28|Pertemuan Kembali

606 107 7
                                    

!TRIGGER WARNING!
Violence, depression, & suicide.

---

"Zayyan, tolong berikan tanggapanmu!"

"Katanya director kang tidak akan mengungkap anaknya, Zayyan siapa kamu sebenarnya?"

"Zayyan, apa kamu adalah anak kandung director kang?"

"Apakah kamu dipaksa "

"Zayyan?"

"Zayyan!!?"

Ocehan orang orang dewasa itu tidak mereka sadari sudah memojokkan Zayyan yang masih remaja. Benar kata Stevie, wartawan ini tidak memiliki etika.

"Aden? Aduh Den, pipinya berdarah. Besok bisa bengkak"

Satpam rumah Zayyan membantunya berdiri, ternyata bukan hanya wajahnya yang tergores, lututnya ikut terluka.

Dengan menahan sakit Zayyan berjalan masuk ke dalam rumah, ia masih sangat jelas mendengar suara kerumunan orang diluar sana.

"Kamu, Zayyan!"
"Kemana aja? Nggak tahu apa rumah lagi kacau kayak gini malah seliweran kesana kesini" ucap ayahnya yang sudah berkacak pinggang didepan kamarnya.

"Tadi Zayyan kerumah teman Pa, maaf"

"Huh, ngomong apa aja kamu sama wartawan wartawan itu?" Denara ikut berbicara

Zayyan menggeleng, "Nggak ngomong apa apa kok, Ma"

"Iya, bagus!"
"Kalo nggak tau harus ngomong apa mending diam aja" ucap Denara melirik Zayyan yang tertunduk sejak tadi.

"Wajahmu nggak kelihatan kan? Biarkan mereka bingung, jangan sampai ketahuan"

Zayyan tersenyum tipis, "Enggak kok Ma, aman"

Denara menghampiri, melihat wajah anaknya yang terluka. "KAMU HABIS NGAPAIN SIH!?"

Papanya ikut melirik, melihat wajah Zayyan. "Zayyan?"

"Zayyan tadi didorong sama wartawan diluar, jatuh. Jadinya terluka"

"AUGH, KENAPA DIWAJAH? KENAPA BUKAN YANG LAIN AJA!"

Kang menghela napas frustrasi, "Besok ada produser yang mau ketemu kamu, papa udah bilang dari kemarin kan? Terus papa harus ngomong apa kalo kamu malah babak belur kayak gini?"

Denara ikut pusing melihat Zayyan, dia hanya tertunduk karena tidak tahu harus berbuat apa. Kakinya sedikit sakit karena tadi jatuh dia lantas berlari, baru terasa perihnya.

"Tapi ini bisa jadi peluang kita, untuk menyita perhatian publik.'Tindakan Wartawan Yang Membahayakan Anak Director Kang' atau 'Kasus Istri Director Kang Yang Membahayakan Anaknya'. Justru orang orang akan lebih melihat Zayyan, putra Director Kang" Ucap Denara penuh semangat.

Ide cemerlang yang begitu saja terpikirkan oleh orang tua Zayyan. Bahkan tidak ada yang menayakan apakah dia baik baik saja, sudah biasa. Zayyan sudah terbiasa dengan itu semua, "Tapi Pa, Ma, rumornya nggak benar kan? Mama nggak se-"

"Kamu diam aja, nurut aja sama Papa Mama"

Zayyan menghabiskan berjam jam dengan omelan orang tuanya sendiri. Memang keluarganya tidak peduli dengan keadaan Zayyan, yang mereka pedulikan hanyalah popularitas dan reputasinya dalam industri hiburan.

"Biasakan dirimu dengan nasihat Papa sama Mama, kalo kamu jadi aktor nantinya akan lebih banyak yang memakimu"

Malam yang harusnya tenang kini penuh luka batin untuk Zayyan rasakan, mungkin jika ditusuk pisau diulu hatinya tidak akan sesakit perlakuan kedua orang tuanya selama ini. Bahkan jika bisa menukar peran, Zayyan ingin memilih alur seorang anak yang harus bertahan hidup karena gempuran ekonomi namun memiliki orang tua, ayah atau ibupun salah satu saja tidak masalah asal dia cukup merasakan kasih sayang. Bukan peran remaja yang memiliki semua namun tidak mendapatkan cinta dan kasih layaknya seorang anak, namun inilah kenyataan peran yang dimainkan oleh sang aktor, Zayyan.

Two Brothers : Escape Room Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang