3. Kabar Baik?

17.7K 2.1K 28
                                    


"Dari Tuan Muda?"

Klaus memicing heran ke arah Roan. Bukannya tidak mendengar rumor baik tentang Nike belakangan ini, tapi dia masih tidak percaya akan hal itu. Bukankah orang tidak bisa berubah secepat itu?

Roan mengangguk pasti. "Iya, ini benar dari Tuan Muda. Dia sendiri yang membuatnya di depanku."

"Apa kamu disogok oleh Tuan Muda untuk berbicara manis seperti itu tentangnya?" sindir Klaus sambil mengambil kertas yang diberikan Roan.

"Kamu seperti tidak mengenalku saja. Aku tidak tunduk kepadanya, tapi itu cukup menarik untuk berdiri di sampingnya sebagai pelayan pribadi," balas Roan tersenyum licik.

"Hmm ...."

Sret--

Sret--

Klaus membuka lembaran demi lembaran kertas di tangannya. Secara cepat tapi pasti, dia membaca inti dari semuanya.

'Apa ini benar-benar ditulis sendiri oleh Tuan Muda? Bukankah beberapa hari yang lalu dia bahkan tidak ingat namaku dan juga sangat payah?'

Klaus terheran-heran melihat data yang diberikan Roan tadi. Itu benar-benar sebuah rencana cerdas yang dapat mendatangkan banyak keuntungan di masa depan nanti. Benar-benar sebuah ide emas dari seorang remaja yang dianggap Klaus sebagai Tuan Muda tidak berguna.

"Apa kamu yakin kalau ini dibuat sendiri olehnya?"

"Ya, tentu saja."

" ... "

Klaus terdiam sejenak sebelum lanjut bicara.

"Aku mengerti. Aku akan menerimanya dan merevisi beberapa bagian yang menurutku kurang cocok untuk diterapkan. Tapi dari segi keseluruhan kurasa ini sudah cukup bagus."

Roan tersenyum.

"Baiklah. Kalau begitu tugasku sudah selesai. Sekarang aku akan kembali ke mansion utama. Kuharap akan ada kabar baik ke depannya."

Roan berbalik badan sambil melambai seperti orang yang percaya diri dan penuh kebanggaan terhadap tuannya. Apakah sekarang dia berniat untuk menjadi pelayan pribadi yang baik dan penurut? Itulah yang dipertanyakan Klaus di dalam benaknya. Karena walaupun dia adalah temannya, Roan tetaplah sosok misterius yang tidak diketahui latar belakangnya.

Setelah itu Roan keluar ruangan. Meninggalkan Klaus sendirian yang hanyut dalam teka-teki.

***

"Aku rasa ini sudah cukup untuk hari ini. Aku akan pergi untuk makan siang," ucap Nike pada diri sendiri.

Dia menumpuk beberapa berkas penting menjadi dua bagian. Di sisi kanan adalah berkas yang sudah selesai dikerjakan. Dan di sisi kiri adalah berkas yang belum dia lihat. Ini akan membantu mempermudah pekerjaannya nanti.

Ceklek--

Brak--

Nike keluar ruangan. Dia berjalan sendirian menyusuri koridor kediaman Duke menuju ruang makan utama. Sampai di ruang makan, dia duduk di kursi sebelah kiri dekat tempat duduk kepala keluarga. Inilah tempatnya saat ini. Sesuai dengan statusnya di keluarga Sofaran, yaitu sebagai satu-satunya penerus keluarga.

"Tuan Muda, apa yang ingin Anda makan?" tanya seorang gadis pelayan dengan sopan.

"Bawakan aku apa saja yang sudah dimasak. Ah, dan jangan terlalu banyak. Karena aku tidak suka menyia-nyiakan makanan."

"Baiklah, saya mengerti."

Dan setelah itu pelayan bernama Jeane langsung menuju dapur utama. Menyebutkan apa yang diinginkan Nike secara perlahan karena takut akan ada yang salah kemudian dipecat.

Sambil menunggu makanannya siap saji, Jeane pun duduk sambil berbincang-bincang sebentar dengan pelayan lainnya.

"Jeane!" panggil seorang pelayan dapur yang lebih tua sedikit darinya.

"Hm?"

"Apa benar bahwa Tuan Muda berubah seperti rumor yang beredar? Aku tidak tahu karena pekerjaanku di dapur. Jadi sangat jarang bagiku bersimpangan dengannya."

"Hmm, aku rasa begitu. Kalau diungkapkan dengan kata-kata, aku bisa mengatakan bahwa dia bersikap lebih dewasa dari sebelumnya dan lebih tegas dalam berbicara," jawab Jeane.

Setelah jawaban itu keluar, suasana di dapur menjadi lebih hening. Karena mereka jadi penasaran dengan Tuan Muda mereka yang sekarang. Jika benar Tuan Muda mereka menjadi lebih baik, bukankah itu juga bagus untuk mereka. Karena persentase dipecat akan menjadi lebih kecil dari sebelumnya. 

Makanan Nike sudah selesai dibuat dan siap disajikan. Dengan cepat Jeane langsung melanjutkan tugasnya untuk menghantarkan makanan itu kepada Nike. Dia keluar dapur sambil mendorong troli penuh makanan lezat.

***

Di tengah kesibukan makan siangnya, Roan kembali dengan membawa sebuah surat ditangannya. Itu adalah sebuah surat dengan stempel keluarga Sofaran di sisi luarnya. Yang berarti surat itu dikirimkan sendiri oleh Duke atau pun Duchess Sofaran, orang tua kandung Nike.

"Tuan Muda, saya sudah melaksanakan tugas yang Anda berikan sebelumnya. Dan saat hendak masuk ke dalam Mansion, petugas surat Keluarga Sofaran memberikan ini kepada saya untuk disampaikan kepada Anda. Maaf karena mengganggu waktu makan siang Anda, tapi sepertinya ini surat dari Tuan Besar."

Mendengar hal itu Nike langsung mengelap tangan serta mulutnya. Kemudian menengok ke arah Roan yang berdiri di sebelah kanannya untuk mendapatkan surat tersebut.

"Berikan,"ucapnya.

'Apakah yang dia maksud adalah ayah dari Nike?'

Tanpa basa basi Roan langsung menyerahkan surat itu kepada Nike. Lalu dia membuka surat itu dan membaca isinya dengan cepat.

________________________________________

Untuk putraku, Nike

Maafkan ayah karena telah meninggalkanmu sendirian di mansion dengan banyak tugas yang harus dikerjakan. Tapi, jangan khawatir lagi! Karena ayah dan ibumu ini akan segera pulang dalam dua hari ke depan. Jadi jaga diri dan tetap perhatikan kesehatanmu untuk mengurusi tugas itu sedikit lebih lama lagi ^^

Eternetas Sofaran

Ayahmu,

_________________________________________

'Isi suratnya tidak seperti yang aku bayangkan, kaku dan penuh ketegasan dari seorang Duke. Melainkan penuh candaan dari seorang ayah. Dan apakah itu dua hari lagi mereka akan pulang? Berarti semua tugas merepotkan ini akan kembali ke tangan Duke. Baguslah kalau begitu,' batin Nike.

Setelah mengetahui bahwa orang tuanya akan pulang, harusnya Nike merasa senang karena semua tugas ini akan berakhir. Tapi entah kenapa hatinya merasa tidak nyaman. Seakan ada yang berbisik kepadanya bahwa akan terjadi hal buruk sebentar lagi. Tapi dia memilih untuk tidak menghiraukannya.

Nike melipat kembali suratnya dan memasukkannya ke dalam amplop seperti sedia kala. Kemudian dia berdiri dan memberikan surat itu kepada Roan.

"Simpan itu di laci surat. Dan aku sudah selesai makan, kalian bisa membersihkan mejanya," ucap Nike lalu keluar dari ruang makan.

Tujuannya adalah gazebo belakang mansion yang sepi pengunjung. Dia ingin menenangkan perasaannya yang sejak tadi ribut. Tanpa tahu bahwa keinginannya untuk pergi ke sana akan merubah total semua alur yang akan terjadi di masa depan.

***

30/10/2021

Reflemoon

Become The Villain's Brother (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang