chapter 1

3.6K 213 7
                                    

Vote nya jangan lupa
.
.
.

Nafas kian memburu di malam yang gelap, remang-remang cahaya dari lampu jalan menjadi alternatif sebagai penglihatan, kaki-kaki kurus itu terus berlari cepat menghindari seseorang yang mengejarnya di belakang,tangan nya yang bantet terus menggenggam plastik berisi beberapa soda yang baru ia curi di toko tadi,ya baru saja ia mencuri minuman dan sekarang harus segera bersembunyi agar seseorang yang sialnya adalah seorang polisi sedang mengejarnya tidak menangkap nya atau ia akan berada di dalam jeruji besi untuk yang kesekian kalinya.

Tepat saat memasuki gang-gang sempit yang pengap,pelaku pencurian itu tersenyum miring melihat sebuah belokan, segera ia berbelok dan bersembunyi di belakang pagar besi tempat ia bersembunyi setiap kali ia ketahuan mencuri, hanya ia- ah tidak, ada dua orang lagi yang tahu tempat ini.

"Yak! Pencuri kecil dimana kau?! Sial! Kenapa lari nya cepat sekali!"

Hampir si pelaku bernafas lega jika saja seseorang tidak mengagetkan nya dari belakang.

"Hyun-"

"Aish! Kau mengagetkan ku Jungkook!"

Nafas itu kembali memburu hebat karena jantungnya kembali berpacu, sedangkan yang baru saja mengagetkan nya itu menatap kearahnya dengan pandangan bingung,mata bulat yang lucu itu membuat nya sedikit gemas.

"Seokjin Hyung mencari mu"

Katanya lagi.
Ia hanya berdehem dan mengendap keluar dari tempat persembunyiannya, takut jika polisi tadi masih berdiri di tempat nya.

"Polisi Kim Taehyung sudah tak ada Hyung"

Ia menoleh kearah Jungkook sekilas dan kembali bernafas lega, lalu ia mengangkat plastik di tangan nya sembari menatap Jungkook seolah mengatakan 'kita akan pesta malam ini'.

Jungkook mengernyit kan keningnya menatap tepat kearah bungkusan di tangan orang di depan nya,pasti habis mencuri lagi.

"Jimin Hyung baru saja mencuri? Bukan kah sudah dilarang Seokjin Hyung?"

Jimin si pelaku pencurian itu memutar bola matanya malas,sekeras apapun dirinya di larang tetap saja tak akan berhenti melakukannya, ingatkan Jungkook bahwa mereka hidup miskin saat ini,ingin cari kerja paruh waktu pun susah. Jimin tidak ingin terus membebani Seokjin, Jimin tahu Seokjin sudah memiliki pekerjaan tetapi untuk menghidupi tiga orang itu susah,gaji Seokjin terbilang masih terlalu sedikit untuk kebutuhan mereka.

"Hyung dengar tidak?"

Jimin berdecak kemudian mengangguk mengiyakan, walaupun kepalanya terus mengangguk tetapi dalam hati tak berjanji jika tak melakukan nya lagi, nakal kan.

kakinya kembali berjalan kearah jalan pulang diikuti Jungkook di belakang.

"Jika Seokjin Hyung tahu pasti akan marah"

Jungkook kembali melanjutkan omelan nya, telinga Jimin sampai sakit mendengar nya.

"Tidak akan tahu jika kau tak bilang"

Sekarang bibir Jungkook mengerucut kesal,ia kesal karena Jimin baru saja menuduhnya tukang adu,ya meskipun benar sih.

Tak terasa mereka sampai di kediaman mereka,agak terpencil tempatnya.
Di dalam rumah kumuh itu sekarang tercium aroma masakan, membuat perut Jimin yang sejak tadi lapar karena berlari semakin meronta minta diisi.

Suara pintu berdecit tidak mengganggu aktivitas seseorang yang sedang berkutat di dapur,Jimin melihat iba kearah Seokjin,pasti Hyung tertua itu baru saja pulang dan langsung menyiapkan makanan, terlihat dari kemeja nya dengan warna nya yang mulai pudar belum di ganti.

Hakim Min [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang