Tak terasa seminggu telah berlalu sejak jiwanya masuk ke dunia ini. Egi sudah mulai menerima kenyataan. Dan kini dia berada di ruang kerja sebagai tuan muda mansion ini. Mengerjakan banyak berkas sesuai dengan arahan dari penasihat keluarga.Awalnya semua terasa berat, tapi secara perlahan Egi mulai terbiasa. Dan mentalnya pun mulai membaik.
Dia sudah menerima fakta bahwa dirinya hidup kembali sebagai Nike Anzio Sofaran, dan bukan lagi sebagai Egi Nicolas. Kini dia berniat untuk melanjutkan hidupnya dengan baik. Walaupun harus menjadi orang yang berbeda.
Semua sudah tejadi tanpa bisa dihentikan, tidak ada jalan lain untuk keluar. Satu-satunya cara adalah dengan melanjutkan hidup.
Mau meratapi nasib pun tidak berguna. Ingin kembali juga mustahil. Karena dunia ini sudah berbeda dimensi dengan dunianya yang dulu. Dan dia harus berjuang lagi dari awal.
***
"Sialan! Kenapa aku harus mengerjakan semua ini?!" Nike mulai menggerutu.
Mendadak suasana hatinya menjadi buruk. Nike tidak ingin melakukan ini lagi. Dia berdiri dari duduknya dan mendekat ke arah jendela besar di belakangnya. Dengan tenang, dia melihat pemandangan taman yang indah dimana para pelayan dan tukang kebun sedang bekerja.
'Dunia ini benar-benar sangat berbeda dengan duniaku yang dulu. Di dunia ini eksistensi sihir adalah hal yang nyata dan biasa,' batin Nike.
Dunia ini memanglah dunia fantasi di mana sihir dan makhluk legenda seperti naga berada. Dan Nike baru menyadarinya dengan jelas setelah beberapa hari yang lalu dia melihat seorang pelayan menggunakan sihir api untuk menyalakan tungku perapian.
Secara perlahan Nike mengangkat tangan kanannya. Dia memandangi tangan itu dengan banyak pertanyaan di kepalanya. Karena setelah tahu bahwa sihir itu nyata di dunia ini, dia jadi penasaran apakah dia juga bisa menggunakannya seperti Nike di dalam novel? Pasalnya sekarang jiwa Nike yang asli sudah tidak ada lagi di dalam tubuh ini, dan dia ragu bahwa dia bisa menggunakannya.
Sejenak setelah dia terhanyut dalam pikirannya sendiri, Nike memilih untuk mencobanya. Tapi apakah tidak apa-apa jika dia mencoba sihir tanpa pengawasan seorang ahli? Dan itu adalah pertanyaan bodoh.
'Jika itu Nike yang asli, dia pasti bisa menggunakan sihir tanpa bantuan para ahli. Malah akan aneh kalau sekarang aku meminta bantuan dari orang lain. Karena harusnya putra duke sudah mumpuni dalam hal ini,' batin Nike merutuki pikirannya sendiri.
Dia tidak memikirkan banyak hal lagi setelahnya. Yang jelas, dia ingin mencoba menggunakan sihir. Tapi yang jadi permasalahannya adalah, bagaimana cara menggunakannya? Apakah itu benar-benar akan berhasil jika dia menutup mata sambil merasakan energi di dalam tubuh, lalu merealisasikannya sesuai dengan apa yang dibayangkan dalam kepala berdasarkan elemen dasar?
Dan, woosh--!
Benar saja, sebuah api kecil muncul di atas jari telunjuk kanannya sesuai dengan apa yang dia bayangkan. Sihir kecil yang nyata dan tidak berbahaya, alias minim risiko untuk dicoba.
Itu mengejutkan bahwa dia benar-benar bisa menggunakannya. Ternyata tidak sesulit seperti apa yang dibayangkan. Tapi jika dia mencoba triliunan kali di dunianya yang dulu pun itu tidak akan pernah berhasil. Dan bisa menggunakannya dengan mudah di dunia ini bukanlah hal yang buruk bagi Nike.
Selain itu, Nike juga bertanya-tanya apakah dia akan mati di medan perang seperti Nike yang asli? Karena dia ingat bahwa kakak tiri dari antagonis pria ditakdirkan mati di medan perang saat usianya mencapai 17 tahun.
Dan tidak dijelaskan secara detail mengapa Nike bisa mati di medan perang. Entah karena tertusuk pedang ataupun dihujani panah api, tidak ada satu pun yang tahu. Karena Nike bukanlah tokoh utama jadi itu hal yang wajar.
Nike mengepalkan tangannya erat-erat dan mengalihkan pandangan ke luar jendela.
'Bagaimanapun, aku tidak akan mati dengan mudah. Aku akan terus bertahan hidup sebisa mungkin. Meski harus melewati kenyataan yang pahit sekalipun,' ucapnya dalam hati dengan suasana ruang yang berat.
***
Waktu berlalu bergitu cepat. Dan sudah hampir satu bulan sejak Nike terbiasa dengan kehidupannya yang baru. Dan dia mampu mengerjakan segala pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan mudah dan lancar. Bahkan lebih lancar dari sebelumnya.
Yah, bagaimanapun jiwa yang bersemayam di tubuh Nike sekarang ini adalah seorang pria dewasa dengan otak cerdas sejak awal. Jadi, itu adalah hal yang wajar untuk terjadi.
"Roan, berikan ini kepada Klaus," ucap Nike sambil memberikan sebuah kertas vintage bertuliskan tinta hitam kepada pelayan pribadinya, Roan.
Dia adalah pelayan yang sudah bekerja sejak lama untuk keluarga Sofaran. Dan sekarang Nike menunjuknya sebagai pelayan pribadi karena dirasa mumpuni.
"Apa ini, Tuan Muda?" ujar Roan.
"Itu daftar pengeluaran dana untuk pengolahan batu sihir dari tambang Adaes milik keluarga Sofaran. Bukankah Klaus yang mengurusinya?" jawabnya dengan penjelasan singkat.
"Ah, benar!"
Roan sedikit terkejut tapi dia langsung membenahinya dan melihat sekilas isi data tersebut.
'Aku tidak menyangka kalau Tuan Muda akan ingat nama dari orang-orang yang bekerja di keluarga Sofaran. Karena sebelumnya dia bahkan tidak tahu namaku. Dan ke sampingkan dulu hal itu, mengenai daftar pengeluaran dana ini, perfect! Dia melakukannya dengan baik dan sepertinya benar bahwa dia telah berubah sejak hari itu.'
Roan menilik sedikit ke arah Nike yang sibuk mengurus berkas lain. Entah tatapan macam apa yang dia berikan, tapi itu cukup rumit. Dan Nike yang menyadarinya langsung menegur Roan.
"Ada apa? Kenapa menatapku seperti itu?" ucap Nike tanpa mengalihkan pandangannya dari pekerjaannya.
Dan mendengar hal itu Roan langsung tersentak. "Ah, maafkan saya. Saya akan segera kembali," balasnya buru-buru keluar ruangan menuju tempat Klaus berada.
"Hahh ...." Nike menghela napas. "Baiklah, mari kita selesaikan ini!"
Dan dengan sedikit semangat, dia mulai mengerjakan semuanya.
***
Di kantor pusat tambang Adaes, terlihat seorang pria seumuran dengan Roan sedang marah-marah kepada bawahannya. Dengan mata merahnya yang bersinar menakutkan, dia berbicara dengan nada keras. Dan dia adalah Klaus yang disebutkan oleh Nike.
"Apa kalian buta?! Bagaimana bisa orang luar dari keluarga Count Bornete masuk ke dalam tambang? Kalau saja aku tidak menemukannya, kalian pasti akan berkhianat dan membeberkan semua rahasia tambang ke pihak sana, kan? Dasar para sampah tidak berguna! Lebih baik kalian tidak bekerja lagi di sini mulai besok! Keluar!!" ucap Klaus penuh amarah. Dan karena ketakutan, tiga orang itu langsung lari terbirit-birit keluar ruangan.
Setelah itu Klaus terduduk di atas kursi dengan pikiran yang memutar kuat. Hingga akhirnya hanya helaan napas berat yang terdengar.
"Hah...."
Krek--!
Pintu tiba-tiba terbuka tanpa aba-aba dari luar. Menampakkan Roan yang masuk sambil melihat orang-orang yang lari ketakutan tadi.
"Ada apa dengan mereka?" tanya Roan berjalan ke arah Klaus.
"Masalah tambang lagi. Sial! Kalau tidak ada perintah apapun dari Tuan Muda dan Tuan Besar, bagaimana seharusnya aku mengolah tambang ini?! Dan lagi bagaimana dengan dana produksinya ...." keluh Klaus serius.
"Hahaha, jangan marah-marah lagi kawan. Lihatlah apa yang aku bawa."
"Apa?" tanya Klaus mengangkat pandangannya ke arah Roan.
"Pengeluaran dana yang telah ditetapkan Tuan Muda Sofaran untuk pengolahan tambang Adaes," ucap Roan tersenyum senang.
***
23/10/2021
Reflemoon
![](https://img.wattpad.com/cover/288881478-288-k418479.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Become The Villain's Brother (REVISI)
FantasiEgi, pria dewasa berumur 21 tahun baru saja bertengkar dengan adik perempuannya kemarin sore. Mereka bertengkar karena sebuah novel berjudul "The Reborn of Marquess". Adiknya itu terus-terusan membaca novel tersebut sampai dia lupa belajar. Karena i...