Thanks for all

353 6 4
                                    

Assalamualaikum, Semuaaa ... apa kabar? Semoga selalu sehat, ya. Aku mau ngucapin terima kasih buat kalian yang udah baca, komen, kasih vote, dan follow akun aku tentunya. Semoga kalian sehat selalu. ❤❤❤

Aku mau berbagi kebahagiaan sama kalian. Alhamdulillah, cerita ini terpilih plus jadi juara kedua di challenge yang diadain Penerbit Miranda Novelia. Dan di hati kalian semoga jadi juara juga, ya. Hehe

Doain, rencananya aku mau bikin cerita baru. Masih ada hubungannya lah sama cerita Ellea di cerita dengan judul “Pernikahan Impian” plus cerita si Raina di “Notifikasi Cinta” atau judul awal “Dear, Mantan”.

Baik, di bawah ada sedikit scane ending yang kutulis di novel. Semoga suka.

Sekali lagi, makasih. ❤❤❤🙏 Jangan lupa ikutan PO buat yang belum. Hehe

 Hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menajamkan indra pendengaran saat mendengar ada yang berdeham dari luar kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menajamkan indra pendengaran saat mendengar ada yang berdeham dari luar kamar. Jantungku bertalu-talu seiring suara langkah kaki yang terdengar kian mendekat. Aku beranjak bangun, lalu mencari jilbab di lemari. Sayangnya, pintu langsung terbuka setelah tanganku berhasil menyambar sehelai jilbab instan.

Aku menjawab salam lelaki yang tengah mematung di ambang pintu. Alisnya berkerut, lalu seulas senyum samar tercetak jelas di bibirnya.

“Kenapa belum ganti baju? Mau ke mana pake kerudung lagi?”

Tubuhku menegang saat daun pintu itu ditutup rapat. Ya, ampun, ternyata efek lima tahun menyendiri itu rasanya bisa sedahsyat ini. Kukira, aku bisa bersikap seperti dulu, tidak canggung, malu, dan apalah itu.

“Mau ke mana?”

Aku masih membeku dengan pandangan tertuju padanya. Dia baru saja selesai melepas kancing kemeja teratasnya. Bahkan, aku masih betah memperhatikannya yang tengah menggulung lengan kemeja dengan santai.

Dulu, aku paling suka saat melihat lelakiku dengan gaya kasualnya. Dia terlihat tampan dengan penampilan dan karakter yang apa adanya. Aku juga suka saat dia mulai menggombal, rasanya hati langsung melambung tinggi.

“Kenapa malah berdiri terus? Mau tidur pake gaun?”

***

Dah, lah, segitu aja. Wkwkwk

Pernikahan Impian (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang