Part 19

203 23 1
                                    

Selamat membaca semoga sukaa
~
~
~
~

Mansion Smith
David, Panji, Arkan dan Raka sudah sampai di rumah Smith. Saat ini mereka tengah menunggu Sam dan Justin.

"Tuh dua Curut lama banget dah perasaan" ucap Arkan bosan menunggu

"Paling juga bentar lagi sampe" jawab Raka dengan santai

"Bang gak ada cemilan gitu? Seret nih" Tanya Arkan tak tau malu

"Heh onta. Kalau seret yang ditanyain minum bukan cemilan" jawab Panji ngegas

"Dih bilang aja Lo mau minum" ucap Arkan dengan sinis

"Dibilangin juga" ucap Panji tak habis pikir

"Jangan diladenin bang. Dia kalau udah lapar pasti bikin orang pengen bunuh dia" jawab Raka terkekeh

"Kalau bukan manusia gue mutilasi Lo" ucap Panji menatap tajam Arkan

"Bang David. Bang" panggil Raka

"Eh iya. Ada apa Rak?" Tanya David sedikit terkejut saat Raka memanggilnya.

"Lo ngelamun. Mikirin sesuatu?" Tanya Raka

"Lo kalau ada yang gak enak di pikiran Lo ngomong, jangan ngelamun" ucap Panji serius

"Perasaan gue gak enak dari tadi" jawab David membuat mereka teridiam

"Karena Sam sama Justin belum disini?" Tanya Arkan menebak dan diangguki David

"Lagi pada ngapain nih? Bukannya belajar malah bergosip ria" ucap Justin tiba-tiba masuk ke kamar David

"Astaga. Lo berdua ngagetin" ucap Panji terkejut

"Hehe sorry. Lagian pada serius amat sih, ngegosip apaan emang? Cewek kelas sebelah ya?" Tanya Justin menaik turunkan alisnya

"Gak ada yang gosip ya. Pitnah Lo" jawab Arkan

"Fitnah Ar bukan pitnah" koreksi Panji

"Suka suka aku lah" jawab Arlan sinis

"Stop jangan dilanjut" cegah Raka sebelum mereka berdua bertengkar lagi.

"Kok lama?" Tanya David mengalihkan pembicaraan menjadi serius

"Ini si Sam sakit perut, makanya kita ke dokter dulu" jawab Justin terkekeh melihat ekspresi Sam

"Kamu gak apa-apa Sam? Masih sakit perutnya? Dikasih vitamin gak?" Tanya David beruntun

"Gue gak apa-apa. Cuma telat makan doang bang" jawab Sam tersenyum tipis

"Huft sukurlah" ucap David menghela nafasnya lega

"Gara-gara ini kali bang perasaan Lo tadi gak enak" ucap Raka tiba-tiba ke pembicaraan tadi.

"Iya kali ya. Tapi perasaan gak enaknya masih ada" ucap David memberitahu

"Mungkin cuma perasaan Abang aja kali" ucap Justin berpikir positif

"Abang pasti belum makan. Makanya gini" ucap Arkan masih ingat dengan makan

"Lo kalau mau makan bilang Arkan, jangan ngasih kode-kode Mulu. Kita ngerti kok" ujar Panji kesal

"Setiap gue ngomong, Lo selalu ah sudahlah lelah saya" ucap Arkan dengan wajah dramanya

"Makan dulu aja kalau gitu bang. Gue liat tadi Mamah udah siapain makan" ujar Justin diangguki Sam

"Abang, Justin. Suruh temen-temen nya makan dulu" teriak Mamah Dinda dari bawah

"Tuhkan bener. Let's go" ucap Justin berjalan keluar terlebih dulu diikuti yang lain kecuali Sam yang masih setia berdiri disana

"Maafin gue bang. Gue gak bisa ngasih tau Lo tentang Justin. Tapi Lo tenang aja, Justin udah sembuh. Kanker sialan itu udah gak ada lagi" batin Sam menutup matanya

"Heh. Ngapain Lo, buru turun" ucap Justin memanggil Sam dari luar kamar

"Sini dulu" ucap Sam

"Apaan? Bentar gue nyimpen obat dulu" ucap Justin berlari ke kamarnya

"Lo mau ngomong apa?" Tanya Justin setelah kembali dari kamarnya

"Lo gak mau bilang sama keluarga Lo?" Tanya Sam serius

"Gak. Lo liat tadi Bang David sekhawatir apa sama Lo? Itu Lo yang baru sakit perut, apalagi gue yang kanker? Gue gak mau bikin dia khawatir apalagi Papah sama Mamah. Lagian kanker nya udah mulai hilang kan, gue akan terus berusaha sampai kanker ini benar-benar hilang" jawab Justin meyakinkan Sam

"Lo tenang aja, semua akan baik-baik aja. Percaya sama gue" lanjut Justin menepuk pundak Sam keras

"Sakit bege" ucap Sam meringis memegangi pundaknya

"Kalo gini gue percaya, kanker Lo ilang. Mukul Lo keras lagi" lanjut Sam membuat Justin terkekeh.

















Jangan lupa vote yaa
Sorry kalau ada typo

JUSTIN (Park Jeongwoo) || Tamat✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang