18|Teman Kesayangan

533 93 33
                                    

Holaaa, maaf gais aku kemaleman lagi. Makasih banyak yang udah vote, baca, dan komen ❤️

selamat membaca <<3

---

Malam itu, setelah mengantarkan Igemi pulang. Aldevan tidak lantas membersihkan diri. Masih menggunakan celana olahraga dan kaos oblongnya. Aldevan berlatih lagi.

Robi mengamati dari teras rumah, dia hanya memberikan beberapa masukan. Robi percaya kemampuan anak keduanya ini tidak dangkal, dia tidak perlu berdiri dan mempraktikkan gerakan gerakan yang tidak dia mengerti.

"Kakimu itu kurang kuat, udah jarang joging?"

"Iya Yah, kayaknya Devan harus sering lari larian deh"

"Harus sering olahraga lagi, ayah ngajarin banyak hal. Jangan sampai lupa"

"Inget Yah, tenang aja. Ilmu yang ayah kasih selalu Devan terapkan kok" ungkap Aldevan dengan bangga

Perbincangan disela latihan ayah dan anak. Terlalu fokus, mereka sampai tidak sadar jika Giwang memperhatikan dari jauh, dari dalam rumah.

Dia mengintip melalui jendela, melihat bagaimana Aldevan bebas meninju, menendang, dan berlarian di halaman rumahnya membuat dia merasa sedikit iri.

"Aku mau... taekwondo atau karate apapun juga nggak apa apa" gumam Giwang

"Mau apa?" Tanya Bundanya yang muncul entah dari mana

Giwang berbalik, menatap Amina kemudian menggeleng. "Enggak kok bund"

Giwang lalu melangkah pergi ke kamarnya meninggalkan Amina yang duduk di ruang tamu, menatap laptop dan sudah pasti sedang menyelesaikan pekerjaannya. "Ingat kata bunda, belajar lebih penting. Aldevan memang punya bakat olahraga sama bela diri, sedangkan kamu nggak. Jadi nggak perlu iri, nggak usah pengen kayak yang lainnya" ucap Amina

Giwang menggigit bibir bawahnya, merasa sedikit gelisah. "Iya bunda, Giwang nggak pengen"

Dia menunggu beberapa saat untuk memastikan Bunda tidak berbicara lagi, lalu Giwang melanjutkan langkahnya kembali ke kamar, untuk belajar. Benar, tidak ada hari tanpa belajar. Kehidupan yang membosankan itu hanya milik Giwang seorang, diantara mereka, Amina, Robi, Sherine, dan Aldevan.

Giwang tidak diperbolehkan mengeluh dan memprotes, aturan Bundanya adalah mutlak.

Aldevan selesai dengan latihan tambahannya untuk besok. Setelah membereskan barang barangnya dan mandi, tidak lupa untuk makan malam. Dia bergegas untuk beristirahat karena tidak mau besok terlambat.

Giwang menyadari ada yang tidak ada dikamarnya, "Dogi lo, kemana?"

"Dibawa Igemi, dicuciin"

"Oh, gitu" jawab Giwang

"Lucu banget tadi Igemi minta mau cuciin baju gue, besok habis tanding bakal gue ajak makan kue ah. Dia kan suka" Aldevan kegirangan sendiri mengingat kejadian itu

Giwang tidak menyimak, netranya sudah terpejam. Dia sudah tidur, Aldevan sedikit mengomel karena tidak diperhatikan saat berbicara tadi, "Ini anak ngajak ngobrol tapi gue ditinggal tidur gitu aja"

Chat
Ayang

Pacarku yang cantik jelitaaa|
Besok jangan kesiangan ya bawa baju aku|
Soalnya harus pemanasan dulu|
Makasih banyak ya udah dicuciin bajunya :*|
23.49

"Tumben lama balasnya, biasanya nggak sampai lima menit udah dibalas" Aldevan berbicara pada dirinya sendiri, masih menatap ponsel menunggu balasan Igemi.

Two Brothers : Escape Room Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang