Part 5

372 33 0
                                    

Selamat membaca semoga sukaa
~
~
~
~

GS Company
"Permisi tuan. Maaf mengganggu" ucap Indra memasuki ruangan Tuan Smith dengan tergesa-gesa.

"Ada apa Indra? Kenapa kau sangat tergesa-gesa?" Tanya Tuan Smith menutup laptopnya.

"Dia masuk rumah sakit" ucap Indra dengan cepat.

"APA? Kita kesana sekarang" jawab Tuan Smith dengan nada cemas.

"Kau ke rumah sakit langsung. Saya mau jemput istri saya dulu" lanjut Tuan Smith

"Baik tuan" jawab Indra dengan hormat

Mansion Smith
Justin pulang lebih awal karena paksaan para sahabatnya. Saat ini Justin dkk tengah berkumpul di tempat game di rumahnya.

"Bos haus" ucap Raka masih fokus terhadap handphone nya.

"Ck. Mau minum apaan?" Tanya Justin ogah-ogahan.

"Emm Coca-Cola aja bos" jawab Raka. Justin beranjak dari tempat duduknya.

"Bos bos bos. Sekalian sama cemilannya" ujar Arkan dengan santai.

"Heran gue. Manggil aja bos, tapi dijadiin babu" ucap Justin dengan kesal.

Setelah beberapa saat, Justin tak kunjung datang lagi.

"Si Justin lama bener dah. Seret nih tenggorokan gue" ucap Arkan

"Berkak dulu kali" jawab Raka dengan spontan

"Gue susul" ujar Sam beranjak keluar.

Saat hendak melewati kamar Marvin & Dinda, ia melihat Justin disana.

"Lah ngapain tuh bocah?" Batin Sam menghampiri Justin.

"Lo ditungguin malah diem disini" ucap Sam berdiri di belakang Justin.

Tak ada jawaban. Ia mendengar suara percakapan di ruang tamu.

"Lo mau kemana. Justin" ucap Sam berteriak saat Justin berlari ke bawah.

"Ada apaan Sam?" Tanya Arkan saat mendengar suara teriakan Sam.

"Gak apa-apa. Lo berdua pulang dulu aja. Tapi lewat tangga belakang" jawab Sam. Dengan raut wajah yang kebingungan Arkan dan Raka mengangguk.

Ruang Tamu
Brak
Justin melempar map yang ia bawa, di atas meja.

"Jelasin" ucap Justin datar

"Kamu membacanya Justin?" Tanya Papah Marvin hati-hati

"Jelasin" ucap Justin dengan nada yang sedikit lebih tinggi.

"Justin. Lo kenapa?" Tanya Sam datang dari belakang

"Di Map sialan itu tertulis bahwa keluarga Smith memiliki dua putra" jawab Justin terkekeh dengan suara yang memilukan hati.

"Apa maksud Lo? Pah, Mah bisa jelasin maksud orang ini?" Tanya Sam dengan bingung

"Jelasin. Kenapa Papah diam aja?" Tanya Justin berteriak

"Huft. Oke kita jelaskan. Jadi Justin punya kakak laki-laki. Dulu dia korban penculikan saat masih bayi. Kita mencarinya selama bertahun-tahun. Om Indra menemukan lokasi kakak kamu. Dia menitipkan nya di sebuah panti di desa, karena penculik nya masih mengincar. Om Indra kehilangan kontak pengasuh nya beberapa tahun karena panti itu di pindahkan, tanpa sepengetahuan kita. Setelah beberapa tahun, Om Indra menemukan lokasi kakak kamu lagi dan menghubungi Papah. Karena mencari kakak kamu, kita pindah kesini" jawab Papah Marvin menjelaskan.

"Kenapa Papah gak pernah kasih tau apa-apa sama Justin? Justin anak Papah" Tanya Justin dengan nada yang tinggi

"Papah mau memastikan dulu kalau dia benar-benar anak Papah atau bukan. Papah cuman belum mendapatkan waktu yang tepat untuk jelasinnya" jawab Papah Marvin.

"Mamah gak mau ngomong apa-apa?" Tanya Justin menatap Mamahnya pilu.

"Maafin Mamah Justin" ucap Mamah Dinda sedikit menangis

"Justin kecewa sama kalian" ucap Justin terduduk di sofa.

"Dimana dia sekarang?" Tanya Sam yang dari tadi diam

"Permisi Tuan. Tuan muda sudah sampai" ucap seorang bodyguard dengan hormat

"Huft. Bawa dia masuk" ucap Papah Marvin
"Permisi"

Sam dan Justin berdiri dari duduknya, saat melihat siapa yang baru saja masuk.

"Lo ngapain disini?" Tanya Justin dengan nada sinis

"Dia Abang kamu" ucap Papah Marvin membuat Justin diam tak bersuara beberapa saat.

"Gak. Ini gak mungkin dia" ucap Justin menggelengkan kepalanya.





Jangan lupa vote yaa
Sorry kalau ada typo

JUSTIN (Park Jeongwoo) || Tamat✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang