Riana melangkah memasuki rumahnya, hari ini cukup melelahkan dengan berbagai olokan dari teman nya, tidak lagi rambut yang kusut dari ikat rambut nya, akibat tarikan yang katanya 'tidak sengaja' oleh teman-temannya, ah tidak itu namanya bukan teman tapi pem- bully.
Riana mengepalkan satu tangan nya lalu menepuk-nepuk ke telapak tangan nya yang satu lagi, rasanya tadi ia ingin membalas tapi pada dasarnya tubuh nya yang sekarang sangat lemah, di jambak sedikit saja sudah oyong, perasaan dulu kepala nya di pukul rotan juga b aja, nggak sakit-sakit banget.
"Parah banget tuh sekolah, elite sih elite masa pembullyan nggak di apa-apain, gila aja, mending sekolah gue yang lama lah," gerutu Riana menaiki tangga rumah nya yang bejibun satu persatu.
Besok-besok dia akan buat Slogan gede-gede tulisan nya.
"SEKOLAH ELITE
KEADILAN SULIT!"Nah keren tuh kayaknya, kalok berani sih dianya.
"Gila banget sih pemikiran gue, pantes gue di bully...e-enggak deng, mana bisa," mengapa ia berucap seperti itu? Karena kamar nya sekarang sudah penuh dengan barang hasil co nya semalam, mungkin tadi datang serempak, bahkan mungkin di antar pakai mobil sangking banyak nya.
"Buset ternyata pesanan gue sebanyak ini ya? Gilaaa gue mulai dari mana ini? Gini nih hasil belanja barang Murmer," kikik nya geli, orang kaya yang lain beli yang bermerk, namun berbeda dengan dirinya malah beli yang murah, itupun harus nggak ada ongkir nya, kalau ada, ya nggak jadi.
Ente kadang-kadang..."Widihhh auto glow up ini gue mah, awas aja gue lindes lu pada entar," komen nya sembari membuka satu persatu paket nya.
Namun ia juga penasaran kemana kedua orang tua nya? Kenapa dari tadi tidak muncul-muncul ? Mungkin Sibuk ya? Kan kerja ortunya banyak ada di sana sini, lagipula dia masih new children jadi belum tau apa-apa aja jadwal ortunya.
"Nih hp Boba pernah di bawa ke sekul nggak sih? Masa hp mereka pada Boba 1 semua, merasa paling kaya lagi, aneh, udah foto-foto nya juga nggak ada, padahal muka bagus, hp bagus, duit juga banyak buat beli outfit keren, emang yang punya tubuh ini aja bloon,"
"Heh, nggak boleh gitu walaupun kamu nggak terlalu pintar jangan merendah kayak gitu, nggak baik ya? Jangan diulangi lagi," sahut seseorang dari arah pintu, Mama nya ternyata.
Mampus jadi salah sangka kan"Ah iya Ma? Iya ya? Oke iya" Riana berbicara gagu.
"Sebenarnya kamu kenapa? Kenapa juga, tiba-tiba check out barang sebanyak ini? biasanya kamu buka Shoope aja nggak tau," tanya mama nya beruntun.
"Buset zaman sekarang nggak bisa buka Shoope, benar-benar langka,"
Ucap Riana dalam hati."Oh iya, udah belajar aku tuh mah, jadi sekarang udah bisa lah," jawab Riana terkekeh canggung, sembari menepikan sampah-sampah paketnya, memalukan.
"Beneran? Jadi dulu kamu nggak tau co-co di shoope tapi sekali nya tau langsung ngeborong sebanyak ini?" Balas Mama nya terkekeh lalu mengambil satu potong baju atasan kemeja yang kebesaran.
Dengan dahi yang berkerut ia bertanya.
"Ini kamu beli berapa? Kok nggak ada merk nya?" Kembali mama nya bertanya."Oh itu murah Mah, cuman 60 ribu kok, sengaja beli agak mahalan biar barang nya bagus, tebal, and nggak tipis-tipis amat," jawab Riana lagi dengan santai, lalu membuka kotak sepatu putih yang ia dambakan sedari dulu.
"Serius kamu beli dengan harga segitu? Apa nggak salah kamu beli barang semurah itu? Besok-besok jangan beli disitu lagi deh, Mama temenin ke butik kek, ke mall kek, ke toko-toko terkenal deh pokoknya, ya kali kamu malah pakai baju gini?" Cerosos Mama nya langsung.
"Iii Mama apa salahnya coba? Orang barang-barang nya bagus gini, kalok ada murah kenapa harus mahal, tapi kalok emang Mama maksa Yaudah sih nggak apa-apa, aku ikut-ikut aja," balas Riana memainkan jarinya di atas buble warp pura-pura polos.
"Ih, Mama nggak maksa ya, kalok kamu mau yaudah, kalok kamu nggak mau, nggak boleh harus mau pokoknya!" ujar Mama nya, sembari mengusap lembut kepalanya.
Riana tersenyum, ada-ada saja new mom nya ini, namun ia terlarut sebentar dengan sikap manis Mama nya, ini sangat berbeda dengan Bunda nya yang dulu, sangat jauh.
Riana menggeleng kan kepala nya, lagi-lagi ia harus teringat masa lalu nya, sekarang ia harus fokus dengan hidupnya yang sekarang, biar hidupnya yang sekarang tetap menjadi hidup yang sekarang bukan hidup yang dulu.
Tbc.
Lapak buat hujat author yang freak bin alay👉🙏
Eh BTW tembus 130 view aku up lagi okeyy?
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Culun Glow Up [TERBIT]
Teen Fiction[MASIH LENGKAP] Bagaimana jadinya Raena Quelinn yang Fashionable, walaupun duit dia selalu pas-pasan, bertransmigrasi ke tubuh Riana Graham yang culun, walaupun dia berada di keluarga yang kaya raya. Namun tidak ada yang tau, seluk beluk kehidupan R...