chapter 8

914 131 6
                                    

Vote nya Jangan lupa
.
.
.

Mata bulat itu terlihat kecewa, bagaimana tidak kecewa jika janji yang sudah dibuat sejak lama dibatalkan begitu saja, bibirnya mengerucut karena kesal, tetapi ia tak dapat marah karena tidak berhak untuknya merah.

"Ne,gwenchana tuan Kim,lain kali saja. Akan ku kabari jika sudah sampai,arasseo"

Seokjin menutup panggilan telepon nya,sekali lagi ia menatap layar ponselnya yang sekarang berwarna gelap, padahal ingin sekali ia menunjukkan panti asuhan yang sudah membesarkannya dan juga kedua adik angkatnya serta memperkenalkan kepala polisi kepada pengasuh panti yang sudah ia anggap ibu itu.

"Apa kekasih mu tidak jadi ikut?"

Mata Seokjin membulat protes, sejak kapan Seokjin dan Namjoon punya hubungan khusus?

"Jaga bicaramu Jungkook, Namjoon-ssi bukan kekasih ku,Arasseo?"

Jungkook hanya mengangkat bahu nya acuh, padahal kemarin Seokjin begitu bersemangat saat Namjoon bilang ingin ikut mengunjungi panti, bahkan sekarang jika sedang berkumpul yang Seokjin bicarakan terus adalah Namjoon, jangan lupakan dengan kedua pipi yang sedang bersemu, Jungkook paham betul jika Hyung nya itu sedang jatuh cinta, semoga saja Namjoon juga memiliki perasaan yang sama seperti Seokjin agar Seokjin cepat mempunyai pendamping, jangan sibuk terus dengan pekerjaan yang tak ada habisnya.

"Apa anak-anak akan suka dengan yang kita bawa?"

Jimin muncul dari arah dapur membawa sebuah kardus dengan isi makanan ringan dan coklat,hasil sumbangan Namjoon dan beberapa uang dari Seokjin.

"Hm, mereka akan suka jika bukan barang hasil curi"

Sindiran yang begitu pedas di Sertai kekehan ringan,Jimin sampai tak dapat merespon ucapan Seokjin,lebih jelasnya kalimat umpatan yang ingin ia keluarkan tertahan di tenggorokan nya.

"Aku sudah tak melakukan nya lagi!"

"Maaf Hyung hanya bercanda"

Tak ingin memperpanjang perdebatan akhirnya mereka pergi ke halte bus, menunggu bus yang nanti akan membawa mereka ke panti.

Sudah lebih dari setengah jam mereka menunggu tetapi bus yang mereka tunggu tidak kunjung datang juga,merasa bosan karena terus duduk di halte sembari melihat kendaraan lain berlalu lalang.

Sampai ada sebuah mobil BMW menepi dan membunyikan klakson membuat mereka menoleh.

"Jimin"

Pengemudi itu melambaikan tangan nya begitu bersemangat kearah Jimin.

"Yoongi Hyung?"

Dan Jimin salah mengira untuk yang kesekian kalinya, yang sedang berdiri di samping mobil itu adalah Suga bukan Yoongi.

"Ingin pergi ke suatu tempat? Biar ku antar"

Seokjin dan Jungkook menatap penuh tanda tanya kearah Jimin, sejak kapan hakim min dan Jimin sedekat itu?

"Tidak perlu Hyung,kami sedang menunggu bus"

Wajah Suga terlihat kecewa, kentara sekali agar Jimin bisa melihat betapa kecewanya dirinya di tolak.

"Kau menolak ajakan ku?"

Bahkan bibir tipis itu mengerucut dengan lucu, Jungkook sampai mengernyitkan keningnya merasa ada yang aneh dengan tingkah hakim Min.

"H-hyung bukan seperti itu"

Jimin juga merasa bingung, Yoongi tiba-tiba beraegyo di depan nya, bukan Yoongi sekali,ingat Yoongi itu menjunjung tinggi harga diri.

Hakim Min [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang