Selamat membaca
~
~
~
~Di sebuah ruangan yang cukup luas seorang pemuda tengah duduk bersama Mamahnya.
"Justin berangkat" ucap Justin berdiri berpamitan pada Dinda as Mamah (Nyonya Smith)
"Mau bareng sama Papah gak?" Tanya Marvin as Papah (Tuan Smith) menuruni anak tangga mengahampiri keduanya.
"Berangkat sendiri aja. Entar ketahuan lagi kalau Justin anaknya Tuan Marvin George Smith. Orang terkaya di muka bumi. Berabe Pah" ucap Justin tertawa
"Bahasa mu udah melokal ya nak" ucap Mamah terkekeh.
"Yoilah" jawab Justin dengan bangga
"Gak gitu juga. Gak sopan itu namanya" ucap Papah menjitak kepala Justin pelan
"Udahlah gih pada berangkat. Nanti telat loh" ucap Mamah melerai keduanya.
Sekolah
Ckiit....
Suara decitan motor membuatnya jadi pusat perhatian."Woah ini dia Mr. Justin" ucap Arkan heboh menghampiri Justin diikui Raka juga Sam.
"Tumben lo datang pagi?" Tanya Raka terkekeh kecil
"Datang pagi dikatain tumben, datang siang diejek. Emang susah ya hidup jadi Mr. Justin" jawab Justin turun dari motor dan berjalan meninggalkan mereka.
"Justin" panggil Sam sedikit keras sehingga pusat perhatian tertuju padanya. Memang Sam orang yang jarang mengeluarkan suaranya jika itu tidak penting, itu sebabnya ia menjadi pusat perhatian sekarang.
Justin berbalik menatap bingung Sam, seolah berkata "apa".
"Gak apa-apa. Cuman manggil" jawab Sam berjalan melawati Justin.
"Heh bocah tungguin" ujar Justin menyusul Sam. Sementara Arkan dan Raka hanya diam mencerna apa yang baru saja mereka lihat.
"Rak, tadi si Sam bukan sih?" Tanya Arkan masih bingung
"Dari mukanya sih si Sam. Tapi ah sudahlah. Mungkin suasana hatinya lagi baik" jawab Raka sambil berjalan
"Woy tungguin kita" teriak Arkan menyusul mereka bertiga.
Roftoop
Justin dkk berada di tempat yang sering mereka datangi."Lo berdua beli cemilan gih" ucap Justin memberikan beberapa lembar uang 100rb
"Belum juga duduk bos ah elah" ucap Arkan sedikit kesal
"Gue tambahin. Jangan banyak bacot. Beli apa aja terserah Lo" ucap Sam menambahkan beberapa lembar.
"Demen nih kalau gini. Buru Ar" jawab Raka dengan semangat
"Yang lama" ucap Justin dan Sam barengan
"Hah. Ah oke oke" jawab Arkan seakan paham apa yang mereka maksud.
"Mau ngomong apa?" Tanya Sam to the poin
"Lah bukannya Lo yang mau ngomong?" Tanya balik Justin bingung.
"Enggak. Gue gak mau ngomong apa-apa tuh" jawab Sam dengan santai.
"Yaudah kalau gitu gue aja yang ngomong. Tapi jangan kasih tau Raka sama Arakan, apalagi bokap sama nyokap" ujar Justin dengan serius.
Sementara itu di tempat lain, Tuan Smith (Papah Justin) tengah menunggu seseorang di ruangannya.
Tok tok tok
"Masuk" ucap Tuan Smith"Sudah ada perkembangan?" Tanya Tuan Smith memulai percakapan
"Sudah tuan. Orang yang anda cari selama ini, ada di Jakarta" jawab Indra as anak buah Tuan Smith.
"Jakarta? Bukankah terakhir kali kau bilang dia di luar kota?" Tanya Tuan Smith heran.
"Dari informasi yang saya dapat dia baru datang 1 Minggu lalu tuan, karena terdaptar di program pertukaran siswa berprestasi" jelas Indra memberikan berkas-berkas yang ia dapatkan.
"Kau sudah dapatkan alamatnya?" Tanya Tuan Smith
"Sudah tuan. Kau bisa kesana kapanpun" jawab Indra.
"Nanti saya kasih kabar. Saya harus beritahu istri saya lagi" ujar Tuan Smith
"Apakah Tuan muda Justin sudah mengetahui kabar ini tuan?" Tanya Indra hati-hati.
"Astaga. Bagaimana bisa aku melupakan anak itu?" Batin Tuan Smith
Gimana-gimana? Lanjut kan gak nih?
Sorry kalau ada typo yaaa
Jangan lupa vote yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
JUSTIN (Park Jeongwoo) || Tamat✓
FanfictionCerita biasa yang jadi luar biasa Cus baca langsung. Bukan bxb