Selamat membaca semoga sukaa
~
~
~
~Sementara di tempat lain, tepatnya RS di Bali, Daniel beserta beberapa suster masuk ke dalam ruangan/kamar Justin untuk memeriksa keadaan Justin.
"Justin" panggil Daniel saat melihat Justin menutup matanya. Tak ada jawaban darinya membuat Daniel mengerutkan keningnya.
"Justin. Kenapa kamu melamun?" Tanya Daniel sedikit lebih keras membuat Justin terkejut.
"Ah gak apa-apa bang" jawab Justin tersenyum tipis.
"Bang. Gue pengen minta tolong sama Lo" lanjut Justin dengan serius
"Apa? Gak untuk bohong lagi yaa" jawab Daniel membuat Justin terkekeh kecil.
Setelah beberapa menit, Daniel keluar mendorong ranjang Justin diabntu beberapa suster.
"Dia akan dibawa ke ruang operasi" ucap Daniel menghampiri keluarga Justin.
"Bukannya jadwal operasi 2 jam lagi?" Tanya David heran
"Dia harus segera dioperasi. Lebih cepat, lebih baik" jawab Daniel
"Lakukan sekarang dok" ucap Papah Marvin membiarkan para suster membawa Justin. Justin dengan cepat dibawa ke ruang operasi untuk melakukan operasi darurat.
Sudah beberapa jam Justin di ruang operasi, namun lampu pemberitahuan tak kunjung berubah warna menjadi hijau. Hal itu membuat keluarga Justin khawatir.
Cklek
Daniel keluar dari ruangan operasi
"Gimana dok?" Tanya Mamah Dinda menghampiri nya."Operasi nya berhasil. Kita hanya perlu menunggu Justin siuman" jawab Daniel tersenyum membuat seluruh keluarga bernafas lega.
"Om, Tante, David. Kalian ikut ke ruangan saya. Sam kamu temani Justin ya" lanjut Daniel diangguki mereka.
Mereka mengikuti Daniel kecuali Sam. Ia menunggu Justin. Tak berselang lama, Justin dibawa keluar.
"Ruang VVIP" ucap Sam datar diangguki para suster.
Ruang VVIP
Sam duduk di kursi sebelah ranjang Justin. Ia menatap senang sahabatnya itu."Lo berhasil Justin. Gue seneng operasi Lo berjalan lancar. Gue seneng ucapan Lo waktu itu gak terjadi" ucap Sam tersenyum lebar.
"Ah iya. Gue harus telepon anak-anak. Mereka pasti nungguin Lo" sambungnya bergegas menelpon Raka.
"Hallo Sam"
"Hallo Rak. Operasi Justin berhasil"
"Sukurlah. Gue ikut seneng"
"Kasih tau Arkan sama bang Panji ya. Kalian gak usah khawatir"
"Iya. Nanti gue sampein"
"Gimana, masalahnya udah beres?"
"Hah. Masalah apaan?"
"Gue udah tau. Disana ada masalah apa dan siapa"
"Ah itu. Iya udah beres ko. Lo tenang aja. Lo fokus jagain Justin disana. Sorry kita gak bisa kesana"
"Gpp. Thanks ya. Gue tutup"
Tut Tut TutSam kemudian kembali melihat kearah Justin. Ada sedikit rasa sakit yang ia rasakan saat melihat wajah Justin yang pucat.
"Gue takut Lo tau. Gue harap Lo gak tau selamanya tentang ini. Gue mau Lo fokus sama diri Lo sendiri. Gue harap bang Daniel gak cerita semua sama Lo" ucap Sam pelan.
Jangan lupa vote yaa
Maaf kalau kelamaan:(
KAMU SEDANG MEMBACA
JUSTIN (Park Jeongwoo) || Tamat✓
FanfictionCerita biasa yang jadi luar biasa Cus baca langsung. Bukan bxb