Selamat membaca semoga sukaa
~
~
~
~Apart Sam
Hari ini Sam tidak sekolah karena menunggu Justin yang masih belum siuman."Aw. Sstt. Aaa sakit banget" ucap Justin saat membuka matanya, ia memegang kepalanya
"Lah kok gue disini?" Tanya Justin pada dirinya sendiri
"Lo di Apart gue" jawab Sam masuk membawa nampan berisi makanan dan air minum.
"Oh Lo yang bantuin gue semalam?" Tanya Justin membuat Sam sedikit bingung
"Ah iya gue yang bawa Lo kesini" jawab Sam tersenyum tipis
"Lo gak luka habis hajar tuh preman-preman semalam?" Tanya Justin lagi.
"Banyak nanya Lo ke Dora. Makan dulu, terus Lo istirahat" jawab Sam kesal menyerahkan nampannya pada Justin.
"Jadi dia berbohong. Luka yang ada wajahnya karena dia nolongin Justin, bukan di palak preman" batin Sam
"Lo kenapa Sam? Kesambet?" Tanya Justin membuyarkan lamunan Sam
"Kagak napa-napa. Buru aja makannya, Lo harus pulang. Mamah nelpon gue dari tadi" jawab Sam kemudian berlalu dari kamarnya.
GIS
Karena berita David anak keluarga Smith sudah tersebar luas, hari tak seperti biasa untuk David. Ia menjadi pusat perhatian semua siswa. Ia hanya berdiri di parkiran. Entah kenapa sulit rasanya untuk melangkah."David" teriak seseorang berlari menuju ke arahnya.
"Panji. Untung Lo datang. Gue takut mau ke kelas. Kaki gue mati rasa, telinga gue pengang" ucap David mengadu
"Nanti juga Lo terbiasa. Lo gak perlu takut, gue bakal bareng sama Lo" jawab Paji membuat David mengangguk dengan senang.
Fyi: Panji udah tau ya semuanya dari Om Indra as Ayahnya.
Saat David dan Panji berjalan di koridor, Arkan dan Raka menghentikan mereka.
"Bang. Justin gak sekolah?" Tanya Arkan pelan
"Kita ke Roftoop aja. Nanti gue jelasin" jawab David diangguki mereka.
Setelah di Roftoop, David menceritakan semuanya.
"Tapi Lo semua jangan bilang-bilang ke Justin. Gue gak mau dia makin benci sama gue" lanjut David memohon
"Lo tenang aja bang. Kita bakal bantu supaya Justin bisa nerima Lo sebagai Abang nya" ucap Raka dengan tulus.
"Gue juga bakal bantu sebisa gue Dav" sambung Panji.
"Thanks guys" jawab David tersenyum manis
"Eh Lo berdua bisa cerita tentang si Sam gak? Kok si Justin bisa se sayang itu sama si Sam?" Tanya David serius.
"Lo gak nanya Om Marvin Dav?" Tanya Panji bingung
"Hanya sedikit" jawab David
"Gue gak tau rincinya gimana, intinya mereka udah sahabatan dari sebelum di Indo. Mereka tuh saling jaga banget, kek adik kakak gitu. Kalau si Sam sakit nih, Si Justin pasti bolos dengan alasan jagain Sam. Begitupun sebaliknya" jawab Raka menjelaskan
"Di sekolah gak ada yang tau siapa Justin sebenarnya, mereka hanya tau tentang Si Sam anaknya pengusaha yang berpengaruh di Indonesia. Terus mereka taunya Justin itu sepupu Sam, makanya pada takut sama mereka berdua" sambung Arkan.
"Pantesan waktu kejadian yang di kantin, gak ada yang berani negur mereka" ucap David
"Lo orang pertama yang ganggu Justin setelah dia ngasih peringatan waktu MOS dulu. Makanya dia kurang suka sama Lo bang" ujar Raka terkekeh
"Ya kan gue bener dong. Lagian itu anak dua gak sopan banget, sama kakak kelas cewek lagi" ucap David tak habis pikir
"Dia cuman ngasih pelajaran aja sebenarnya bang. Mereka tuh punya prinsip "Berani berbuat, berani bertanggung jawab" gitu bang" jawab Arkan
"Tapi kakak kelas itu gak mungkin sengaja dong" ucap David masih tak terima
"Ya walaupun gak sengaja, tetep harus bertanggung jawab" jawab Arkan.
"Keras kepala juga kayanya" ujar Panji tiba-tiba.
"Kalau dalam per basket an gimana? Dia tipe pemarah gak sih kalau kalah?" Tanya David lagi
"Basket tuh bagai tahta tertinggi di hidup Justin. Waktu latihan pun kalau dia kalah pasti marah, apalagi saat pertandingan resmi. Tapi kalau dia menang pasti senengnya kaya menang hadiah gede" jawab Arkan dengan wajah yang sangat serius.
"Itu bisa jadi cara Lo buat Deket sama Justin. Dia pasti seneng kalau ada yang mau belajar basket" ucap Panji semangat
"Bener kata bang Panji. Dia pasti seneng kalau da yang mau belajar basket" jawab Raka
"Gue terlalu lemah di basket. Tapi di rumah ada lapangan basket, gue bisa latihan dasar disana" jawab David dengan semangat
"Gue dukung Lo Dav" ucap Panji menepuk bahu David agak keras
"Sakit Panji" ujar David manyun
"Tuh mulut minta di tabok hmm?" Tanya Panji tersenyum miring
"Bang Ji senyum Lo nyeremin sumpah, merinding gue" ucap Raka. David dan Panji tertawa terbahak-bahak mendengar reaksi Arkan dan Raka yang menurut merek itu lucu.
Jangan lupa vote yaa
Sorry kalau ada typo
KAMU SEDANG MEMBACA
JUSTIN (Park Jeongwoo) || Tamat✓
FanfictionCerita biasa yang jadi luar biasa Cus baca langsung. Bukan bxb