Selamat membaca semoga sukaa
~
~
~
~Keesokan harinya, Justin dkk, David dan Panji sarapan bersama di Mansion Smith.
"Kita ke Bali hari ini" ucap Papah Marvin membuat mereka terkejut kecuali Justin.
"Katanya pas ujian Pah. Ujian kan beberapa hari lagi" Jawab David bingung
"Tuh adik kamu yang minta" ujar Mamah Dinda membuat mereka melihat kearah Justin yang asik makan
"Biar waktunya cukup. Nanti pulang ke Indo langsung acara di Sekolah" ucap Justin
"Terus Sekolah?" Tanya Sam
"Papah udah bilang sama om Indra. Papah juga udah bilang sama orang tua kalian. Orang tua kamu juga ikut Sam" jawab Papah Marvin
"Tapi Papah hanya bisa ke Bali sama Paris aja. Soalnya ada meeting sama klien dari luar" lanjut Papah Marvin
"Gpp Pah" ucap David tersenyum
"Yaudah Yo sekarang packing barang. Kita langsung berangkat. Kita pake pesawat pribadi, jadi bisa berangkat sekarang" ujar Justin setelah selesai dengan makanannya.
"Ngebet banget Lo ke Bali. Mau nyari bule?" Tanya Arkan
"Itu mh Lo Ar" ucap Panji membuat mereka tertawa.
Skip
Bandara Soekarno-Hatta
"Ini Justin kemana bang?" Tanya Bunda Sofia saat melihat David dkk berkumpul tanpa Justin"Eh iya. Padahal tadi dia yang pertama berangkat" ucap Mamah Dinda
"Gak tau Bun, Mah. Abang udah telepon tapi gak diangkat" jawab David berusaha menelpon Justin.
"Tuh si Justin Bun" ujar Sam menunjuk seseorang yang berlarian ke arah mereka
"Darimana? Kok telat?" Tanya Papah Firman
"Beli ini dulu" jawab Justin memperlihatkan gitar barunya
"Gitar?" Tanya David bingung diangguki Justin dnegan semangat
"Astaga. Di rumah udah banyak Justin" ucap Papah Marvin geleng-geleng
"Ini terakhir Pah. Janji" jawab Justin tersenyum tipis
"Keren bos. Sini biar gue yang bawa" ucap Arkan membantu Justin membawakan gitarnya
"Lo disini aja Ar Ngamennya. Kayanya gak akan ada Satpol PP nih" ucap Panji mulai menjahili Arkan
"Jangan mulai" peringat Raka menatap Arkan yang hendak berbicara.
"Tapi kayanya seru juga" lanjut Raka terkekeh geli
"Yeuh dasar bocah prik" ucap Arkan dan Panji serempak
"Yaudah ayo kita berangkat" ucap Mamah Dinda diangguki mereka semua.
"Indra saya titip disini. Kalau ada apa-apa, langsung telepon saya" ucap Papah Marvin
"Siap Tuan. Kalau ada apa-apa tuan bisa hubungi saya" jawab Indra dengan sopan
"Saya titip Panji" lanjutnya pelan dibalas senyuman manis Papah Marvin
Dalam Pesawat
Sam dan Justin duduk bersama dibelakang.
"Darimana?" Tanya Sam tiba-tiba"Dibilang beli gitar" jawab Justin
"Lo gak bisa bohong sama gue" ucap Sam menatap datar Justin.
"Tau aja kalau gue bohong hehe" jawab Justin terkekeh kecil
"Gue beli laptop, sama mobil" lanjut Justin memperlihatkan laptop dan kunci mobilnya dari dalam tas
"Ngapain beli mobil? Papah gak akan izinin Lo sebelum Lo kelas 11 atau 12 kan?" Tanya Sam tak menyangka jika Justin membeli mobil
"Mau aja. Soalnya nanti kalau Papah sama Mamah kerja, bisa deh gue pake" jawab Justin semangat
"Terus mobilnya?" Tanya Sam penasaran
"Ikut dibawa lah. Tapi lewat kapal laut" jawab Justin dengan santai
"Kan bisa beli disana. Ngapain jauh-jauh bawa dari sini?" Tanya Sam tak habis pikir
"Suka-suka gue lah. Orang mobil yang gue pengen adanya disini" jawab Justin menutup matanya mencoba untuk tidur
"Lo aneh" ucap Sam tiba-tiba dan ikut menutup matanya perlahan
Jangan lupa vote yaa
Sorry kalau tidak nyambung:)
KAMU SEDANG MEMBACA
JUSTIN (Park Jeongwoo) || Tamat✓
FanfictionCerita biasa yang jadi luar biasa Cus baca langsung. Bukan bxb