09|Ketahuan

720 123 1
                                    

Kekosongan dalam kelas Giwang sudah terisi, kini semua meja dan kursi telah ada empunya. Suasana juga menjadi sedikit ramai walaupun masih ada wali kelas di depan sana.

Aldevan dan Zayyan memilih untuk duduk di meja pojok barisan terakhir, tepat dibelakang Giwang dan Theo. Sedangkan Nizam, si anak yang benar benar baru masuk kelas itu, memilih untuk duduk di samping Aldevan, masih di baris paling belakang.

"Habibi, lo pindahan dari mana?" tanya Aldevan pada Nizam, mulutnya asal saja berucap

Aldevan melihat Nizam seperti orang arab, memang parasnya terlihat unik dan berbeda dengan orang orang yang Aldevan sering temui

"Dari luar kota" jawabnya santai

"Lo punya saudara nggak?"
Orangnya ganteng, pasti keluarganya juga cantik cantik

"Punya, kakak sama adek cewe"

"Serius lo?"

Nizam mengangguk, "Kakak cewe gua udah punya cowo, adek gue masih dibawah umur. Gua nggak setuju kalo lo deketin!"

"Anjir!"

Bisa bisanya merasakan niat modus Aldevan

Kelas hari itu dimulai dengan mata pelajaran yang diampu oleh wali kelasnya, Giwang belajar seperti biasanya. Memperhatikan guru dengan teliti, menulis setiap detail detail yang tidak ada dipapan tulis, mengamati kelas karena dia ketuanya dan memastikan semua baik baik saja.

Keributan kecil hampir tidak tertangkap oleh indra penglihatannya karena sumber masalah berada dibelakangnya. Aldevan dan Zayyan sedari tadi tertawa, entah apa yang mereka obrolkan

Giwang membalikkan badan, melihat mereka. "Sttttt, jangan berisik. Masih pelajaran!" tegurnya

"Wang Wang, cewe yang duduk baris ketiga deket tembok itu siapa?" tanya Aldevan

"Yang rambut sebahu?"

Aldevan mengangguk antusias

"Istirahat gue kasih tahu, syaratnya lo diem. Jangan bercanda di kelas!"

Giwang lalu berbalik kembali, menyimak guru yang sedang menjelaskan materi didepan kelas.

Theo memalingkan wajah, melihat Aldevan dan Zayyan sambil berisik, "Ketua kelas nih bos, senggol dong"

Aldevan mengerucutkan bibir, kesal.

"Anjir, adek lo tuh haha" ejek Zayyan

"Nyebelin banget!" Aldevan meletakkan kepalanya di atas meja Sambil melirik gadis yang berada di baris ketiga dekat tembok

Zayyan duduk disebelah jendela, pandangannya melihat keluar. Ada kelas lain yang sedang berolah raga. "Enaknya lari lari, bebas"

Kelas Giwang berada di lantai dua, sehingga mereka bisa melihat lapangan dengan jelas.

Theo yang duduk di samping Giwang justru sudah memejamkan mata, menelusuri hal yang tidak ada di bumi. Mimpi Theo memang tidak pernah normal, dulu pernah bercerita pada Giwang kalau pernah kecelakaan saat menyebrang jalan dan berakhir di isekai, sepertinya Theo terlalu banyak bergaul dengan wibu, maksudnya Giwang.

"Ketabrak truk? Atau bus?" Tanya Giwang saat itu

"Ketabrak becak anjir" jawab Theo

Bukunya sudah pasti basah saat ini, terkena air liurnya.

Yang terlihat normal hanya Giwang dan Nizam, mereka menyimak dengan baik. Mengikuti pembelajaran tenang, yang ini patut dicontoh.

"Giwang, gua mau ke kantin. Lo mau nitip nggak?" tanya Igemi yang menghampirinya

Two Brothers : Escape Room Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang