20|Jadwal Dari Bunda

540 105 67
                                    

"LO YANG SALAH!" Aldevan berteriak penuh emosi

"KOK MAKSA!?" Giwang tidak kalah emosi, namun masih bisa mengendalikan, tidak seperti Aldevan yang sudah siap menghantamnya kapan saja

"MINTA MAAF SEKARANG!!!"

"CEWE LO YANG HARUSNYA MINTA MAAF"

"SIAL, NGGAK USAH NYALAHIN ORANG. SEMUANYA UDAH JELAS, LO YANG SALAH!!!"

Aldevan memukul Giwang namun berhasil dihindari, kamar mereka yang tidak begitu besar kini menjadi arena bertahan hidup.

"Giwang, gue bisa lebih kasar kalo lo masih ngeyel"

"Cewe lo yang bohong Dev, sumpah! Gue nggak apa apain Igemi! Lo kenapa sih cuma gara gara cewe doang"

Aldevan mendekat, "Cewe doang? Lo bilang cewe doang? Lo yang punya ibu sejak kecil nggak akan ngerti sama hal kayak gini"

"Bunda gue sekarang juga bunda lo, Dev. Masalah sama Igemi seharusnya nggak sampai segininya!"

Rasanya Aldevan ingin menonjok wajah Giwang, sangat menyebalkan. Perasaan yang selalu Aldevan rindukan dari ibunya tidak pernah dia dapatkan, perhatian perhatian kecil yang ingin dia rasakan, walaupun ada Amina dan Sherine, tetap saja kasih sayang ibu kandung tidak bisa tergantikan.

Aldevan merasa jika memiliki kekasih yang akan menyayangi dan memperhatikannya bisa mengisi kekosongan hati yang ditinggalkan ibunya. Itulah alasan kenapa Aldevan sebegitunya membela Igemi, bukan hanya Igemi, jika suatu saat nanti Sherine juga mendapat perlakuan yang sama, Aldevan akan maju paling depan untuk menuntut pertanggung jawaban. Dari sini, tidak ada yang bisa disalahkan. Aldevan membela orang yang menurutnya lemah, dan Giwang memilih untuk tidak menjelaskan apapun.

Robi membuka pintu kamar anaknya, dan mendapati mereka sedang berdiri berhadapan. Dia berjalan mendekat, meraih kerah belakang kaos Aldevan, "Duduk!"

"Ayah, itu Giwang yang salah.." protes Aldevan

"DUDUK!"

Aldevan duduk melipat kakinya, menundukkan kepala. Giwang mengikutinya namun menjaga jarak.

Robi menatap mereka bergantian, tidak bisa berkata apa apa. Dia paham jika perselisihan seperti ini pasti akan terjadi, tapi untuk pertama kalinya ini sedikit berlebihan.

"Jelasin sama ayah!"

"Giwang mukul cewe Devan"
"Devan salah paham" mereka berbicara bersamaan

Robi menggeleng, "Masalah cewe?"

Aldevan dan Giwang mengangguk, bukan masalah yang begitu serius menurut Robi. Namun melihat Aldevan yang sangat marah justru membuat Robi penasaran

"Giwang coba jelaskan dulu"

"Kemarin Giwang bantuin Igemi yang dikejar kejar orang, kata Igemi namanya Dino Dion, kenalan-"

"Nggak usah bohong, Dino Dion? Ngarang" Aldevan menyela

"Gue nggak bohong, cewe lo yang bohong"

"Nggak usah nyalahin cewe gue, dia korban"
"Lo ngarang kayak gini karena udah ketahuan sama gue"

"Sial, gue yang korban disini!" ucap Giwang pelan, menahan emosi.

"Kalo salah minta maaf, bukannya bikin cerita yang enggak enggak"

"Gue nggak salah! Igemi yang harusnya minta maaf karena-"

Aldevan menarik kerah baju Giwang, hampir saja ingin memukulnya namun ditahan oleh Robi. "Giwang, kamu nggak boleh mukul orang sembarangan. Apalagi sama cewe, itu kan juga teman kamu"

Two Brothers : Escape Room Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang