4. Kemunculan Bocah Pirang

16.3K 2K 31
                                    


Nike bersandar pada punggung ayunan besar berbentuk persegi panjang dari kayu di halaman belakang mansion. Sepoi angin berputar di sekelilingnya membuat dirinya mengantuk. Hingga akhirnya dia jatuh tertidur di atas ayunan dengan tubuh terlentang.

Mungkin Nike tidak menyadarinya, tapi sejak kedatangannya ke tempat ini seorang bocah berambut pirang terus-terusan mengawasi dirinya dari balik tembok. Bahkan sampai saat dirinya tertidur, bocah itu masih tetap memperhatikannya.

Dan setelah melihat Nike tertidur, baru lah bocah itu berani menunjukkan dirinya. Secara perlahan dia berjalan mendekat ke arah Nike. Dan saat berada tepat di sampingnya, pandangannya beralih pada sebuah ornamen indah yang tertempel pada baju Nike. Tangannya mulai terangkat untuk menyentuh ornamen tersebut. 

"Ini indah ...." ujarnya pelan tapi dapat mengusik waktu tidur Nike.

"Siapa?" Nike terbangun. Lalu dia berusaha untuk duduk dan membenahi pakaiannya yang sedikit berantakan. Sedangkan bocah berambut pirang itu tersentak kaget dan dengan cepat berlari ke belakang tembok untuk bersembunyi. 

'Apa yang sedang bocah itu lakukan? Apa dia mencoba untuk bersembunyi dariku? Tapi aku masih dapat melihatnya dengan jelas,' batin Nike sambil mengucek matanya yang gatal setelah tidur singkatnya.

"Hei, apa kamu mencoba bersembunyi dariku?"

" ... "

Hening. Tidak ada respon sama sekali dari bocah itu. Walaupun dia mengintip dari balik tembok.

"Jika kamu mencoba untuk bersembunyi, maka bersembunyilah dengan benar. Karena aku masih bisa melihatmu dari sini. Jadi, kemarilah!" 

Bukannya keluar, bocah itu malah makin bersembunyi karena malu. Dan suara teriakan seorang pelayan dari sisi lain tembok memasuki telinganya. Bocah itu menengok ke arah kanannya. 

"Anak sialan, kamu di mana?! Jangan membuatku marah lebih dari ini! Atau aku tidak akan memberikanmu makan!" teriaknya kasar yang langsung dihampiri bocah tersebut. 

Pelayan itu tidak melihat keberadaan Nike karena tertutup tembok, dan bocah itu juga tidak menyebutkan tentangnya. Karena itulah dia pergi begitu saja membawa bocah itu dengan kasar tanpa memberi salam kepada Nike. 

'Apa dia anak pelayan itu?' pikir Nike.

Karena ketenangannya sudah terusik sejak tadi, akhirnya dia memutuskan untuk kembali ke mansion. Dia turun dari ayunan dan berjalan dengan malas. 

'Aku masih memiliki banyak pekerjaan yang tersisa di sana.'

***

"Tuan Muda, Anda dari mana saja? Saya mencari Anda sejak tadi," tanya Roan kepada Nike saat melihatnya masuk lewat pintu depan.

"Dari halaman belakang," jawabnya sambil menggaruk kepala.

"Ternyata begitu. Baiklah, Anda masih memiliki banyak kegiatan hari ini. Jadi tolong jangan terlalu bersantai."

"Ya, aku tahu," balas Nike sambil berjalan mendahului Roan. "Ngomong-ngomong siapa anak laki-laki yang tinggal di halaman belakang itu?" lanjutnya.

"Anak laki-laki?" Roan yang membuntuti Nike dari belakang terlihat bingung dengan pertanyaan itu. Karena clue yang didapatkannya terlalu sedikit dan kurang jelas.

"Iya. Rambutnya berwarna pirang dan matanya berwarna merah darah agak gelap," jelas Nike.

Hening.

"Ada apa? Kenapa kamu diam?"

Roan terlihat agak ragu untuk menjawabnya. Karena bisa jadi ini akan menimbulkan masalah. Tapi melihat sikap Nike belakangan ini, harusnya tidak akan menjadi masalah.

"Dari ciri-ciri yang Anda sebutkan, saya rasa itu adalah Tuan Muda kedua," jawab Roan.

"Tuan Muda kedua ... ?"

Roan mengangguk

'Tuan muda? Kenapa dia menanggilnya tuan muda?'

Nike lanjut berjalan sambil berpikir.

'Bukankah putra keluarga ini hanyalah aku? Ah-- tunggu sebentar! Kenapa aku melupakan hal penting ini. Selain aku, bukankah masih ada satu lagi? Antagonis pria di masa depan, Agies Sofaran. Aku sudah berniat mewaspadainya sejak awal tapi aku malah melupakannya.'

Nike menggigit bibir bawahnya karena merasa cemas.

'Bukankah itu artinya dia adalah ancaman bagiku? Karena bahkan jika aku masih bisa bertahan hidup sampai usia 17 tahun, kemungkinan besar Agies akan balik melawanku. Entah hanya menendangku dari kediaman ini atau bahkan membunuhku dengan keji karena perasaan dendamnya.'

"Kalau begitu posisiku ...."

Dia akan tetap dalam bahaya besar. Kekuatan antagonis pria di masa depan bukanlah main-main. Ibarat kata, perang yang akan dilewati Nike di usia 17 tahun hanyalah angin lalu bagi Agies di masa depan. Dan hanya para tokoh utama yang dapat menandinginya.

Jika hubungannya dengan Agies memburuk, maka Agies akan menjadi ancaman yang lebih besar dari pada perang itu. Tapi jika dia bisa memperbaiki hubungan buruk itu mulai dari sekarang, mungkin Agies akan menjadi rekan yang bisa diandalkan di masa depan. Melebihi pihak baik manapun.

'Hoo ....'

Roan tersenyum miring saat melihat kegelisahan di wajah Nike. Karena hal itu terlihat menarik di matanya.

'Aku harus memanfaatkan kesempatan yang ada dengan sebaik mungkin. Karena yang terpenting bukanlah posisiku sebagai penerus duke, melainkan kehidupanku. Entah apa pun posisiku, tapi yang jelas sekarang ini aku masih bisa mulai menjalin hubungan yang baik dengan Agies. Dan aku baru tahu kalau Agies ternyata tinggal di mansion ini juga. Karena itu tidak pernah disebutkan dalam novelnya.'

"Tuan muda, kenapa Anda melamun?" ucap Roan memecah pikiran Nike.

"Ah, tidak apa-apa. Lupakan. Ayo lakukan pekerjaan selanjutnya." 

Roan mengangguk dan berjalan mengikuti Nike.

'Semua akan baik-baik saja jika aku melakukan semuanya dengan baik.'

***

"Apa kalian sudah menyiapkan pembunuh bayarannya?"

"Sudah Marquess."

"Bagus! Kalau begitu suruh mereka berangkat sekarang. Sebelum pasangan Sofaran itu berhasil pulang dalam dua hari ke depan," titah seorang pria dalam kegelapan.

"Baik!" balas seseorang yang mengenakan jubah hitam bertudung. Dia terlihat sangat ahli dalam hal membunuh.

Sret--!

Setelah sosok berjubah itu menghilang, pria yang memberi perintah tadi langsung tersenyum layaknya iblis sambil menatap ke luar jendela. Di mana bulan dan bintang tersenyum indah di atas sana.

"Langkahku untuk balas dendam kepada orang itu akan semakin dekat setelah menyingkirkan Sofaran!"

***

Reflemoon
21/01/2022

Become The Villain's Brother (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang