part 37

2.3K 126 0
                                    

Jeno menatap lurus kearah sang gadis yang tengah menangis tersedu-sedu di depan sang suami.

Jeno berjalan perlahan menghampiri keduanya. Atau lebih tepatnya menghampiri suaminya, mencari tau apa yang sebenarnya terjadi.

"Nana.."
Panggilan lembut dari Jeno berhasil membuat pandangan Jaemin yang awalnya menatap lurus kearah Liana kini menoleh kearahnya.

"Mengapa kau bisa ada di sini?"
Tanya Jaemin pada sang istri.

"Aku merindukan mu.."
Jawab Jeno asal.

Namun setelah sadar jika mereka sedang tidak berdua disana, ia langsung mengalihkan pembicaraan.

"Ada apa? Mengapa Liana bisa ada di sini?"
Tanya Jeno yang kini melirik kearah Liana yang tengah menangis di depannya.

Jeno merasa sangat tidak tega, melihat gadis baik itu yang menangis tersedu-sedu seperti itu.

"Ayahnya baru saja meninggal saat menjalankan tugas yang ku berikan di luar kota. Ia mengalami kecelakaan di perjalanan"
Ucap sang suami menjelaskan. Jeno yang mendengar hal itu langsung mendelik kaget.

"Kakak Liana juga ikut meninggal, karena mereka berada di dalam mobil yang sama"
Lanjut sang suami. Jeno kembali di buat kaget. Ia memandang tubuh ramping itu dengan sendu.

'Pantas aja dia nangis kayak gitu. Dia baru aja kehilangan keluarganya'

"Sayang.."
Suara berat Jaemin terasa memanggil Jeno untuk menoleh kearahnya.

"Jika kau tidak keberatan..



































aku ingin menjadikan Liana sebagai istri kedua ku"






































Jeno mematung di tempat ketika mendengar peryataan yang keluar dari mulut sang suami.

"I-Istri kedua?"
Lirih Jeno tanpa di dengar siapapun.

Sekretaris yang melihat keterdiaman Jeno memilih untuk berbicara.

"Maaf menyela nyonya, namun alasan tuan Na menjadikan nona Liana sebagai istri kedua karena nona Liana sudah tidak memiliki siapapun di hidupnya. Terlebih lagi rumahnya disita oleh pihak bank karena hutang yang keluarganya miliki. Nona Liana juga bisa menjadi istri kedua karena dulunya dia juga merupakan salah satu calon istri dari tuan Na"
Ucap sang sekretaris tuan Na. Jeno mendengarkannya dengan sangat menyimak. Ia menoleh kearah sang suami yang hanya menampilkan raut wajah datarnya.

'Nih ceo nggak punya perasaan apa? Udah mau maduin gue, trus nggak nunjukin ekspresi apapun lagi!'

Jeno mengalihkan pandangannya kearah Liana.

'Tapi Liana kasihan juga, dia udah nggak punya siapapun lagi sekarang'

Jeno terlihat menghela nafas, lalu kembali menoleh kearah sang suami.

"Aku nggak keberatan.."
Ucapnya dengan sangat santai.

Seluruh manusia yang ada di dalam sana termasuk sang suami menatap kaget kearahnya.

Bagaimana bisa ia tidak melakukan penolakan sama sekali? Seharusnya ia memohon atau meminta agar sang suami tidak melakukan hal itu. Namun ternyata itu tidak akan terjadi pada Jeno.

Karena pada dasarnya, ia masih belum mencintai sang suami.






































VannoWilliams

CEO (JaemJen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang