Selamat membaca semoga sukaa
~
~
~
~Keesokan harinya di GIS
Panji, Arkan dan Raka tengah berkumpul di lapangan basket bersama anak-anak basket lainnya."Siapa yang nyuruh kalian buat masalah?" Tanya Panji to the poin
"Mereka duluan Ji" jawab Dika salah satu anggota basket
"Iya bener bang. Mereka duluan yang mancing" sambung Ridwan
"Coba jelasin yang bener" ujar Raka serius
"Kita lagi jalan di koridor, terus mereka tiba-tiba bilang, si Justin sama Sam gak pantas jdi petinggi Basket. Mereka dijadiin ketua karena Om Marvin, katanya" ucap Dika dengan kesal
"Mereka gak tau aja gimana cara kerja si Justin sama Sam di club basket ini" lanjut Rehan
"Terus Mereke juga bilang sering liat Justin main ke club malam dan main cewe. Yah kita gak terima lah" ujar Ridho membuat Raka, Arkan dan Panji emosi.
"Bangs*at. Siapa yang bilang gitu?" Tanya Arkan sangat marah
"Bang Farhan sama antek-antek nya Ar" jawab Ridwan (inget gak? Kalau lupa ada di part 13)
"Ikut gue" ucap Panji berlalu dari lapangan diikuti mereka. Diluar dugaan, Panji membawa mereka menuju kelas anak-anak yang dari tadi dibicarakan.
Brakk
Panji menendang pintu kelas dengan keras sampai pintu itu terbuka lebar. Hal itu membuat para penghuni kelas terkejut.
"Lo apa-apaan sih? Gak belajar sopan santun lo hah" ucap salah satu siswa yang ternyata adalah Farhan. Tanpa basa-basi Panji menarik kerah seragam Farhan dengan kuat.
"Dikasih hati minta jantung" ucap Panji denagn sinis lalu memukul wajah Farhan dengan keras beberapa kali.
"Lo berdua diam" ucap Raka datar saat melihat Dion dan Rendi hendak membantu.
"Gue pernah bilang jangan ganggu Justin" ujar Panji menekan setiap katanya
"Ohh ada yang ngadu. Cuih banci" jawab Farhan terkekeh menatap para anggota basket.
"Oh orang yang dulu mohon-mohon supaya gak di keluarin dari sekolah tuh ini bang? Cuih Lo lebih banci" Jawab Raka menirunya
"Gak terima? Emang bener kan mereka berdua jadi ketua basket karena bokap-bokap nya. Mana ada yang mau jadiin orang yang suka mabuk ketua basket, apalagi yang suka mainin cewe" lanjutnya tertawa. Hal itu tentu membuat Panji sangat emosi dan memukuli Farhan, aksi baku hantam terjadi diantara keduanya. Tak ada yang menghentikan mereka.
"Panji stop" ucap seorang pria menghentikan Panji.
"Om Indra" ucap Raka pelan
"Kenapa om kesini?" Tanya Arkan dengan sopan
"Kalian berdua ikut saya ke kantor" ucap Om Indra dengan nada yang datar menunjuk Panji dan juga Farhan
Ruang Kantor
Panji duduk saling berhadapan dengan Farhan, sorot matanya tak bisa bohong. Panji sangat marah melihat Farhan."Kenapa kalian berkelahi?" Tanya Om Indra serius
"Dia duluan om. Datang ke kelas langsung mukul saya" jawab Farhan mengadu yang tentu saja tidak tak benar.
"Gue gak akan mukul Lo kalau gak ada penyebabnya nya" jawab Panji memotong ucapan Farhan
"Gue gak ada salah sama Lo" ucap Farhan dengan santai.
"Tapi Lo ada salah sama Justin" ujar Panji membuat Om Indra bingung
"Kenapa bawa-bawa Justin? Dia tidak ada disini Panji" Tanya Om Indra membuat Panji tersenyum miring
"Dia menghina Justin Yah. Dia bilang Justin pemabuk, anak gak bener, suka mainin perempuan" jawab Panji memberitahu yang sebenarnya
"Ah iya dia juga yang ngeroyok Justin dulu. Yang gak jadi dikeluarkan karena Justin" lanjutnya membuat Farhan terdiam. Om Indra tak berkata apa-apa, ia mengambil surat dari lacinya dan memberikannya pada Farhan.
"Kamu dikeluarkan dari sekolah ini. Silahkan berikan surat ini pada orangtuamu" ujar Om Indra tanpa basa-basi.
"Silahkan keluar" ucap Panji terkekeh kecil
Farhan keluar dari kantor dengan perasaan yang tak bisa ditebak oleh siapapun. Di ruangan kantor hanya ada Panji dan Ayahnya.
"Kamu juga Ayah hukum. Kamu gak boleh ikut ayah ke Bali lagi. Kamu harus ikuti ujian besok lusa" ujar Om Indra tak bisa dibantah
Jangan lupa vote yaa
Maaf lama, soalnya lagi ujian:(
Btw selamat untuk konser pertama Treasure 🏁
KAMU SEDANG MEMBACA
JUSTIN (Park Jeongwoo) || Tamat✓
FanfictionCerita biasa yang jadi luar biasa Cus baca langsung. Bukan bxb