39. Naga dan Ras Albar

967 142 5
                                    


Kedua mata itu memiliki pupil berbentuk bulan sabit dengan iris biru muda.

"Zefani ... kamu ...." 

Melihat tatapan 'tidak menyangka' dari Roan sangat mengejutkan bagi Zefani. Ternyata masih ada juga hal yang membuatnya terkejut. Berbeda dengan Nike, tuannya itu seperti biasa terlihat lebih tenang dari kebanyakan orang saat melihat sesuatu yang aneh. Mungkin itu juga alasan kenapa dia menerimanya kerja di sini ketika kediaman yang lain menolaknya. Zefani sudah lama mengamati Nike. 

"Bisakah kamu menjelaskannya?" Nike berbicara dengan nada tenang. Tidak terbesit sedikitpun kecurigaan terhadapnya bahwa mungkin saja dia rekan dari pembunuh di aula tadi. 

'Lagi-lagi tuan bersikap seolah-olah dia tau tentang semua hal. Tapi aku tidak membencinya,' batin Zefani.

"Saya akan menjelaskannya."

Setelah itu Zefani menjelaskan semuanya. Tentang ras Albar yang telah lama punah dan bahwa mereka adalah pelindung naga kuno yang melindungi benua. Ada tiga naga yang melindungi semua benua dari ancaman luar. Naga Kafael, Daenerys, dan Bert. 

"Dari semua naga itu, leluhurku dan keluargaku adalah pelindung dari Naga Daenerys. Tapi dia menghilang sejak 43 tahun yang lalu. Ada yang mengatakan bahwa Naga Daenerys ikut mematikan dirinya sendiri seperti dua naga yang lain karena merasa dunia sudah aman, tapi ada juga yang mengatakan bahwa dia pergi ke tempat yang tidak diketahui. Sampai saat ini hal itu masih menjadi misteri. Sejak saat itu manusia mulai memburu ras Albar yang tersisa untuk diambil darahnya sebagai obat panjang umur. Mereka tahu bahwa ras Albar memiliki kemampuan kebal terhadap serangan apapun kecuali pemberi kekuatan asalnya. Jadi mereka menggunakan senjata dari sisik naga yang ditinggalkan naga-naga sebelumnya untuk menghabisi ras Albar. Tapi ada satu hal yang mereka tidak tahu, bahwa setelah ras Albar mati, mereka akan berubah menjadi abu tanpa menyisakan darah setetespun."

"Dan kamu adalah salah satu ras Albar yang masih hidup?" tebak Roan.

Zefani terdiam sejenak.

"Benar, saya adalah ras Albar. Mereka semua memiliki pupil mata bulan sabit. Dan penyusup yang meracuni duke adalah ras Albar juga. Hanya saja dia adalah 'setengah' dari ras Albar, berbeda dengan saya yang seutuhnya ras Albar. Karena itu meski sama-sama memiliki pupil mata bulan sabit, dia hanya memilikinya di sebelah matanya saja, bahkan terdapat lambang pengikat pada bulan sabitnya yang menandakan dia berdarah campuran."

"Aku mengerti. Jadi itulah alasanmu selalu menggunakan penutup mata. Tapi jika mendengar dari penjelasanmu, bukankah itu berarti aku tidak ada sangkut pautnya dengan ras Albar? Bahkan keluargaku juga tidak pernah berurusan dengan itu. Mungkinkah karena ras kalian tersisa sedikit, jadi dia mengira bahwa aku sedang memanfaatkanmu saat melihatmu di kediamanku?" 

"Saya rasa tidak, tuan. Ras Albar tidak memiliki kecenderungan sebaik itu. Kebanyakan tidak peduli dengan apa yang terjadi pada teman sesama mereka, meskipun beberapa ada yang berhati lembut juga. Untuk masalah ini, sepertinya dia memang suruhan seseorang. Dia juga mengatakan bahwa dia memiliki 'tuan' saat bertarung tadi. Pelayan Roan juga pasti mendengarnya."

"Itu benar, duke," ucap Roan memvalidasi perkataan Zefani. 

Nike terlihat sedang berpikir, dahinya berkerut.

'Ras Albar ...  mau diingat-ingat lagi pun sepertinya hal itu memang tidak disebutkan dalam cerita novelnya. Ada bagian dimana naga kuno disebutkan tapi tidak spesifik, dan naga itu juga tidak pernah muncul lagi di dalam cerita. Sampai akhir, identitas Zefani hanya disebutkan sebagai salah satu bawahan tokoh utama. Apalagi soal pembunuh dari ras Albar, itu sangat melenceng dari cerita aslinya kurasa.'

"Baiklah, untuk sementara waktu rahasiakan ini dari orang lain, biarkan pamanku menjadi tersangka utama. Akan bagus jika dia tersingkir dari jalanku dengan kejadian ini. Lagi pula sepertinya dia tidak memiliki informasi lebih terkait kematian orang tuaku. Roan, selidiki Marquess Helisyan. Untuk saat ini dia lah yang paling memiliki motif untuk membunuhku karena mengacaukan banyak rencananya."

"Baik, duke."

"Dan untuk Zefani, apakah kamu dekat dengan para pelayan di kediaman?"

"Ya, saya cukup dekat dengan mereka. Apakah anda ingin saya menyebarkan rumor dengan bantuan mereka?"

Nike tersenyum, sedangkan Roan hampir kelepasan tertawa mendengar perkataan Zefani.

"Kamu cukup cerdas, aku bahkan belum mengatakannya. Lakukanlah seperti itu."

"Baik, tuan."

"Bukankah kamu 'terlalu lama' berpura-pura menjadi pelayan biasa, nona Zefani?"

Zefani beralih melihat ke arah Roan.

Wajahnya datar.

Namun, dalam hitungan detik, wajah yang terlihat tenang itu tersenyum tajam dengan mata menyipit. 

"Benarkah?"

Itu benar-benar tidak terduga. Orang yang selama ini terlihat sangat baik dan penurut ternyata menyembunyikan wajah aslinya. 

'Ah, ternyata dia orang yang seperti itu,' batin Nike. Dia langsung menghela nafas dan tersenyum dengan mata tertutup.

"Sudah cukup untuk laporannya. Aku ingin istirahat sekarang. Kalian keluar," ucap Nike sambil memosikan tubuhnya ke dalam selimut.

Keduanya mengangguk lalu keluar kamar Nike.

Sekarang yang menjadi masalah bagi Nike adalah pertanyaan tentang siapa tuan dari pembunuh itu. Seseorang yang dilayani ras Albar selain dirinya dan memiliki motif untuk menargetkannya.

***

"Master Esil, saya sudah kembali."

Perempuan yang meracuni Nike kini tengah melapor kepada tuannya. Seseorang yang dipanggil Master Esil, dia adalah Esiliana. Pendatang Kerajaan Astaville yang bahkan raja tidak bisa apa-apa terhadapnya. 

"Apa kamu sudah meracuni orang itu?"

"Sudah, master. Tapi saya tidak yakin apakah dia akan langsung mati hanya karena racun itu. Saya juga mendengar dari bangsawan di pesta bahwa namanya saat ini sedang melambung di Kerajaan Wipuria berkat kepemimpinannya sebagai duke sangat baik di wilayahnya. Sama halnya dengan Marquess Alranas."

"Hah, orang-orang sialan itu? Bagus-bagus, berbahagialah sedikit lebih lama lagi sebelum aku menghancurkan kalian. Selanjutnya cari tahu tentang apa yang dilakukan Marquess Alranas, Agies, dan juga putri Baron Helmes, Senilya."

"Baik, master."

Esiliana melanjutkan penyiksaanya terhadap tahanan di penjara utama milik Kerajaan Astaville. Tahanan yang ditahan karena melakukan pemerkosaan terhadap anak di bawah umur dan pembunuhan terhadap 15 korbannya.

.

.

TBC.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Become The Villain's Brother (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang