part 8

11.4K 1K 0
                                    

Jeno menatap lurus kearah halaman belakang kamarnya. Seluruh keluarganya terus menanyakan keadaannya. Dan apa saja yang ia bicarakan dengan tuan Na.

Jeno tidak mungkin mengatakan jika ia baru saja menolak pinangan dari sang ceo. Mungkin ibu dan ayahnya akan sangat kecewa dengannya.

Ia berharap kejadian tadi hanya akan menjadi rahasia antara mereka berdua.

"Jeno, apa kami berdua boleh masuk?"

Terdengar suara Shotaro di balik pintu kamar Jeno.

"Masuk aja!"
Jawab Jeno. Keduanya langsung masuk dengan langkah terburu-buru.

"Jeno, lo baik-baik aja?"
Tanya Chenle dengan khawatir.

"Gue baik, tapi.."
Jeno menghentikan ucapannya, membuat keduanya penasaran.

"Gue mau cerita sesuatu sama kalian berdua. Tapi kalian harus janji jangan bilang sama siapapun!"
Ucap Jeno. Chenle dan Shotaro awalnya ragu, namun karena terlalu penasaran akhirnya mereka memilih mengangguk.

"Gue tadi habis di lamar sama tuan Na"
Ucapnya dengan sedikit berbisik.

"Apa!?"
Suara teriakan Chenle dan Shotaro berhasil membuat ibu Jeno yang berada di ruang tamu sedikit kaget karena mendengar suara teriakan keduanya.

"Lo serius?"
Tanya Chenle tidak percaya.

"Gue serius!"

"Trus lo jawab apa?"
Tanya Shotaro penasaran.

"Ya gue tolak lah!"
Jawab Jeno acuh.

"Lo dah gila, ya!? Bisa-bisanya lo nolak tuan Na"
Chenle terlihat tidak habis pikir dengan Jeno.

"Kan itu hal yang wajar. Gue bebas nolak siapapun!"
Ucap Jeno.

"Tapi tidak untuk tuan Na. Ini tuan Na loh, Jen. Orang terkaya di negara kita ini. Masa lo nolak dia sih!?"
Ucap Shotaro dengan nada tegasnya.

"Untung aja lo nggak langsung hilang"
Sambung Chenle masih dengan gelengan kepalanya karena melihat tingkah Jeno yang menurut mereka sangat aneh.

"Tapi gue nggak mau nikah sama dia!"
Jeno memalingkan wajahnya.

"Tapi kenapa? Lo tau sendiri kalau tuan Na itu siapa? Dia bahkan boss dari bokap lo. Menjadi istrinya itu mimpi yang paling mustahil untuk di raih, dan lo menyianyiakan kesempatan itu?"
Ucap Shotaro menjelaskan betapa bodohnya Jeno menolak pinangan pribadi dari tuan Na.

"Bukan ini yang gue mau! Gue nggak suka sama dia! Gue mau di sini..bareng kalian, ibu dan ayah!"
Ucap Jeno yang mulai menangis. Sebenarnya Jeno tidak ingin berpisah dari kedua orang tuanya, terlebih lagi kehidupan tuan Na yang sangat jauh berbeda dari kehidupannya. Jeno takut ia tidak bisa berdampingan dengan sang tuan besar jika mereka menikah nanti. Chenle dan Shotaro menatap sendu sang sahabat.

"Jen, kita ngerti perasaan lo. Tapi nolak tuan Na juga hal yang rugi banget sebenernya"
Ucap Chenle yang kembali mengelus punggung Jeno.

"Tapi tuan Na nggak masalah soal itu. Dia bahkan bilang mau nunggu gue!"
Ucap Jeno masih dengan sesegukkan. Shotaro merengutkan keningnya lalu menoleh kearah Chenle.

"Apa mungkin tuan Na..?"
Chenle menghentikan ucapannya. Shotaro terdiam karena mulai sadar dengan ucapan Chenle.

"Suka sama Jeno!?"
Teriak Shotaro dengan lantang.



















































VannoWilliams

CEO (JaemJen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang