahlah perut karet, jadi harus maklum.

Riana kembali ke taman belakang dengan dua roti kacang hijau serta satu botol tea di tangan nya.
Entah kapan balik ke kelas, nggak tau.

Ia menyerngit kala melihat seorang pemuda tampan yang duduk dengan posisi lengan menutupi matanya dari cahaya matahari. Tampan, tapi posisi nya menguasai semua tempat duduk.

"Ekhem, Excuse me," ucap Riana, berniat membangun kan pemuda itu.

Dan cara nya berhasil, pemuda itu langsung menatap kearah nya.

Raena tersenyum kala ia berhasil membuat pemuda itu terusik, namun senyum nya langsung sirna ketika melihat siapa pemuda itu.

"Eh, kok Lo bisa ada disini?" tanya Riana heran.

Namun pemuda itu menganggap pertanyaan itu adalah pertanyaan retoris, sudah jelas ia menggunakan seragam yang sama dengan seragam yang perempuan itu kenakan, masih nanya lagi.

"Duduk," jawab Al singkat.

"Iya gue tau Lo lagi duduk, tapi kok Lo bisa ada disini? Lo Sekolah disini juga?" Pertanyaan konyol bagi Al.

"Nggak, numpang doang," jawab Al malas, lanjut dengan aktivitas nya tadi, tidur. Nggak tau mereka kapan masuk kelasnya.

Riana mencebik kesal, karena ia tak kunjung mendapat kan jawaban.
Ia memakan roti nya dengan kasar.

"Gue anak baru," akhirnya Al menjawab.

"Yaudah minggir! Gue yang pertama disini!" Usir Riana.

"Dih? Tadi gue datang kursi ini kosong, cari yang lain sana!" Ujar Al mengusir balik.

"Dih? Orang gue yang pertama disini, sebelum Lo, yang disini itu gue, gue cuman pergi bentar tadi!" Tolak Riana tetap kekeh dengan keinginan nya.

"Kursi kayak gini nggak cuman satu, noh disana juga ada," balas Al juga tidak mau mengalah.

"Nggak mau, panas, yang strategis cuman kursi yang ini, Lo aja yang kesana," balas Riana juga tak mau kalah.

"Siapa cepat dia dapat," ujar Al tetap dengan posisinya.

"Dih? Minggir nggak Lo, gue duluan yang disini, dari zaman batu juga gue udah disini!" Ceplos Riana asal-asalan.

Karena ceplosan itu, akhirnya Al menurunkan lengan nya terkekeh melirik Riana.

"Dah, dih, dah, dih, udah idup Lo di zaman batu?" balas Al tersenyum mengejek.

"Bodo amat, pergi nggak Lo? Lagian gue yang pertama di sekolah ini, masih anak baru juga, belagu banget," Riana menyingkirkan kaki Al dengan kasar.

Belum sempat protes, Al langsung dihentikan dengan bel yang berbunyi.

Riana menghela nafas kasar.

"Aelah baru juga duduk, gara-gara Lo sih, waktu gue jadi terbuang sia-sia." ujar Riana, ia menggenggam erat roti dan minuman nya yang dari tadi tidak habis-habis, lalu berlari menuju kelasnya, takut-takut ia akan terlambat memasuki kelas karena jarak dari taman ke kelasnya lumayan jauh.

Al menggeleng heran, lalu memilih pergi ke kelasnya juga.

"Ana dari mana? Kok lama," tanya Rea penasaran.

"Ana, Ana, Riana nama gue!" Ucap Riana masih kesal.

"Astaga, aku nanya bagus-bagus loh, udah kena semprot aja," sabar Rea.

"Abisnya manusia yang tadi ngeselin!" pekik Riana pelan, menaruh satu roti yang tersisa ke bawah lacinya.

Riana heran, kenapa tidak ada lagi yang menyahut.

"Kok Lo diem?"

"Males, nanti kena semprot lagi," jawab Rea dengan pipi yang di gembungkan.

"Dihh, pundungan," celetuk Riana.

"Tadi gue jumpa anak baru-" ucapan Riana terpotong.

"Anak baru? Co ce?" tanya Rea cepat.

"Co, kenapa? mau Lo embat juga? si Ken Lo kemanain?" Tanya Riana cepat.

"Ihh bukan, aku kira anak baru yang cewek itu, katanya dia emang ngeselin," jelas Rea.

"Ada anak baru lagi? Lo tau darimana?"tanya Riana penasaran, mumpung guru belum datang, jadi mereka mau saling sharing tea.

"Kalau yang cewek kayak nya semua orang udah tau deh, kamu aja yang kudet, tapi kalau yang cowok nggak tau, mungkin baru hari ini pindah nya," terang Rea sedikit menyindir.

Riana mengangguk.
"Nama si cewek siapa?" tanya Riana penasaran.

"Katanya namanya Alice atau Alis nggak tau lupa tapi ada Adonnica nya," jawab Rea tak peduli.

"Eh? Kok kayak kenal?" sahut Riana pelan.

Nama itu familiar, ia sadar nama itu familiar di kehidupan nya sekarang, bukan di kehidupan nya yang dulu.

Riana menggeleng kan kepalanya mencoba mengingat, namun nihil ia tidak dapat mengingat apapun.

Ingatan nya sekarang cukup lemah, beban memang.

Ingin bertanya lagi, namun Guru Sosiologi memasuki kelas mereka, cepat-cepat Riana memperbaiki cara duduk nya.

"Nih hidup kayak TTS aja Hermann."

Writer block nggak sih namanya?
Iya lagi ada di posisi itu ಥ_ಥ

Si Culun Glow Up [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang