"Sayang.."
Suara berat Jaemin berhasil mengalihkan perhatian Jeno dari mengelus perutnya."Tuan sudah pulang.."
Jeno terlihat tersenyum, lalu membenarkan cara duduknya.Jaemin tersenyum, lalu berjalan menghampiri sang istri. Mencium kening dan juga bibir manisnya.
"Apa kau masih mual?"
Tanya Jaemin yang kini mengelus pipi lembut itu."Sudah tidak..anak kita pintar..dia tidak ingin merepotkan mamanya"
Ucap Jeno dengan senyuman.Jaemin juga ikut tersenyum lalu mencium kening sang istri.
"Aku membersihkan diri dulu"
Ucap Jaemin.
Jeno memgangguk pelan.Kehamilan Jeno saat ini sudah menginjak 4 bulan. Si ibu hamil yang manis itu masih terus saja meminta sesuatu yang aneh untuk ia konsumsi. Ia bahkan mulai memanggil sang suami dengan sebutan "Daddy" hingga membuat Jaemin hanya bisa pasrah dibuatnya.
Tubuh ramping yang kini sudah berisi itu, terlihat tengah berjalan-jalan mengitari taman mansion. Dengan Jeongin yang mengikutinya di belakang sambil memotong buah apel untuk Jeno makan.
"Eumh..Jeongin..bukankah itu buah jeruk?"
Ucap Jeno menunjuk salah satu pohon dengan buah yang cukup lebat."Iya nyonya.."
"Aku ingin memakannya"
"Baik nyonya..saya akan menyuruh seseorang untuk mengambilkannya"
"Tidak perlu!"
Jeno menghentikan Jeongin yang hendak pergi."Biar aku saja!"
Ucapnya dengan senyuman.Jeongin yang mendengar hal itu langsung mendelik kaget.
"T-Tapi nyonya..anda tidak boleh melakukan itu"
"Mengapa? Kau ingin melarang ku?"
Jeno menatap Jeongin dengan tatapan sedih. Tatapan yang akhir-akhir ini di benci oleh seluruh penghuni mansion, karena tidak bisa menolaknya."Nyonya..tuan Na akan sangat marah jika tau.."
"Dia tidak akan tau..dia kan sedang ada di lu-"
"Sayang.."
Perkataan Jeno terhenti, ketika mendengar suara berat sang suami dari balik tubuhnya.
Jeno membalik tubuhnya, dan langsung menemui sang suami yang berdiri di depannya dengan Jisung di belakangnya.
"Apa yang kau lakukan di sini?"
Tanya Jaemin dengan wajah datarnya."Memakan buah sambil berjalan-jalan"
Jawab Jeno dengan senyuman.Jaemin tidak menjawab, namun ia melirik kearah potongan buah apel yang ada di tangan Jeongin.
"Ganti yang baru!"
Perintahnya. Membuat Jeongin tersentak pelan. Lalu mengangguk."Jangan! Tidak perlu!"
Jeno kembali menghentikan langkah Jeongin.Jeno menatap sang suami dengan tatapan lembutnya.
"Tuan..aku ingin buah itu"
Tunjuknya kearah buah jeruk yang terlihat segar itu.Jaemin mengikuti arah tunjuk sang istri, lalu mengangguk setelahnya.
"Perintahkan seseorang untuk mengambilnya!"
Ucap Jaemin kepada Jisung."Baik tuan.."
"Tidak perlu!"
Jeno kembali menghentikan Jisung yang hendak pergi.Jaemin menatap bingung sang istri.
"Biar aku saja yang mengambilnya!"
Ucapnya dengan senyuman manisnya.Jaemin dan juga Jisung di buat kaget dengan perkataan Jeno. Jeongin bahkan sudah mematung di tempat untuk kedua kalinya.
"Kau ingin memanjat pohon itu?"
Tanya Jaemin."Huum"
Angguk Jeno imut."Kau tidak boleh melakukan itu!"
Ucap Jaemin dengan suara beratnya."Kenapa? Nana..aku ingin memakan buah itu.."
Jeno menatap sendu sang suami."Aku akan menyuruh orang lain untuk memgambilkannya"
"Tidak mau!"
Jeno menggeleng kesal.
Kedua tangannya sudah ia lipat di depan dadanya."Sayang!"
Jaemin menajamkan kedua matanya saat melihat wajah cemberut sang istri."Pokoknya aku ingin memanjatnya!"
Pekik Jeno dengan cukup keras.Jaemin mencoba menahan emosinya.
"Aku akan membunuh diri ku sendiri jika mengijinkan mu memanjat pohon itu"
Ucapnya dengan penuh penekan di setiap kalimatnya."Nana, kau sangat berlebihan.. aku hanya memanjatnya saja. Lagi pula aku bukan anak kecil. Aku sudah 19 tahun!"
"Kau masih 18 tahun, sayang.."
"Terserah..pokoknya aku mau memanjat pohon itu sendiri!"
Jeno membalik tubuhnya lalu beranjak pergi.
Namun sekali lagi, ia kalah cepat. Sang suami sudah berada di belakangnya dan langsung memeluknya dengan sangat erat."Lepasin aku!"
Jeno mencoba berontak, namun nihil. Tenaga suaminya sangatlah kuat."Nana anak kita ingin jeruk!"
"Aku akan memgambilnya untuk mu"
Jaemin melepas pelukannya pada Jeno lalu berjalan kearah pohon jeruk itu."Kau ingin memanjatnya?"
Jeno membolakan kedua matanya.Jisung dan Jeongin sampai tidak percaya jika sang tuan akan benar-benar memanjat pohon itu.
Jaemin tidak menjawab, namun ia sudah berdiri tepat di sebelah pohon itu.
Buagh!
Seluruh buah jeruk yang sangat banyak itu berjatuhan begitu saja. Ternyata, Jaemin sudah meminta salah satu bodyguardnya memanjat pohon itu secara diam-diam saat ia menahan Jeno tadi.
Jaemin menoleh kearah Jisung yang hanya diam. Sang tuan tidak perlu di pertanyakan lagi kejeniusannya.
Mendapat tatapan dari sang tuan, Jisung segera meminta para pelayan, mengambil semua jeruk yang ada di pohon tumbang itu."Tuan..aku cuman butuh satu jeruk, kenapa kau memetik semua buahnya?"
Jeno menatap tidak percaya wajah datar sang suami."Jangan mengatakan apapun lagi! Aku sudah menuruti keinginan mu"
Ucap Jaemin. Dan Jeno hanya kembali mendengus kesal.KevanoAlvyn
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO (JaemJen)
Ficção AdolescenteKisah seorang anak lulusan sma bernama Lee Jeno yang mengalami kecelakaan di hari kelulusannya. Harus rela di jodohkan oleh kedua orang tuanya dengan seorang ceo yang sudah menyelamatkan nyawanya.