"Kalian datang cuman untuk nih kalung sama ngasih tau gue soal tadi?"
Jeno menoleh kearah kedua sahabatnya itu."Nggak hanya itu. Gue nemenin Chenle kesini"
Ucap Shotaro yang kini melirik kearah Chenle yang tersipu malu."Untuk apa?"
Tanya Jeno penasaran."Dia mau ketemu sama sekretaris Jisung"
Ucap Shotaro."Sekretaris Jisung? Untuk apa?"
"Lo lupa? Mereka berdua kan udah mau tunangan"
Ucap Shotaro, yang berhasil membuat Jeno kaget."Tunangan? Gue..gue lupa anjir. Jadi cowok yang waktu itu di jodohin sama lo itu sekretaris Jisung!?"
Ucapnya yang sedikit kaget. Chenle mengangguk malu."Trus kapan kalian menikah?"
Tanya Jeno ke Chenle.Chenle sedikit menunduk,
"Satu minggu lagi"
Ucapnya."Waahhh gue turut bahagia ya.."
Jeno berjalan menghampiri Chenle lalu memeluknya."Trus lo Shotaro. Kapan nikahnya?"
Tanya Jeno menaik-naikkan alisnya menatap sahabatnya itu."Gue nunggu di jodohin aja"
Ucap Shotaro dengan tenang."Kenapa nggak coba cari sendiri?"
Jeno kembali bertanya."Lebih enak di jodohin kayaknya"
Ucap Shotaro."Idih banget sih lo"
Jeno menatap Shotaro dengan kekehan pelannya dan Shotaro hanya tersenyum saja."Yaudah kalau gitu, kita mau ketemu sama sekretaris Jisung dulu ya"
Shotaro kembali menoleh kearah Jeno."Kok buru-buru amat sih?"
"Kami harus cepat pulang. Gue ijinnya cuman pergi sebentar sama orang tua gue"
Jelas Chenle. Jeno hanya mengangguk sambil cemberut."Kalian sering-sering mampir ya, gue kesepian banget disini"
Ucapnya yang kini memeluk kedua sahabatnya secara bergantian."Ntar kita usahain"
Ucap Shotaro yang di angguki oleh Chenle.Dan setelahnya mereka kembali berpisah.
Jeno yang merasa sangat bosan berada di mansion memilih untuk berjalan-jalan di sekitar taman.
Tentunya bersama Jeongin yang terus berdampingan dengannya."Pelayan Jeongin, aku sangat bosan berada di mansion terus menerus.."
Jeno menghela nafas pelan setelah mengatakan hal itu."Mengapa nyonya bisa bosan? Bukankah di mansion nyonya bisa mendapatkan apapun?"
Tanya Jeongin. Jeno kembali menghela nafas namun kini sedikit kasar."Aku ingin jalan-jalan keluar. Melihat kota dan juga membeli sesuatu di pasar"
Ucapnya."Tapi nyonya, tuan Na tidak mengijinkan anda keluar dari mansion"
Jeongin mencoba mengingatkan Jeno tentang larangan yang di buat oleh suaminya. Jeno kembali mendengus, lalu sebuah ide muncul di otaknya."Itukan kalau ketahuan. Kalau tuan Na nggak tau kan berarti nggak papa.."
Ucap Jeno dengan raut wajah sumringahnya. Jeongin yang mendengar hal itu langsung mendelik panik."Bu-Bukan seperti itu nyonya, anda tidak bisa.."
"Jeongin! Bantu aku kabur dari sini"
Jeno menatap Jeongin dengan antusias."T-Tapi, nyonya.."
"Ayolah, kumohon.."
Jeno menampilkan mata memelasnya yang membuat Jeongin semakin panik. Setelah lama berpikir dan mendapat godaan serta bujukan rayu dari Jeno. Akhirnya ia memutuskan untuk membantu Jeno kabur dari mansion.VannoWilliams
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO (JaemJen)
Teen FictionKisah seorang anak lulusan sma bernama Lee Jeno yang mengalami kecelakaan di hari kelulusannya. Harus rela di jodohkan oleh kedua orang tuanya dengan seorang ceo yang sudah menyelamatkan nyawanya.