46 [IKHLAS]

2.4K 83 4
                                    

Sesuai janji, aku bakalan up satu bab yang ada di novel.
Makasih udah mau bantu like & komen tugas video akuu, sebenarnya malu tapi ya gimana, mau nggak mau harus mauu ಥ⁠‿⁠ಥ

Part ini juga buat readers aku yang selalu nanya-nanya, jadi tubuh Raena asli kemana, gimana, dll
Jadi ini lanjutan nya ya guyssss

Happy reading 💗💗💗




Seorang wanita parubaya berjalan tergopoh-gopoh mendekati sang suami yang baru keluar dari salah satu ruangan di rumah sakit tempat mereka berpijak.

“Gimana Yah?” tanya Rina langsung dengan tangan yang mencengkram pundak suaminya dengan erat.

Dengan raut wajah yang lesu sang suami hanya menggeleng sebagai jawaban.

Rina menunduk lesu, tangannya yang bertengger di pundak sang suami langsung jatuh tak bersemangat.

“Kita nggak bisa gini Yah,” ujar nya dengan suara lirih.

Terra menatap sang istri bingung, ia tak paham dengan maksud dari ucapan istrinya.

“Kita nggak bisa gini, kita udah nggak punya uang lagi Yah,” lanjut Rina.

Setelah tau arah pembicaraan Terra langsung menggeleng pelan.
“Udah dua bulan Yah, nggak ada perubahan, semua uang simpanan kita udah habis, bahkan rumah juga udah kita gadai, kita nggak punya sumber dari manapun, dulu masih ada Raena yang membantu perekonomian kita, dulu masih ada uang yang bisa kita pinjam dari Raena, dulu—“

“Cukup!” bentak Terra memotong ucapan Rina.

“Kamu sadar nggak sih? Di keadaan kayak gini kamu harus membahas tentang itu lagi, di dalam sana, di.  dalam.sana, anak kamu masih belum siuman sampai sekarang, dan kamu harus mengungkit-ngungkit tentang uang anak kita? Aku nggak butuh uang Na aku butuh Raena cepat siuman, bahkan aku bisa jual organ-organ aku untuk perawatan dia, jadi berhenti dengan pemikiran konyol mu itu!”  Lanjut Terra mulai emosi.

“Kamu ngomong gampang Terr, apa yang aku bilang emang fakta, fakta kalau dulu Raena nggak kerja dia bakalan putus sekolah karena kita nggak bisa biayain, dan sekarang? Semuanya makin buruk setelah kamu di pecat dari pekerjaan mu,

Kamu di pecat karena kamu nggak fokus kerja, dan kamu beralasan kalau kamu selalu mikirin Raena, aku tau kamu khawatir sama Raena, tapi kalau kamu punya otak, seharusnya kamu kerja keras, ambil job sana sini,” jelas Rina menyugar rambutnya ke belakang, tangisnya tak terbendung lagi karena keadaan keluarga kecilnya selama dua bulan terakhir.

“Jadi kamu mau apa Na? Kamu mau nge-berhenti-in pengobatan Raena? Setelah kemarin kamu nangis-nangis minta maaf karena merasa bersalah, sekarang kamu mau bunuh anak mu?!” Sarkas Terra.

“Aku nggak ngebunuh Raena!” Balas Rina cepat.

“Kamu ngebunuh Raena secara tidak langsung Na! Dia masih hidup tapi terpaksa pergi karena nggak ada pengobatan, itu yang kamu mau?” lirih Terra matanya mulai memerah.

“Jadi harus gimana lagi Terr? Jawab?! Percuma kalau dia dirawat berbulan-bulan, tapi kalau emang dia nggak mau bangun lagi dia nggak akan bangun Terr, dengan kamu menahan kepergian nya, itu sama aja kamu nyiksa dia,”

“Jadi tolong berhentikan pengobatan Raena, demi kita dan juga Raena.” Ujar Rina terakhir kali lalu pergi meninggalkan Terra yang terpaku tak punya jawaban lagi.


Kembali Terra memasuki ruangan hampa tanpa warna dan kehangatan.

Ia menatap putri nya yang terbaring kaku selama dua bulan lebih di brankar kusam.

Ia menggenggam tangan Raena yang semakin kurus dan juga dingin, air matanya mengalir membasahi punggung tangan Raena.

“Bunda benar Nak, Ayah yang salah, Ayah nggak becus ngejagain kamu, Bunda benar, mungkin Raena nggak mau balik lagi, disana udah terlalu nyaman ya buat Raena?” racau Terra dengan Isak tangisnya.

“Ayah sayang kamu Na, sekarang....Ayah ikhlas, Ayah ikhlas kamu pergi, Ayah mau kamu bahagia disana. Selamat Tidur Putri Cantik nya Ayah.” Ujar Terra terakhir kalinya sebelum suara monitor yang memekakkan telinga berbunyi panjang.

Terra semakin menggenggam erat tangan putri kesayangannya, isakannya semakin kuat lalu berubah menjadi raungan keras yang menyakitkan setelah kehilangan putrinya.

Putri kesayangannya telah pergi.






-Jangan biarkan nanti nya penyesalan membelenggu hatimu-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Si Culun Glow Up [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang