Selamat membaca semoga sukaa
~
~
~
~"Lo gak berhak nyembunyiin ini dari kita, dari gue yang jelas-jelas Abangnya. Lo hanya sahabatnya, gak lebih TRAVIS SAM IMANUEL" ucap David menekan setiap kata terakhirnya.
"Bang udah" ucap Arkan dan Raka memisahkan keduanya
"Tahan emosi Lo Dav" ucap Panji menenangkan David
Cklek
Daniel keluar dari IGD
"Gimana keadaan Justin Niel?" Tanya Papah Firman mewakili"Dia kritis" jawab Daniel.
Dua kata itu berhasil membuat mereka semua menangis, tak terkecuali Sam. Ia menundukkan kepalanya, isakan kecil terdengar dari mulutnya
"Bawa dia ke RS di Jakarta, sekarang" ucap David
"Tidak bisa. Kondisinya harus stabil terlebih dulu" jawab Daniel
"Kita tunggu sampai Justin lebih baik, baru kita bawa dia ke Jakarta" ucap Papah Firman diangguki Daniel
Skip
"Kalian pulang aja. Biar kita yang jaga Justin" ucap David"Tapi" jawab Mamah Dinda
"Mah. Mamah harus istirahat dulu. Besok kesini lagi ya" ucap David
"Yaudah kita pulang dulu. Kalian berdua disini jangan berantem" peringat Papah Firman
Akhirnya para orang tua memutuskan untuk pulang terlebih dahulu. Sepeninggalan orang tua mereka, tak ada pembicaraan dari keduanya. Mereka hanya saling diam, dengan pikiran mereka masing-masing.
"Dokter/Bang Niel" panggil mereka berdua saat melihat Daniel.
"Kalian ikut ke ruangan saya" balas Daniel diangguki keduanya.
Ruangan Daniel
"Saya sudah tau apa yang ingin kalian tanyakan. Saat Sam dan Justin bertemu saya terakhir kali, saya bilang kalau Kankernya hilang, itu tidak benar. Justin memaksa saya untuk bilang seperti itu. Saya menyetujuinya karena dia mau dioperasi. Setelah saya lihat hasil yang asli, dia harus segera dioperasi karena kankernya ternyata menyebar sangat cepat. Itu karena Justin tak minum obat dengan benar, dia tidak menjaga kebugaran tubuhnya dengan baik, dia sering minum. Saat saya bilang dia harus dioperasi, dia meminta waktu untuk menyelesaikan urusannya terlebih dulu. Tadi pagi sebelum dia berangkat ke kesini, di saya panggil untuk pemeriksaan terakhir untuk memastikan dia benar-benar kuat atau tidak. Hasilnya belum keluar tapi dia sudah tidak ada di ruangan saya. Saat saya ingin menghubungi nya, tapi tidak jadi karena ada pasien darurat yang harus saya tangani" ucap Daniel panjang lebar menjelaskan semuanya"Dia sangat bodoh. Kenapa dia harus seperti ini. Dia benar-benar bodoh" ucap Sam pelan dan berlalu dari ruangan Daniel
"Dia masih sama" ucap Daniel pelan
"Dokter. Apakah Justin bisa sembuh? Apakah operasi itu menjamin keselamatan Justin?" Tanya David membuat Daniel terdiam
Sementara itu di tempat lain, tepatnya di taman Rumah Sakit. Sam duduk termenung di kursi sendirian.
"Lo gak perlu masukin kata-kata David ke hati" ucap seseorang duduk di samping Sam. Dia adalah Panji
"Pergi" ucap Sam datar membuat Panji terkekeh
"Oke gue pergi. Inget kata gue, jangan masukin kata-kata David ke hati" balas Panji kemudian berlalu dari sana
"Gue gak mau tau. Lo harus bangun. Lo harus bisa sembuh. Lo banyak janji sama gue. Lo harus bangun" batin Sam dengan sendu
Jangan lupa vote nya yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
JUSTIN (Park Jeongwoo) || Tamat✓
Fiksi PenggemarCerita biasa yang jadi luar biasa Cus baca langsung. Bukan bxb