part 57

4.5K 341 0
                                    

Beberapa menit sudah berlalu. Hampir seluruh pakaian Jeno sudah berubah warna menjadi coklat dan terlihat basah akibat air yang masih menggenang di sekitarnya.

Tangisnya masih belum berhenti. Sampai sang suami akhirnya sudah datang bersama beberapa bodyguard di belakangnya.

Jeno yang sedari tadi menangis sambil memanggil nama sang suami. Tiba-tiba saja merubah ekspresi wajahnya. Ia menatap wajah tampan Jaemin dengan kesal.

"Ngapain Nana ke sini?"
Ucapnya sambil sesegukan.

Jaemin terlihat menghela nafas,dan berjalan mendekat kearah sang istri. Wajahnya terlihat sangat khawatir dan marah dalam bersamaan.

"Jangan dekat-dekat!"
Jeno berteriak, saat Jaemin ingin menggendongnya.

"Sayang.."
Suara Jaemin terdengar seperti menahan rasa geramnya pada sang istri.

"Aku gak butuh bantuan Nana..aku bisa sendiri!"
Jeno masih menatap kesal sang suami dan berusaha untuk bangun. Namun nihil, ia kembali terjatuh.

Jaemin rasanya ingin memukul siapa saja untuk mengurangi rasa kesalnya pada sang istri yang sangat keras kepala.

"Sayang jangan membuat ku marah.."
Suara Jaemin terdengar memperingati Jeno.

"Kenapa? Kau ingin marah? Ya sudah marahi saja aku!"
Ucap Jeno yang kembali menangis.

"Hiks..Nana memang sudah tidak sayang lagi dengan ku.."
Kedua mata itu berair. Kedua pipinya sudah kotor akibat lumpur yang tidak sengaja tertinggal di sana.

Jaemin menghela nafas lelah.

Apa yang harus ia lakukan agar istrinya mau mendengarkannya!?

Jeno masih terus menangis. Membuat Jaemin tidak punya pilihan lain. Selain menggendong paksa sang istri.

"Lepasin! Turunin aku!"
Jeno kembali berontak, mencoba turun dari gendongan sang suami.

"SAYANG!"
Suara Jaemin menggema ke seluruh lorong menuju kamar utama. Seluruh pelayan yang ada di sana terdiam. Bahkan Jeno juga ikut terdiam. Tatapannnya berubah menjadi takut. Membuat Jaemin kembali menghela nafas berat.

Setelah sampai di kamar. Jaemin segera membersihkan tubuh kotor sang istri. Mengelap seluruh tubuh indahnya. Dan memakaikannya pakaian yang baru.

Jeno menatap lurus kedepan. Masih menampilkan wajah kesal dan cemberutnya. Tidak ingin melihat sang suami yang sedari tadi membujuknya.

"Sayang..aku tidak suka melihat sikap mu yang seperti ini"

"Ya sudah tidak perlu di lihat! Tinggalkan saja aku sendiri!"
Jeno menggeser duduknya agar sedikit menjauh dari sang suami.

"Sayang, ada apa dengan mu? Kau menginginkan sesuatu?"

Jeno melirik sekilas kearah Jaemin lalu memalingkan wajahnya lagi.

"Apa aku melakukan sesuatu yang salah?"
Suara Jaemin terdengar sangat lembut ketika menanyakan hal itu ke pada Jeno.

Jeno akhirnya kembali menoleh kearah sang suami. Kedua matanya kembali memerah menahan tangis.

"Nana membentak ku..hiks.."

Sekali lagi Jaemin di buat depresi dengan mood sang istri yang terus berubah.

"Maafkan aku sayang..aku tidak berniat membentak mu"
Jaemin berusaha menenangkan sang istri yang kembali menangis.

"Janji jangan seperti itu lagi.."

"Aku berjanji sayang"

Jeno mengangguk lalu kembali mendekatkan dirinya dengan sang suami.

Jaemin menarik tubuh ramping Jeno untuk ia peluk dengan erat.

CEO (JaemJen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang