Selamat membaca semoga sukaa
~
~
~
~Mansion Smith
Pagi ini semua anggota keluarga tengah sarapan bersama."Abang gimana belajar basketnya?" Tanya Mamah di sela-sela makannya
"Lancar mah. Abang udah mulai bisa karena diajarin caranya sama Justin" jawab David semangat
"Bagus dong kalau gitu. Sebagai hadiah, kalian mau apa? Biar Papah beliin deh" Tanya Papah Marvin
"Gitar baru" jawab Justin singkat
"Abang mau studio musik" jawab David semangat
"Studio musik. Emm mungkin gak sekarang ya bang. Tapi Papah usahain secepatnya oke" ucap Papah Marvin diangguki David
"Justin berangkat" ucap Justin berpamitan
"Abang juga berangkat sekarang Pah, Mah" ujar David
Skip
GIS
Hari pembelajaran di sekolah tidak efektif karena guru-guru ada rapat untuk membicarakan teknis ujian akhir tahun ini. Saat ini, bangku penonton di lapangan basket sudah dipenuhi oleh siswa-siswi yang sedang menonton David yang sedang latihan sendiri"Itu kok di lapang pada rame, ada apaan ya?" Tanya Arkan kepo
"Katanya bang David lagi latihan basket" jawab Raka mendengar dari siswa lain
"Gue mau liat perkembangan dia" ucap Justin berjalan ke arah lapang basket.
"Lo yang latih?" Tanya Sam diangguki Justin
Kedatang Justin ke lapangan membuat semua siswa diam. Banyak bisikan-bisikan dari siswa bahwa Justin akan memukul David lagi.
"Pantesan pada diem, pawang sekolah datang" ucap David pelan
"One by one" ucap Justin membuat suasana menjadi berisik.
"Oke" jawab David yakin
"Kalau Lo menang, Lo boleh minta apapun dari gue" ucap Justin membuat Sam, Arkaan dan Raka sedikit terkejut
"Tumben" batin mereka
"Begitupun sebaliknya" jawab David diangguki Justin.
"Sam jadi wasit" perintah Justin
"No problem. Masing-masing babak 5 menit" jawab Sam
"Cepet banget" ucap Justin protes
"Iya atau enggak sama sekali" ujar Sam datar
"Iya iya terserah Lo" jawab Justin kesal
"Oke. Siap. Mulai" ucap Sam melempar bola basket ke udara dan bola pertama dimenangkan Justin.
Pertandingan keduanya sangat sengit. Semakin banyak orang yang menonton pertandingan keduanya. Kini pertandingan memasuki babak kedua, sementara skor 25-26 dimenangkan Justin. Waktu terus berjalan, sampai akhirnya David mencoba shooting dari jarak jauh. Diluar dugaan bolanya masuk dengan sempurna membuat semua orang diam tak menyangka. Bola yang dilemparkan dari jarak setengah lapang masuk dengan sempurna.
"Masuk" ucap David semangat sendiri. Sementara yang lain diam karena melihat ekspresi wajah Justin yang tidak bisa diartikan.
"Lo kenapa masukin bego?" Tanya Panji menghampiri David
"Gue lupa Ji" jawab David tak enak
David menyadari suasana ini, ia lupa bahwasanya Justin tidak suka kekalahan bahkan saat sedang latihan. Ia merutuki dirinya sendiri dan melihat Justin yang diam dengan dada yang naik turun karena lelah. Ia menghampiri Justin yang menatap nya datar.
"Sorry" ucap David pelan
"Gak sia-sia gue ajarin Lo" jawab Justin tersenyum tipis.
"Lo Justin kan?" Tanya Arkan kebingungan
"Menurut ngana?" Tanya Justin balik dengan kesal
"Aneh aja. Seorang Justin kalah terus reaksinya biasa aja" jawab Raka diangguki Arkan
"Laki-laki yang dipegang ucapannya" ucap Sam singkat namun Justin memahami maksudnya.
"Apa yang Lo mau?" Tanya Justin pada David. Semua orang menunggu jawaban dari David. Pasalnya ini adalah salah satu moment langka.
"GUE MAU SEORANG YANG BERNAMA JUSTIN SEHAT DAN BAHAGIA SELAMANYA" ucap David dengan suara yang lantang membuat setidaknya Sam dan Justin terkejut.
"Lo semua bisa bubar. Hari ini gue yang bayarin makanan kalian di kantin" ucap Sam berteriak membuat smeua siswa bersorak dan berbondong-bondong menuju kantin.
"Sekarang Lo bebas mau ngomong apa aja" ucap Sam sangat peka
"Abang mau kamu sehat terus, jangan pernah sakit, kamu harus terus ada bersama kita sampai kapanpun. Kamu gak perlu anggap Abang kalau kamu gak mau. Tapi sampai kapanpun kamu tetep jadi adek Abang" ucap David tersenyum manis kemudian pergi dari sana diikuti Panji.
"Dia yang bawa Lo ke Apart gue" ucap Sam membuat Justin terkejut
"Maksud Lo?" Tanya Justin kebingungan
"Dia bilang nemuin Lo di club, terus dia bawa Lo ke Apart gue. Katanya kalau dibawa ke rumah, takut bikin Mamah khawatir" jawab Sam
"Tapi seingat gue, ada preman yang malakin gue pas mau balik" ucap Justin
"Kita sempet ketemu bang David di Deket danau, mukanya pada lebam" ujar Arkan
"Kayanya dia yang lawan preman-preman yang Lo maksud bos" sambung Raka
"Jadi yang gue liat malam itu emang dia" batin Justin
Jangan lupa vote yaa
Sorry kalau ada typo
KAMU SEDANG MEMBACA
JUSTIN (Park Jeongwoo) || Tamat✓
FanfictionCerita biasa yang jadi luar biasa Cus baca langsung. Bukan bxb