12. Rahasia Yang Terungkap

12.6K 1.7K 4
                                    


Malam ini, Nike menginap di istana. Masing-masing diberi kamar yang berbeda. Dan tepat sebelum acara tadi dibubarkan, Nike memberitahukan kepada raja bahwa Nike memiliki seorang adik.

Raja nampak terkejut ketika mendengarnya. Bukan karena baru mengetahui keberadaan Agies, melainkan terkejut karena keputusan Nike untuk memberitahukannya ke hadapan publik.

Melakukan hal ini bukan berarti tanpa risiko. Tapi setidaknya dengan ini dia bisa meminimalisir kemungkinan Agies untuk membunuhnya di masa depan. Walaupun dia tidak bisa menghindari dampak negatif yang akan terjadi dengan memberitahukan keberadaan Agies di hadapan publik.

Nike duduk di depan jendela kamar yang terbuka. Dengan disinari cahaya rembulan yang terang malam ini. Dia melamun sambil bermain-main dengan sihirnya yang kini sudah mulai sinkron dengan jiwanya.

Sampai sekarang, sihir yang Nike gunakan masih terasa tidak nyata. Karena sangat aneh dia bisa menggunakannya berdasarkan elemen dalam tubuhnya serta isi pikiran.

"Hah ... ini memang praktis tapi menakutkan."

Bagaimanapun, Nike adalah seorang pria dari era modern. Dan sebelumnya dia tidak mempercayai tentang sihir. Karena memang tidak ada sihir di dunianya. Dan sekarang, dia malah mendapati dirinya sendiri bisa menggunakan sihir itu.

Nike masih tidak berani mencoba kekuatannya dalam kadar yang besar. Dia hanya mencoba untuk membuat api kecil di ujung jari atau membuat cahaya kecil di atas telapang tangannya. Sungguh, ini sudah cukup untuk saat ini. Karena dia rasa dia belum bisa mengendalikannya lebih dari ini.

Nike mendongak menatap langit. Pikirannya kini kembali pada kejadian kecelakaan orang tuanya. Dia juga penasaran dengan pelaku dibaliknya. Karena mungkin saja itu ada kaitannya dengan dikirimkannya Nike ke medan perang di masa depan.

"Sepertinya aku juga harus mulai menyelidikinya diam-diam tanpa sepengetahuan raja."

Dan setelah itu Nike mulai berdiri dari duduknya karena berniat untuk pergi menghampiri Roan. Dia ingin membicarakan hal ini dengannya.

'Karena Roan terlihat sangat kompeten dan dia juga tidak terlihat seperti orang biasa. Mungkin tak masalah untuk membicarakan hal ini dengannya.'

Usia Roan saat ini bisa dibilang seumuran dengan dirinya di kehidupan yang dulu. Jadi dia merasa seperti sedang berbicara dengan seorang teman dibandingkan dengan seorang pelayan pribadi.

Ceklek!

Pintu kamar tertutup kembali setelah Nike keluar ruangan.

***

Nike melalui koridor istana sendirian. Dengan sesekali tersenyum saat berpapasan dengan pelayan yang memberikan salam kepadanya. Meskipun hal itu malah membuat para pelayan itu melongo karena terkejut dengan sikap Nike yang tidak biasa. 

Sebentar lagi Nike akan sampai di kamar Roan. Dan tepat setelah dia sampai di depan pintu, dia mulai memanggil Roan untuk keluar. 

"Roan! Apakah kamu ada di dalam? Bisakah kau keluar sebentar? Aku ingin membicarakan suatu hal penting denganmu."

"..."

Hening, tidak ada jawaban dari dalam.

"Roan, aku Nike. Cepatlah keluar! Jika tidak aku akan langsung masuk ke dalam!"

Dan masih tidak ada jawaban lagi. Merasa kesal, Nike akhirnya mencoba membuka pintu kamar Roan. Namun, betapa terkejutnya dia ketika tangannya terpental saat menyentuh gagang pintu kamar tersebut.

"Aghh!!"

Tangannya menjadi keram. Dia merasa seperti tersengat listrik kecil. Dan saat Nike melihat kembali pintu itu, sebuah lingkaran sihir nampak aktif di hadapannya.

"???"

Nike kebingungan. Untuk apa lingkaran sihir itu ada di sini? Apakah Roan yang membuatnya? Nike kebingungan.

Setelah melihat hal itu, Nike berniat untuk menyerah dan ingin kembali ke kamarnya, tapi rasa penasaran malah menariknya agar tetap menerobos masuk ke dalam. 

Nike berbalik lagi menghadap kamar itu. Dan entah nyali dari mana dirinya malah mencoba lagi mendorong pintu itu. Dengan pikiran bahwa dia akan bisa membukanya kali ini. 

Dan benar saja kali ini dia bisa membukanya. Itu terasa sedikit aneh, tapi Nike tak menghiraukannya. Dia mulai melangkah ke dalam kamar dengan perasaan curiga karena melihat sihir yang terpasang di pintu.

Kosong.

Itulah hal pertama yang didapati Nike. Tidak ada Roan di dalam. Dan hanya terdapat beberapa lembar surat beserta amplop berwarna hitam yang berceceran di atas kasur. 

Nike mendekat. Dan karena merasa penasaran, akhirnya dia mengambil salah satu kertas vintage bertuliskan tinta itu yang mana telah dibuka terlebih dahulu oleh pemiliknya. Dia hanya berniat untuk melihatnya sekilas karena rasa penasaran itu. 

Namun betapa terkejutnya dia saat membaca tulisan di dalam surat itu. Dia tidak menyangka bahwa Roan akan merencanakan sebuah kejahatan terhadap keluarga kerajaan dan berniat untuk menjadikannya sebagai kambing hitam? Gila! 

Nike meremas pinggiran surat itu. Rahangnya mengeras dan emosi menyelimuti hatinya.

'Lambang ini ... bukankah ini merupakan lambang dari salah satu organisasi dunia bawah yang berbahaya itu? Kenapa? Kenapa Roan bisa memilikinya?'

Dari awal, Nike memang tidak sepenuhnya percaya kepada Roan. Karena bagaimanapun, di dunia yang masih asing ini mempercayai seseorang dengan mudah adalah sebuah tindakan gegabah. Dan Nike tidak ingin mempercepat kematiannya.

Tapi, bukan berarti juga bahwa dirinya berpikiran buruk terhadap Roan. Singkatnya, dia tidak mempercayai Roan tapi juga tidak mencurigainya. Meskipun Nike merasa bahwa memang ada suatu hal yang janggal di belakangnya. 

Namun, siapa sangka kalau faktanya akan semengejutkan ini? Dia tidak menduganya sama sekali.

Dan saat Nike terhanyut dengan pikirannya sendiri, sebuah suara bariton menginterupsinya dari arah belakang.

"Apa yang Tuan Muda lakukan di dalam kamar saya?"

Deg!

.
.

Reflemoon
02/03/2022

Become The Villain's Brother (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang