Selamat membaca semoga sukaa
~
~
~
~Malam harinya, David tidak sengaja melihat ke arah kamar Justin.
"Dia belum pulang?" Batin David. Kemudian ia bergegas menuju ruang keluarga.
"Pah, Mah. Justin belum pulang?" Tanya David dengan cepat.
"Belum kayanya bang. Kenapa?" Tanya Mamah Dinda
"Ah gak apa-apa Mah" jawab David tersenyum tipis
"Abang izin keluar boleh Pah?" Tanya David dengan hati-hati
"Boleh dong. Tapi jangan pulang terlalu larut ya" jawab Papah Marvin
"Siap bos" ujar David dengan hormat
Kemudian ia berjalan keluar, menaiki sepeda motor pemberian Papahnya dengan senang. Setelah beberapa menit ia mengendarai sepeda motor nya, ia tiba-tiba berhenti saat melihat ada perkelahian di depan.
"Kok kaya gak asing" ucap David menatap dengan tajam objek di depannya itu
"Justin" ucap nya terkejut saat melihat Justin sedang di keroyok. Ia menghampiri mereka dengan tergesa-gesa.
"Woy berhenti" teriak David dengan lantang
"Siapa Lo?" Tanya salah satu preman
"Berani kok keroyokan. Sini lawan gue kalau berani" ucap David
Dalam beberapa menit, David mengalahkan preman-preman yang berjumlah 3 orang itu.
"Justin, Lo gak apa-apa?" Tanya David membantu Justin berdiri
Justin yang tidak kuat berdiri lagi, ia kemudian tidak sadarkan diri.
"Astaga, Lo mabuk. Adek gue udah sebesar ini" ucap David terkekeh. David meletakkan Justin di pinggir jalan, tak lupa ia meletakkan tasnya untuk dijadikannya bantal.
(Yang di bolt lawan bicara)
"Halo Dav. Lo dimana kok belum nyampe?""Sorry Ji gue ada urusan. Eh Lo ada nomornya si Sam gak?"
"Ada tapi buat apa?"
"Ini nyokap gue mau nelpon dia, tapi nomornya ke hapus"
"Oh oke gue send"
Tut TutSetelah mendapat kan nomor Sam, David segera menelepon nya.
"Siapa?"
"Lo dimana?"
"Justin""Apart jln ****"
"Ok. Tunggu disana"
Tut TutTanpa ba bi bu lagi, David mengangkat Justin ke atas motornya kemudian pergi dari sana dengan kecepatan yang lambat.
Apart Sam
Ting tong
Cklek"Justin" ujar Sam terkejut saat melihat Justin tak sadarkan diri
"Buruan berat ini" ucap David meringis
"Ah iya. Bawa ke kamar aja" jawab Sam membuka pintu dengan lebar.
"Jelasin" ucap Sam datar
"Buset. Udah kaya di interogasi aja gue" jawab David terkekeh
"Gak usah kaget. Gue mulai merubah cara bicara, supaya bisa nyaman kalo bicara sama Lo berdua" lanjut David saat melihat ekspresi wajah Sam yang sedikit ada perubahan.
"Gak peduli. Jelasin" ujar Sam membuat David tersenyum tipis
"Gue nemuin dia pingsan di dekat club. Gue bingung mau bawa dia kemana. Gue gak mau bikin mamah khawatir, makanya gue telepon Lo" jawab Sam menjelaskan.
"Wajah Lo gak dukung" ucap Sam datar
"Ah tadi di palak preman" jawab David mengelak
"Mabuk lagi. Justin Bodoh" batin Sam mengumpati Justin
"Gue pergi ada urusan. Gue minta tolong, jangan kasih tau Justin kalau gue yang bawa dia. Gue gak mau dia makin benci karena bawa dia seenaknya" lanjut David kemudian berdiri dan berlalu dari sana.
"Ah satu lagi. Tolong telepon Mamah kalau Justin nginep disini. Dia pasti khawatir kalau Justin gak balik" lanjutnya lagi sebelum akhirnya pergi dari Apart Sam.
"Dia cukup baik" ucap Sam pelan
Setelah dari Apart, David pergi menuju suatu tempat yang sering dia datangi akhir-akhir ini. Tempat ini adalah sebuah danau.
"Lo disini bang?" Tanya seseorang dari belakang
"Arkan, Raka" ucap David terkejut saat melihat keduanya.
"Iya ini kita" jawab Arakan tersenyum tipis
"Ngapain disini? Itu juga kenapa pada bonyok gitu?" Tanya Raka duduk di kursi dekat David
"Meratapi nasib. Kejedot pintu" jawab David terkekeh kecil
"Nasib Lo udah enak kali bang. Lo tinggal di rumah mewah, fasilitas punya, mau apapun pasti Lo bisa dapat" ucap Arkan heran
"Iya tuh bener" sambung Raka setuju dengan ucapan Arkan.
"Itu semua akan percuma, kalau Lo gak bahagia" jawab David menatap langit.
"Jadi Lo gak bahagia gitu tinggal sama keluarga Lo?" Tanya Raka
"Jelas bahagia lah" jawab David
"Lah terus?" Tanya Arkan
"Kok bisa si Justin temenan sama dua orang kepo kaya gini" ucap David geleng-geleng kepala.
"Pasti karena si bos" ujar Raka menebak
"Bos?" Tanya David bingung
"Maksudnya si Justin. Kita udah biasa manggil dia bos, ya walaupun kadang dia marah juga dipanggil bos" jawab Arkan diangguki David
"Kalian bisa ceritain sedikit tentang Justin gak?" Tanya David serius
"Justin itu orangnya baik, penyayang apalagi sama si Sam, terus gak pernah sombong. Walaupun dia anak orang kaya, tapi dia gak sekalipun sombong di sekolah. Ya walaupun sering bolos, tapi dia pinter dan berprestasi makanya guru-guru gak pernah marahin dia sampe di skors" jawab Raka menjelaskan
"Bang David kalau mau Deket sama dia tuh harus sabar, soalnya dia agak keras kepala" lanjut Arkan.
"Thanks ya" ucap David tersenyum manis
"Bang Lo gak perlu senyum. Diabetes gue" ucap Arkan membuat Raka dan David tertawa
Jangan lupa vote yaa
Sorry kalau ada typo
KAMU SEDANG MEMBACA
JUSTIN (Park Jeongwoo) || Tamat✓
FanfictionCerita biasa yang jadi luar biasa Cus baca langsung. Bukan bxb