Acara lamaran itu berjalan dengan sangat baik. Anggota keluarga Na di sambut sangat baik di kediaman Jeno.
Ayah dan ibu Jeno sangat bahagia melihat kehadiran nyonya besar Na dan juga tuan Na. Betapa beruntungnya mereka yang akan segera menjadi besan keluarga besar Na. Terlebih lagi anak kesayangan mereka akan menikah dengan tuan Na, pewaris tahta keluarga Na.
Jeno menatap hamparan bunga yang ada di depannya. Hari mulai sore dan lamaran itu masih berlangsung. Awalnya Jeno ada di sana, namun karena terlalu risih dengan tatapan dalam tuan Na kepadanya. Membuat dirinya memilih untuk pergi dari sana, dengan alasan ingin menghirup angin segar. Lagi pula ia sudah tidak di butuhkan lagi di sana. Karena setelah ini semua urusan yang berhubungan dengan pernikahan nya akan di urus oleh kedua orang tuanya.
Hembusan angin itu berhasil membuat Jeno tersenyum manis. Rasanya begitu sejuk dan terasa nyaman. Ia merasa sangat damai sekarang.
Greeep!
Jeno hampir saja tersungkur ke depan, ketika merasakan sebuah lengan yang melingkar di perutnya saat ini.
Hembusan nafas yang terasa hangat ia rasakan di bagian lehernya.
Tubuhnya di tarik semakin dekat. Dan pelukan itu terasa semakin erat.
"Apa aku mengganggu mu?"
Suara berat itu! Jeno tau itu siapa!
"Tuan.."
Pelukan hangat itu semakin terasa nyaman.
"Aku hampir saja terjatuh"
Ucap Jeno dengan suara lembutnya. Jujur saja, ia sangat gugup sekarang. Gimana nggak gugup coba, nih cowok ganteng seantero korea selatan malah meluk dia tiba-tiba kayak gini sekarang!Tapi Jeno merasa bingung. Kenapa dia harus gugup?
"Maaf.."
Ucapnya lembut. Lalu menopangkan dagunya di bahu sempit itu."Kau sangat harum.."
Hidung mancung itu bermain-main di sekitar leher dan juga bahu Jeno yang terekspos."Kenapa tuan ada di sini? Tuan meninggalkan mereka?"
Tanya Jeno."Hanya untuk mu"
Sebuah kecupan Jeno dapat di bahunya.
"Mengapa kau menerima lamaran ku?"
"Apa tuan ingin ku tolak lagi?"
Tanya Jeno. Tuan Na terlihat mengeryit tidak suka dengan jawaban Jeno. Belum lagi perkataan Jeno yang terdengar tidak formal lagi dengannya."Kita belum menikah, tapi kau sudah tidak sopan dengan ku.."
Bukan nada marah yang Jeno terima, tapi nada suara lembut yang seperti terdengar merengek pelan. Sepertinya. Karena Jeno juga tidak yakin.
"Tuan tidak suka? Bukankah kita akan menikah sebentar lagi?"
Ucap Jeno sedikit melirik kearah calon suaminya itu."Lakukan saja jika itu membuat mu bahagia"
Ucap tuan Na, yang berhasil membuat Jeno yakin jika pria yang tengah memeluknya saat ini sangat mencintainya."Tuan, boleh aku menanyakan sesuatu?"
Jeno mencoba menatap wajah tuan Na.
"Katakan saja.."
Jeno melepas pelukan itu lalu membalik tubuhnya. Menatap wajah tampan dengan tubuh yang lebih tinggi darinya.
"Kenapa tuan mencintai ku?"
Ucapnya dengan tatapan yang begitu lembut dan sedikit penasaran. Tuan Na sedikit tersenyum tipis. Membuat Jeno yang melihatnya langsung mematung.'Dia baru aja senyum di depan gue!?'
Tuan Na meraih tangan mungil itu untuk ia genggam. Kecupan lembut ia berikan di punggung tangan Jeno. Menarik pinggang calon istrinya agar semakin dekat dengannya.
"Aku juga tidak tau mengapa? Yang aku tau hanyalah, aku mencintai mu sejak pertama kali melihat mu"
Ucap tuan Na, menatap intens kedua mata indah yang sekarang menjadi kesukaannya."Apa aku harus mempercayai mu, tuan?"
Pertanyaan bodoh yang seharusnya bisa membunuh Jeno sekarang. Bagaimana bisa ia meragukan seorang ceo utama seperti ini!?
Bukannya marah, tuan Na malah tersenyum hangat. Sambil bermain di pinggang ramping Jeno.
"Kau bisa mempercayai ku, aku tidak akan mengkhianati mu"
Ucapnya dengan penuh keseriusan. Jeno tersenyum teduh. Senyuman tulus yang ia keluarkan kali ini. Ia benar-benar merasa puas dengan jawaban sang ceo yang berhasil menyentuh hatinya."Kalau begitu, aku akan memegang ucapan mu"
Ucap Jeno. Tuan Na tersenyum lalu mengecup kening itu dengan lembut."Aku mencintai mu"
VannoWilliams
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO (JaemJen)
Teen FictionKisah seorang anak lulusan sma bernama Lee Jeno yang mengalami kecelakaan di hari kelulusannya. Harus rela di jodohkan oleh kedua orang tuanya dengan seorang ceo yang sudah menyelamatkan nyawanya.