part 22

10.2K 885 1
                                    

'Rasanya gue mau pingsan aja sekarang. Badan gue remuk semua! Nih manusia mesum apa nggak ada capek nya apa? Gue di gempur sampe dua jam. Kampret emang!'

Jeno menatap wajah tampan yang tengah terpejam di depannya dengan sangat kesal. Pengen banget dia tuh teriak-teriak sekarang. Tapi dia masih sayang nyawa.

Kedua mata itu terbuka, membuat Jeno segera menutup matanya.

"Aku tau kau belum tidur"
Ucap sang suami dengan senyuman lembutnya. Jeno menghela nafas lalu membuka kedua matanya kembali.


"Kau sangat cantik"

"Jangan memuji ku!"
Ucap Jeno dengan ketus.

"Kau masih marah?"

"Apa kau tidak bisa melihat nya!?"
Ucap Jeno yang masih saja terdengar ketus.

"Maafkan aku, sayang.."
Tuan Na menarik tubuh ramping itu agar semakin dekat dengannya.

"Apa masih sakit?"
Tanyanya lembut. Jeno mengangguk dan sedikit merengek. Tuan Na tertawa pelan lalu mengecup lembut pipi gembil itu.


"Maaf kan aku sayang, aku tidak bisa menahan diri ku"

Elusan lembut Jeno terima di punggungnya dari sang suami.

"Tuan.."
Panggil Jeno sambil memain-mainkan jarinya di dada bidang itu.

"Iya sayang ku?"
Jawab sang suami, sedikit menunduk untuk melihat wajah cantik itu.

"Apa tuan punya nama?"
Tanya Jeno dengan penasaran. Karena jujur dari pertama kali ia mengenal tuan Na ini, ia belum tau siapa nama asli sang ceo.

Di berita manapun ia tidak pernah menemukan nama asli tuan Na selain nama keluarga besarnya. Merasa ada kesempatan, akhirnya Jeno memilih bertanya. Lagi pula, yang memeluknya sekarang kan adalah suaminya. Jadi wajar kalau dia ingin tau.

"Kau sangat ingin tau?"

Jeno mengangguk pelan.

Pria tampan itu tersenyum lalu mendekatkan wajahnya dengan wajah Jeno.
















































































"Na Jaemin"








































































"Jaemin?"
Tanya Jeno sambil mengerjap-ngerjapkan matanya imut. Jaemin mengangguk.


"Nama tuan terdengar lucu"
Ucapnya dengan kekehan lucu.

"Apa boleh aku memanggil nama tuan dengan panggilan Nana?"
Tanya Jeno dengan antusias. Jaemin mengeryit tidak suka, membuat Jeno memudarkan senyumannya.


"Ma-maaf tuan.."
Ucapnya dengan tundukkan.

"Tidak masalah, apapun panggilan yang kau berikan, aku akan tetap mendengarkan mu"
Ucap Jaemin yang berhasil membuat Jeno memekik senang.

"Makasih, Nana!"
Ucap Jeno sambil mengecup pipi sang suami.

Tersadar dari perbuatannya, Jeno langsung menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Jaemin sedikit tertawa, lalu semakin membawa tubuh ramping itu kepelukannya.

"Selamat malam, sayang"

"Ma-malam Nana"

Jaemin kembali tersenyum, entah mengapa ia sangat suka saat sang istri memanggilnya dengan panggilan itu. Terasa sangat menyenangkan untuk ia dengar.














































VannoWilliams

CEO (JaemJen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang