"Zefani, selama aku tidak ada di mansion, akan lebih baik kalau kamu melakukan tugasmu dengan benar.""Tentu saja, Tuan Muda. Karena Anda memperkerjakan saya untuk itu," jawab perempuan dingin itu sesuai harapan Nike.
Zefani adalah kepala pelayan yang baru saja Nike tunjuk kemarin untuk mengurusi mansion. Bisa dibilang posisinya itu berada tepat di bawah pangkat Roan sebagai pelayan pribadi.
Selain kinerjanya yang bagus, dia juga mudah untuk diurus. Bukan tipe perempuan centil yang suka ikut campur urusannya.
Mengambil salah satu calon bawahan tokoh utama di masa depan bukanlah masalah besar bukan? Itulah yang Nike pikirkan.
"Baguslah kalau kamu memahaminya."
"Hati-hati di jalan, Tuan Muda," ucapnya.
Dikarenakan keadaan khusus, Zefani selalu menutup matanya dengan sehelai kain. Sehingga dia selalu ditolak saat melamar pekerjaan. Mereka pikir Zefani buta atau memiliki mata terkutuk.
Namun, kenyataannya bukan seperti itu. Melainkan dia memiliki mata spesial yang tidak ingin dia tunjukkan kepada orang lain. Karena itulah dia selalu menutup matanya. Dan Nike yang mengetahuinya langsung menerima Zefani tanpa mempermasalahkan hal itu.
Setelah membalas ucapan Zefani dengan sebuah anggukan, Nike langsung masuk ke dalam kereta kuda. Disusul dengan Agies dan Roan dari belakang.
Hari ini adalah hari pengangkatannya menjadi Duke baru secara resmi. Tidak ada pesta meriah namun akan disaksikan oleh bangsawan lain. Gugup? Ya, mungkin sedikit.
***
"Agies, kamu mengertikan apa yang harus kamu lakukan?" ujar Nike memastikan.Agies mengangguk. "Ya, kakak. Aku mengerti."
"Bagus. Jangan sampai kamu salah menyebutku dengan sebutan Tuan Muda lagi. Bersikaplah sebiasa mungkin saat berinteraksi denganku selayaknya adik kakak pada umumnya. Dan aku juga akan melakukan hal yang sama kepadamu."
"Baik, aku tidak akan mengecewakanmu."
Nike mengangguk. Kemudian dia menatap ke luar jendela dimana lingkungan masih hijau dan sejuk. Sangat berbeda dengan kota yang ditinggali Nike di kehidupan sebelumnya. Bising dan dipenuhi banyak polusi, namun sangat indah saat malam hari. Dimana gedung pencakar langit saling beradu menghidupkan gemerlap lampu kota.
'Semua ini tidak begitu buruk.'
Nike terhanyut dalam pikirannya sendiri, sampai tidak sadar bahwa Roan tengah memikirkan tentang rencanya nanti yang akan melibatkan Nike.
'Semua ini demi balas budiku kepadanya. Tidak ada cara lain lagi, setelah semua ini selesai aku akan pergi dari kediaman Duke dan meletakkan semua bukti kejahatan di kamar Tuan Muda,' batin Roan yang akhirnya mendapatkan perhatian dari Nike. Tapi Nike memilih untuk diam saja.
"..."
***
Setelah menghabiskan beberapa jam dalam kereta kuda, akhirnya Nike tiba di istana. Dan di sana dia dapat melihat banyak kereta kuda yang terparkir di halaman istana. Menandakan bahwa sudah banyak bangsawan lain yang tiba."Tuan Muda, kita sudah sampai di istana," ucap kusir dari kediamannya.
Dan setelah itu Roan membuka pintunya. Dia turun dari kereta kuda terlebih dahulu kemudian mengulurkan tangan kanannya untuk membantu Nike turun dari sana.
Sebelum Nike menerima uluran tangannya dia mengingatkan Agies kembali agar bersikap sebiasa mungkin. Dan setelah itu barulah dia turun dari sana.
Nike berjalan di depan dengan membawa sebuah tongkat yang biasanya dipakai oleh bangsawan untuk meningkatkan wibawa mereka. Sekaligus menunjukkan bahwa mereka berada di puncak kekuasaan tertinggi keluarga itu.
Meskipun tongkatnya terlihat sepele dan kecil serta tidak diwajibkan untuk membawanya, tapi sebenarnya itu juga salah satu alat untuk pertahanan diri. Karena di dalamnya terdapat bilah tajam yang bisa digunakan untuk membunuh orang.
"Agies!"
Nike memanggil Agies agak keras karena dia berjalan dengan lambat.
"Ah, ya-ya, segera datang!" balas Agies lalu berlari ke arahnya. Sampai-sampai dia menabrak punggung Nike. "Ma-maaf, kak," ucapnya dengan gugup.
"Berhati-hatilah."
Agies yang melihat tatapan serius dari Nike langsung mengangguk dengan cepat. Dan setelah itu keduanya berjalan masuk ke dalam istana dengan Roan yang senantiasa mengikuti dari arah belakang.
Saat Nike menunjukkan tanda keluarga, penjaga pintu langsung membukakan pintu untuknya. Dan detik berikutnya tatapan seluruh bangsawan yang ada di dalam beralih kepadanya.
"..."
'Benar-benar tekanan yang luar biasa dari aristokrat. Tidak heran kalau Tuan Muda atau Nona bangsawan lain yang kehilangan orang tuanya memilih untuk membawa wali dari pada harus datang sendiri.'
Srett!!
Nike langsung menoleh ke samping ketika ujung kemejanya ditarik. Dia melihat Agies yang ketakutan.
"Agies, lepaskan kemejaku!" perintah Nike dengan suara pelan.
"Ma-maafkan aku, kak. Aku sangat takut ...," keluhnya sambil menunduk dengan air mata yang sudah siap jatuh. Dan hal itu membuat orang-orang makin meperhatikan mereka.
Dahi Nike mengerut. Dari awal dia memang tidak mengharapkan banyak hal, tapi ini benar-benar menjengkelkan.
'Bocah ini ... aku sudah mengingatkannya sebelum ini ....'
Rasanya emosi Nike ingin meledak saat ini juga. Tapi dia mengingatkan dirinya kembali bahwa Agies hanyalah seorang anak kecil. Meskipun di masa depan dia akan menjadi penjahat pria, tapi saat ini dia masih polos. Dan tidak perlu menggunakan otot untuk berurusan dengan anak kecil.
"Hah ...."
Nike menghela napas. Kemudian dia mencoba melepaskan tangan Agies dari kemejanya dan menggantinya dengan gandengan tangan. Selayaknya seorang kakak yang perhatian kepada adiknya. Dan hal itu membuat Agies terkejut sampai menatap ke arahnya.
"Ka-kakak?"
"Diamlah! Kau benar-benar merepotkan. Akan lebih baik kalau kau belajar lebih tekun lagi setelah pulang nanti."
Meskipun nada bicara Nike terlihat jengkel, tapi itu sudah cukup untuk membuat Agies tersenyum tipis. Dia merasa senang karena tidak dipukul walau melakukan kesalahan. Tidak seperti pengasuhnya yang selalu marah besar.
"Baik."
Kemudian Nike menyuruh Roan untuk mengambilkan minuman jeruk dari meja sebelah kiri karena dirinya merasa bosan menunggu kedatangan raja. Namun, tiba-tiba Countess Litaria datang menyapanya.
"Selamat siang, Tuan Muda Sofaran ...."
.
.
Reflemoon
21/02/2022
![](https://img.wattpad.com/cover/288881478-288-k418479.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Become The Villain's Brother (REVISI)
FantastikEgi, pria dewasa berumur 21 tahun baru saja bertengkar dengan adik perempuannya kemarin sore. Mereka bertengkar karena sebuah novel berjudul "The Reborn of Marquess". Adiknya itu terus-terusan membaca novel tersebut sampai dia lupa belajar. Karena i...